Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Fenomena Langit Bulan Juni: 4 Komet Ini Sedang Bersinar

image-gnews
Setiap April, Bumi memotong debu yang ditinggalkan ekor komet Thatcher (C/1861 G1). Peristiwa ini mengakibatkan hujan meteor Lyrid di Bumi. Ini adalah salah satu fenomena bintang jatuh paling ditunggu yang dapat diamati dari seluruh penjuru Bumi, termasuk Indonesia. Simak fakta dan cara menyaksikan hujan meteor Lyrid berikut ini:
Setiap April, Bumi memotong debu yang ditinggalkan ekor komet Thatcher (C/1861 G1). Peristiwa ini mengakibatkan hujan meteor Lyrid di Bumi. Ini adalah salah satu fenomena bintang jatuh paling ditunggu yang dapat diamati dari seluruh penjuru Bumi, termasuk Indonesia. Simak fakta dan cara menyaksikan hujan meteor Lyrid berikut ini:
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Fenomena langit bulan Juni ini ada empat komet yang sedang bersinar. Menurut komunitas astronomi amatir Langit Selatan dalam laman situs mereka, setidaknya ada empat komet yang cukup terang untuk diamati, yaitu C/2015 V2 (Johnson), C/2015 ER61 (PANSTARRS), 71P/Clark, dan 41P Tuttle-Giacobini-Kresak.

Baca: Pertama Kali Ditemukan, Komet Tak Berekor

Memang, keempatnya tidak bisa dilihat tanpa alat. Ambillah binokuler atau teleskop, Anda akan bisa menyaksikan bintang dan ekornya melesat di langit malam. Berikut keempat komet tersebut, seperti dikutip dari laman langitselatan.com:

1. Komet C/2015 V2 (Johnson)


(Foto: Virtual Telescope)

Biasa disebut Komet Johnson. Saat ini, komet tersebut sedang bergerak menuju titik terdekatnya dengan matahari. Semakin dekat, tingkat kecemerlangannya juga kian meningkat.

Komet dengan orbit hiperbola ini datang dari tempat yang sangat jauh. Komet Johnson berasal dari jarak 59.200 astronomical unit (AU). Sekadar informasi, satu AU sama dengan 149,5 juta kilometer. Jauh sekali? Pastinya. Adalah jess Johnson, astronom dari Catalina Sky Survey, yang menemukan komet non-periodik ini pada 3 November 2015 dengan menggunakan teleskop Schmidt-Cassegrain 0,68 meter. Non-periodik artinya tidak akan pernah kembali menyambangi tata surya.

Baca: Komet Ini Lepaskan Alkohol ke Luar Angkasa

Dalam perjalanannya mendekati matahari, jarak komet ini dengan bumi sekitar 0,82 AU. Hari ini, tingkat kecemerlangannya mencapai 7,8 magnitudo, semakin tinggi magnitudo semakin cerah. Malam ini adalah waktu yang tepat mengamatinya dari bumi. Namun, perlu diingat, perlu teleskop untuk mengamatinya. Karena mata kita hanya bisa melihat benda langit yang tingkat kecemerlangannya 6 magnitudo. Itu pun di langit yang sangat cerah.

Setelah berpapasan dengan matahari di jarak 1,64 AU, pada 12 Juni 2017, Komet Johnson akan meneruskan perjalannya meninggalkan tata surya kita. Selama bulan ini, Anda bisa mengamatinya di rasi bintang Bootes, si pembajak, di timur laut. Dan Mulai 15 Juni, Komet Johnson bisa ditemukan di rasi Virgo, tepatnya ketika matahari terbenam dan terus bergerak ke arah barat.

2. Komet C/2015 ER61 (PANSTARRS)


Jalur lintasan Komet ER61 PANSTARSS. (In-The-Sky.org)

Setelah berada pada posisi terdekat dengan bumi pada 19 April 2017 dan mencapai jarak terdekat dengan matahari, 9 Mei 2017, komet C/2015 ER61 (PANSTARRS) akan semakin meredup. Meski begitu, komet C/2015 ER61 ini masih bisa diamati dengan mudah lewat binokuler. Tingkat kecemerlangannya mencapai 8,2 magnitudo. Komet ER61 ini tampak di rasi Pisces, si ikan, dan terus bergerak menuju rasi Aries.

