Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Gelombang Gravitasi Kembali Terdeteksi, Albert Einstein Benar?

image-gnews
Gelombang gravitasi terlihat dari Stasiun Internasional Luar Angkasa di atas Danau Superior dan Ontario. dailymail.co.uk
Gelombang gravitasi terlihat dari Stasiun Internasional Luar Angkasa di atas Danau Superior dan Ontario. dailymail.co.uk
Iklan

TEMPO.CO, Lousiana - Ilmuwan kembali mendeteksi gelombang gravitasi yang pernah diungkap Albert Einstein pada 100 tahun lalu. Gelombang gravitasi tersebut berasal dari fenomena bergabungnya dua lubang hitam raksasa yang berjarak tiga miliar tahun cahaya dari bumi. Sekadar informasi, satu tahun cahaya sekitar 10 triliun kilometer jarak di bumi.

Lubang hitam adalah perubahan wujud dari bintang raksasa yang sekarat. Ketika kolaps, bintang memicu supernova atau ledakan bintang yang membuat sebagian materialnya terpental ke jagat raya.

Para ahli meyakini lubang hitam terbentuk bersamaan dengan galaksi yang menjadi rumah mereka. Berbeda dengan bintang yang melepaskan cahaya, lubang hitam tak bisa dilihat karena tak ada cahaya yang bisa lolos dari tarikan gravitasinya.

Baca: Ilmuwan Memindai Otak Albert Einstein, Hasilnya...

Dalam Teori Relativitas Umum, Einstein menyebut jagat raya tidak statis dan kaku seperti yang diyakini banyak orang selama 200 tahun sejak era Isaac Newton. Menurut ilmuwan yang populer dengan rambut jabrik kelabunya itu, jagat raya justru merupakan ruang-waktu relatif yang dinamis.

Pergerakan materi dan energi dapat mengguncang struktur jagat raya dan memicu timbulnya riak-riak gravitasi yang membuat ruangwaktu, bahkan cahaya yang tadinya dianggap bergerak lurus, bisa melengkung.

Baca: Prediksi Albert Einstein Soal Gravitasi Terbukti Benar

Sinyal gelombang gravitasi tersebut diambil dari stasiun LIGO (Laser Interferometer Gravitational-Wave Observatory) yang ada di Lousiana, Amerika Serikat. Lembaga ini berdiri atas gabungan California Institute of Technology dan Massachusetts Institute of Technology.

Pendeteksian ketiga kalinya ini menegaskan bahwa, metode baru penyeledikan antariksa sedang berlangsung. "Juga, menjelaskan bahwa pengamatan astronomi akan beralih ke hal-hal baru: gelombang gravitasi," kata David Shoemaker, juru bicara LIGO Scientific Collaboration, seperti dilansir laman berita BBC, Jumat, 2 Mei 2017.

Pendeteksian ini terjadi pada 4 Januari lalu pukul 10.11 waktu setempat. Laporan selengkapnya bisa dibaca dalam jurnal Physical Review Letters edisi 1 Juni 2017. Artikel tersebut berjudul "Observation of a 50-Solar-Mass Binary Black Hole Coalescence at Redshift 0.2".

Dalam jurnal, tim ilmuwan memastikan bahwa bergabungnya dua lubang hitam raksasa ini menghasilkan skala energi yang sangat luar biasa. Tim mengungkap, dua lubang hitam tersebut memiliki massa masing-masing 31 kali dan 19 kali lebih besar dari matahari. Ketika keduanya bergabung lantas menghasilkan satu objek yang 49 kali lebih kecil dari matahari.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Artinya, ada cukup besar energi murni yang memancar. "Ini adalah peristiwa astronomi paling kuat yang pernah disaksikan manusia," kata Michael Landry, peneliti di LIGO yang juga anggota studi.

Baca: Fenomena Gelombang Gravitasi Tertangkap Lensa NASA

Dalam fenomena kali ini, tulis tim dalam jurnal, energi seukuran dua kali massa matahari dideformasi dalam bentuk ruang. Energi ini dilepaskan dalam waktu yang sangat singkat dan tidak satupun cahaya yang keluar dari proses ini. Karena itu, peneliti menyimpulkan ada peran gelombang gravitasi yang sangat besar dalam proses ini.

Seperti dua pengamatan sebelumnya, September dan Desember 2015, para ilmuwan tidak bisa mendeteksi secara detail lokasi deformasi lubang hitam kali ini. Dari tiga milidetik jarak antara sinyal pertama dan kedua, tim hanya bisa menentukan kemungkinan besaran dan sumbernya.

Memang, teleskop konvensional disiagakan untuk mencari kilatan cahaya yang akan muncul sebelumnya. Sayangnya, para peneliti tak menemukan cahaya apapun yang berasal dari gelombang gravitasi yang dihasilkan dari penggabungan dua lubang hitam ini. Peneliti LIGO baru bisa memecahkan masalah penentuan lokasi tersebut ketika stasion ketiga bernama VIRGO yang dibangun di Pisa, Italia, mulai bekerja musim panas ini.

