Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Fosil Bayi Hominin Pertama Kalinya Dipamerkan untuk Publik

image-gnews
Fosil manusia Hominin. Sciencedaily.com
Fosil manusia Hominin. Sciencedaily.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Fosil bayi hominin, nenek moyang manusia, untuk pertama kalinya dipamerkan dan terlihat sedikit mirip manusia.

Studi yang dipublikasikan di jurnal Proceeding dari National Academy of Sciences, mengungkapkan bahwa Australopithecus afarensis, nenek moyang manusia yang hidup 3 juta tahun lalu, memiliki tulang pinggang dan toraks seperti manusia.

Tetapi, hominin muda berusa 2,5 tahun yang diberi nama Selam, dalam bahasa Amharic berarti "damai", memiliki susunan yang berbeda untuk bagian punggung atas dan bawah, salah satunya mungkin membantu untuk berjalan dengan dua kaki.

"Kami belum pernah tahu apakah nenek moyang kita punya pola tulang belakang yang sama dan jumlah yang sama," kata penulis studi Carol Ward, antropolog bilogi dari Unversitas Missouri, kepada Live Science.

Tulang belakang merupakan kunci yang membedakan manusia dengan kera karena struktur yang membuat berjalan tegak dengan dua kaki.

Hominin awal merupakan spesies transisi dari merangkak ke berjalan dengan dua kaki, namun tulang belakang mereka masih misteri karena umumnya kecil dan tidak terawetkan dengan baik.

Beberapa bagian kerangka Australopithecus afarensis, Australopithecus africanus, Australopithecus sediba dan Homo erectus memberi sedikit petunjuk bagaimana tulang belakang hominin.

Tetapi, ilmuwan belum yakin berapa jumlah tulang belakang mereka.

Fosil Lucy, Australopithecus afarensis yang ditemukan di Ethiopia pada 1974, hanya punya sembilan tulang belakang, salah satunya belakangan diketahui milik seekor babon.

Selam, bayi perempuan Australopithecus afarensis yang ditemukan di Dikika, Ethiopia pada 2000, berbeda.

Para ilmuwan sudah mengetahui bahwa nenek moyang manusia ini berjalan dengan dua kaki, tapi, juga memanjat pohon.

Tulang belakang

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tulang belakang Selam hanya berukuran 1,2 centimeter, sangat kecil sehingga tidak bisa diambil utuh dari batuan di sekelilingnya.

Begitu ilmuwan sudah menghilangkan cukup pasir, mereka akan membawanya ke European Synchrotron Radiation Facility di Prancis untuk diberi sinar X.

Hasil sinar X akan ditransformasi menjadi model tiga dimensi digital, diperkirakan Ward memakan waktu satu setengah tahun.

Gambar yang ditunjukan terdiri dari 12 tulang iga dan 12 toraks belakang, seperti susunan manusia modern.

Tetapi, tulang belakangnya tidak seperti milik manusia karena berbeda di bagian atas ke bawah.

Perbedaan ini terjadi di sendi facet (facet joint), tempat ligamen merekat tulang agar bisa digerakkan.

Pada manusia modern, sendi facet berubah bentuk dan arah di toraks 12 tulang belakang, yang paling bawah tersambung dengan iga.

Pada Selam, perubahan anatomi ini ada di toraks 11, pola yang sama pada hominin lainnya termasuk A. africanus, sediba dan Homo erectus.

Tulang belakang Selam adalah satu-satunya fosil yang terjaga baik pada leher dan tulang belakang yang menyangga iga, sampai ada Neanderthals 60 ribu tahun lalu.

Neanderthal memiliki transisi thoracolumbar yang sama dengan Homo sapien modern.

ANTARA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Komunitas Pemburu Fosil Purba Bumiayu, Pernah Disoraki Orang Gila

13 Juli 2019

Anggota komunitas Bumiayu - Tonjong, pencari dan pelestari fosil purba di museum mini purbakala Bumiayu, Brebes, Jawa Tengah. TEMPO | Shinta Maharani
Komunitas Pemburu Fosil Purba Bumiayu, Pernah Disoraki Orang Gila

Setiap kali menemukan fosil, komunitas ini melapor ke Balai Pelestarian Sangiran Situs Manusia Purba Sangiran.


Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Lantai Masjidil Haram, Fosil Manusia di Brebes

4 Juli 2019

Sejumlah umat Muslim beristirahat setelah ikuti sholat Jumat kedua di Bulan Ramadan ditengah melangsungkan ibadah Umrah di Masjidil Haram di Mekah, Arab Saudi, 25 Mei 2018. REUTERS/Ahmed Jadallah
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Lantai Masjidil Haram, Fosil Manusia di Brebes

Top 3 Tekno berita hari ini tentang lantai Masjidil Haram yang selalu dingin, penemuan fosil manusia purba Homo Erectus Bumiayu, dan Huawei P 30 Pro.