Komet C/2015 ER61 (PANSTARRS) ditemukan 15 Maret 2016 dalam survei NEO PanSTARRS-1 di Haleakala in Maui, Hawaii. Mulanya, namanya hanya ER61 lantaran dianggap asteroid yang lokasinya dekat dengan bumi. Setelah diselidiki, ini adalah komet yang berasal dari Awan Oort, sekumpulan komet berbentuk awan bulat. Saat itu, tingkat kecemerlangannya mencapai 21,5 magnitudo pada jarak 8,44 AU dari matahari, setara dengan jarak Jupiter ke Saturnus.

Baca: Komet Ini Lepaskan Alkohol ke Luar Angkasa

Menariknya, komet ini mengorbit matahari selama 7.646,53 tahun. Memang, perjalanan komet ini sangat lama dan juga jauh. Jarak terdekatnya dengan matahari pun hanya 1,04 AU dan jarak  terjauhnya 775,22 AU. Pada 2020, diperkirakan jarak terjauhnya dari matahari akan mencapai 854 AU karena perubahan orbitnya. Bulan ini, komet akan tampak sekitar tiga jam sebelum matahari terbit.

3. Komet 71P/Clark

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan


Jalur lintasan Komet Clark. (In-The-Sky.org)

Setiap 5,5 tahun, komet Clark akan menyambangi area terdekatnya dengan matahari dalam jarak 1,56 AU. Setelah berpapasan dengan matahari pada 15 Desember 2011, Komet Clark akan kembali ke titik terdekatnya dengan matahari pada 30 Juni mendatang.

Komet ini ditemukan oleh Michael Clark pada 9 Juni 1973 saat melakukan pengamatan dari Mount John University Observatory di Selandia Baru. Saat ditemukan, tingkat kecemerlangannya mencapai 13 magnitudo.

Baca: Komet-Asteroid Chiron Diduga Memiliki Cincin

Selama Juni ini, Komet Clark akan tampak di rasi Scorpius dengan tingkat kecemerlangannya mencapai 11,2 magnitudo. Anda bisa mengamatinya melalui teleskop sejak matahari terbenam sampai terbit.

4. Komet 41P/Tuttle-Giacobini-Kresak


Jalur lintasan Komet 41P. (In-The-Sky.org)

Komet terakhir yang bisa Anda amati di Juni ini adalah Komet 41P/Tuttle-Giacobini-Kresak. Lihatlah ke rasi Hercules, Anda akan menemukan bintang berekor yang tingkat kecemerlangannya mencapai 14,78 magnitudo ini sejak hari ini.

Anda bisa mengamatinya sejak pukul 21.00 malam, ketika rasi Hercules dan Ophiuchus sudah terbit. Kedua rasi ini akan bergerak terus ke arah barat sampai fajar datang.

Baca: Astronom Bosscha Ajak Memotret Komet Lovejoy

Komet periodik yang satu ini memiliki periode orbit 5,4 tahun dan ditemukan pertama kali oleh Horace Parnell Tuttle pada 3 Mei 1858. Komet 41P merupakan bagian dari keluarga komet Jupiter dengan jarak 3,085 AU.

Jarak terdekatnya dengan matahari 1,56 AU. Komet 41P memperoleh namanya dari Michel Giacobini dan Lubor Kresák yang menemukan kembali komet ini pada 1907 dan 1951.

Baca: Lovejoy, Komet Hijau Paling Terang

Kini, ambil teleskop dan kamera, saatnya berburu empat komet yang sedang bersinar dan tidak melewatkan fenomena langit bulan ini.

AMRI MAHBUB

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Astronom BRIN Jelaskan Kemunculan Komet Setan Menjelang Lebaran

19 hari lalu

Komet 12P/Pons-Brooks terlihat setelah letusan besar pada 20 Juli 2023. Tanduk khas dalam letusan itu menjadikan komet ini disebut sebagai komet setan. Foto: Comet Chasers/Richard Miles
Astronom BRIN Jelaskan Kemunculan Komet Setan Menjelang Lebaran

Komet 12P/Pons-Brooks diperkirakan muncul bersamaan dengan peristiwa gerhana matahari total pada 8 April 2024. Mengapa disebut komet setan?


Komet Halley Memulai Perjalanan 38 Tahun Kembali Menuju Bumi

10 Desember 2023

Komet Halley (ESA)
Komet Halley Memulai Perjalanan 38 Tahun Kembali Menuju Bumi

Pertunjukan utama Komet Halley dimulai di langit pagi pertengahan bulan Juni.