Baca: Bunyi 'Trompet Langit' Terkait Gempa Bumi Besar

Deteksi gelombang gravitasi digambarkan sebagai salah satu terobosan fisika terpenting dalam dekade terakhir. Terobosan ini bagai menggetarkan jaring kosmos. Sebelum ada LIGO, beberapa fenomena energi yang 25 kali lebih besar dari pada matahari sama sekali tidak diketahui.

"Dalam dua tahun ini, populasi kehidupan di luar sana semakin misterius," kata Sheila Rowan, anggota tim dari Universitas Glasgow, Inggris. Dia mengatakan, yang akan kami lakukan ke depannya adalah.

Kita tunggu saja pembuktian lain adanya gelombang gravitasi yang pernah dikemukakan Albert Einstein pada 100 tahun lalu.

PHYSICAL REVIEW LETTERS | BBC | AMRI MAHBUB

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Observatorium Bosscha Tutup Kunjungan Publik Selama Bulan Puasa

32 hari lalu

Bangunan kubah ikonik di komplek Observatorium Bosscha, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, 16 Januari 2023. Tempat peneropongan bintang Observatorium Bosscha telah genap berusia 100 tahun pada tahun 2023 ini. TEMPO/Prima Mulia
Observatorium Bosscha Tutup Kunjungan Publik Selama Bulan Puasa

Minat pengunjung ke Observatorium Bosscha tergolong tinggi sejak kunjungan publik mulai dibuka kembali setelah masa pandemi.


Raih Nurtanio Award 2023, Harijono Djojodihardjo: Ini Bisa Memacu Generasi Muda

27 November 2023

Harijono Djojodihardjo menerima anugerah Nurtanio Award 2023 atas andilnya dalam memajukan iptek dan riset Indonesia, khususnya di bidang dirgantara. Dok: TEMPO/ANNISA FEBIOLA.
Raih Nurtanio Award 2023, Harijono Djojodihardjo: Ini Bisa Memacu Generasi Muda

Harijono Djojodihardjo, ahli penerbangan dan antariksa meraih anugerah Nurtanio Award 2023 dari BRIN.


BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

Kepala Badan Riset Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko dalam diskusi Ngobrol @Tempo bertajuk
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.


Membuka Jalan untuk Gibran

26 September 2023

Membuka Jalan untuk Gibran

Peluang Gibran Rakabuming Raka menjadi calon wakil presiden menguat.


Kepala BRIN: Teknologi Antariksa Akan Menjadi Kunci Masa Depan

21 September 2023

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko di IEMS 2023. (Foto: TEMPO/Rafif Rahedian)
Kepala BRIN: Teknologi Antariksa Akan Menjadi Kunci Masa Depan

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengatakan teknologi keantariksaan sendiri telah dimanfaatkan dalam berbagai sektor pembangunan.


Ilmuwan Deteksi Gelombang Gravitasi Raksasa, Bahaya Buat Bumi?

3 Juli 2023

Tabrakan dua lubang balok supermasif memancarkan gelombang gravitasi dalam ilustrasi. (Kredit: Aurore Simonnet untuk Kolaborasi NANOGrav)
Ilmuwan Deteksi Gelombang Gravitasi Raksasa, Bahaya Buat Bumi?

Dalam penemuan gelombang gravitasi raksasa kali ini, pendekatan yang digunakan adalah melacak perubahan jarak antara Bumi dan bintang suar.


Teori Albert Einstein Dipublikasikan Annalen der Physik, Jurnal Apa Itu?

9 Juni 2023

Sampul jurnal Annalen der Physik. Foto: Wiley Online Library
Teori Albert Einstein Dipublikasikan Annalen der Physik, Jurnal Apa Itu?

Pada 9 Juni 1905, teori fisika kuantum Albert Einstein dipublikasikan dalam jurnal Annalen der Physik


10 Ilmuwan Dunia Populer yang Menciptakan Karya Luar Biasa, dari Einstein sampai Lovelace

29 Mei 2023

Naskah teori relativitas umum Albert Einstein ditampilkan di rumah lelang Christie di Paris, 22 November 2021. Naskah tersebut terjual dengan harga 11,7 juta Euro atau setara Rp187 miliar, dalam acara lelang pada 23 November 2021. REUTERS/Antony Paone
10 Ilmuwan Dunia Populer yang Menciptakan Karya Luar Biasa, dari Einstein sampai Lovelace

Berkembangnya teknologi saat ini tidak terlepas dari ilmuwan terdahulu yang menciptakannya. Berikut beberapa ilmuwan terkenal dengan karya luar biasa.


Mengenal Adhara Sanchez, Anak Jenius dari Meksiko

13 Mei 2023

Adhara Prez Snchez. Instagram
Mengenal Adhara Sanchez, Anak Jenius dari Meksiko

Adhara Sanchez bocah perempuan berusia 11 tahun asal Meksiko menyita perhatian publik dunia. Kenapa?


Misi Explorer 11 Diluncurkan NASA pada 27 April 1961, Apa Itu?

27 April 2023

Ilustrasi luar angkasa
Misi Explorer 11 Diluncurkan NASA pada 27 April 1961, Apa Itu?

Misi Explorer 11 NASA bertujuan mempelajari sinar gamma di luar angkasa.