Fosil Manusia Tertua: Ini Beda Homo Erectus Bumiayu dan Sangiran

4 Juli 2019

Sejumlah fosil yang disimpan di Museum Buton, Bumiayu, Brebes Jawa Tengah. Di Bumiayu ditemukan fosil homo erectus Bumiayu, yang merupakan manusia purba tertua di Indonesia. (dok.kemendikbud.go.id)
Fosil Manusia Tertua: Ini Beda Homo Erectus Bumiayu dan Sangiran

Fosil manusia purba homo erectus Bumiayu menjadi manusia tertua di Indonesia, yang selama ini dipegang homo erectus Sangiran.


Temuan Fosil Manusia Purba di Brebes Bisa Mengubah Teori Sejarah

3 Juli 2019

Homo erectus. Kredit: Ancient News
Temuan Fosil Manusia Purba di Brebes Bisa Mengubah Teori Sejarah

Selain fosil manusia purba, para peneliti sebelumnya telah menemukan beberapa fosil lain di wilayah Bumiayu dan sekitarnya.


Fosil Manusia Purba Tertua di Indonesia Ditemukan di Brebes

3 Juli 2019

Homo erectus. Kredit: Ancient News
Fosil Manusia Purba Tertua di Indonesia Ditemukan di Brebes

Temuan fosil manusia purba tersebut berupa tulang bonggol dan rahang serta akar gigi.


Fosil Manusia Purba Ini Diyakini Merupakan yang Tertua di Dunia

8 Juni 2017

Gambar evolusi manusia, perubahan manusia dari zaman prasejarah hingga zaman modern di Museum Sangiran, Sragen, Jawa Tengah, 27 Desember 2014. Museum yang diakui sebagai warisan dunia oleh UNESCO ini memamerkan diorama manusia purbakala dan fosil yang ditemukan di Jawa. TEMPO/Frannoto
Fosil Manusia Purba Ini Diyakini Merupakan yang Tertua di Dunia

Asal-usul manusia kembali dipertanyakan, kali ini dengan temuan fosil manusia purba di Maroko.


Asal-usul Manusia dari Afrika Mulai Diragukan, Ini Sebabnya

25 Mei 2017

Fragmen fosil manusia purba tengkorak Homo erectus tipe arkaik temuan Setu Wiryorejo disimpan di brankas Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. TEMPO/Dinda Leo Listy
Asal-usul Manusia dari Afrika Mulai Diragukan, Ini Sebabnya

Fosil dari Yunani dan Bulgaria berupa makhluk mirip kera menimbulkan keraguan soal asal-usul manusia yang selama ini diyakini evolusi dari Afrika.


Dua Kerangka Manusia Purba Bandung Ditemukan di Gua Pawon

23 Maret 2017

Peneliti melakukan ekskavasi kerangka manusia prasejarah yang diperkirakan berusia 9.500 tahun di Goa Pawon, Desa Gunung Masigit, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, 22 Maret 2017. Tim dari Balai Arkeologi Jawa Barat melakukan ekskavasi dan menemukan dua kerangka tulang belulang hewan vertebrata, dan perkakas batu, di kedalaman 2,30 dan 2,45 meter dari permukaan tanah di kotak ekskavasi T4S3. TEMPO/Prima Mulia
Dua Kerangka Manusia Purba Bandung Ditemukan di Gua Pawon

Dua kerangka manusia purba Bandung ditemukan di Gua Pawon, Bandung. Berumur 9.500 tahun.


Ilmuwan Teliti Plak Gigi Manusia Neanderthal, Hasilnya...

9 Maret 2017

Ilustrasi manusia Neanderthal. arthursclipart.org
Ilmuwan Teliti Plak Gigi Manusia Neanderthal, Hasilnya...

DNA kuno dari plak gigi mengungkap informasi menarik baru mengenai Neanderthal, termasuk ihwal bahan makanan spesifik dalam diet mereka.


Nenek Moyang Manusia Ternyata Pemakan Rumput  

16 Juni 2016

Fisik dan otak manusia modern lebih kecil dari nenek moyangnya. (dailymail)
Nenek Moyang Manusia Ternyata Pemakan Rumput  

Jauh sebelum mengenal daging dan biji-bijian, ternyata nenek moyang manusia adalah pemakan rerumputan.