Kisah Penemuan Komet Baru C/2023 P1 oleh Astronom Amatir Jepang

6 September 2023

Komet C/2023 P1 (Nishimura) (Japan Posts)
Kisah Penemuan Komet Baru C/2023 P1 oleh Astronom Amatir Jepang

Seorang astronom amatir Jepang yaitu Hideo Nishimura baru-baru ini menemukan komet yang dinamakan C/2023 P1 (Nishimura).


Penampakan Komet Temuan Baru Dekat Ufuk Timur 1-6 September

2 September 2023

Komet C/2023 P1 (Nishimura) (Japan Posts)
Penampakan Komet Temuan Baru Dekat Ufuk Timur 1-6 September

Komet yang kini dinamakan C/2023 P1 (Nishimura) itu tergolong baru.


Komet Hijau dan Hujan Meteor Alpha Centaurid Warnai Fenomena Astronomi Februari

1 Februari 2023

Lovejoy, Komet Hijau Paling Terang pada Januari 2015
Komet Hijau dan Hujan Meteor Alpha Centaurid Warnai Fenomena Astronomi Februari

Komet bisa diamati hingga akhir Februari.


ITERA Lampung Berhasil Abadikan Komet Langka C/2022 E3 (ZTF)

18 Januari 2023

Pusat Observatorium Astronomi ITERA Lampung (OAIL) berhasil mengabadikan komet langka yang bernama C/2022 E3 (ZTF) menggunakan Teleskop OZT-ALTS, Senin, 16 Januari 2023, pukul 05.00 - 05.15 WIB dini hari.  (OAIL)
ITERA Lampung Berhasil Abadikan Komet Langka C/2022 E3 (ZTF)

Pusat Observatorium Astronomi ITERA Lampung (OAIL) berhasil mengabadikan komet langka tersebut pada hari Senin, 16 Januari 2023.


Setelah 50.000 Tahun, Komet Langka C/2022 E3 (ZTF) Melintas Dekat Bumi Februari

17 Januari 2023

Foto komet C/2022 E3 ZTF diambil pada 26 Desember 2022 di Payson, Arizona oleh Chris Schur. (Kredit gambar: Chris Schur)
Setelah 50.000 Tahun, Komet Langka C/2022 E3 (ZTF) Melintas Dekat Bumi Februari

Komet berwarna biru dan hijau terang, serta emas pada bagian ekornya itu diperkirakan mendekati bumi terakhir kali saat Neanderthal menjelajahi Bumi.


Setelah 50.000 Tahun, Komet C/2022 E3 Kembali Mendekati Bumi, Bisa Diamati Kamis

10 Januari 2023

Foto komet C/2022 E3 ZTF diambil pada 26 Desember 2022 di Payson, Arizona oleh Chris Schur. (Kredit gambar: Chris Schur)
Setelah 50.000 Tahun, Komet C/2022 E3 Kembali Mendekati Bumi, Bisa Diamati Kamis

Komet, yang diberi nama C/2022 E3 (ZTF), akan mencapai jarak sekitar 160 juta kilometer dari Matahari.


Ditabrak DART, Asteroid Dimorphos Ciptakan Ekor Puing 10 Ribu Kilometer

6 Oktober 2022

Gambar asteroid Dimorphos setelah ditabrak wahana antariksa DART ditunjukkan oleh Teleskop SOAR. Foto: NOIRLab
Ditabrak DART, Asteroid Dimorphos Ciptakan Ekor Puing 10 Ribu Kilometer

Dua hari setelah misi DART, gambar dari Teleskop SOAR menunjukkan asteroid Dimorphos membentang dari tengah ke tepi kanan gambar.


Komet K2 dari Awan Oort Melintasi Bumi Menuju Matahari

25 Juli 2022

Komet C/2017 K2 (PanSTARRS) atau lebih dikenal dengan K2 tengah melintasi bumi. Komet ini diduga berasal dari suatu lokasi di bagian luar tata surya yang dinamakan Awan Oort. (BPON Kupang/M. Rayhan)
Komet K2 dari Awan Oort Melintasi Bumi Menuju Matahari

Komet K2 melintas terdekat dengan Bumi pada 13 Juli 2022 pada jarak sekitar dua kali jarak Bumi ke Matahari.