TEMPO.CO, Amsterdam - Rijkmuseum di Amsterdam, Belanda, baru saja mendapatkan buku fotografi botani pertama karya Anna Atkins (1799-1871), fotografer perempuan pertama. Buku berjudul Photographs of British Algae: Cyanotype Impressions merupakan buku fotografi langka yang diterbitkan Atkins pada 1844.
"Dengan bangga kami suguhkan kepada Anda buku fotografi pertama di dunia ini," kata Rijksmuseum General Director, Taco Dibbits, dalam laman Rijkmuseum.
Baca: Berita Sains Unik: Cara Otak Mengusir Rasa Takut
Cara pertama cetak foto ditemukan pertama kali pada 1842, menggunakan bahan kimia dan sinar matahari untuk menciptakan gambar negatif dari siluet objek dengan latar belakang biru. Atkins termasuk yang pertama menghasilkan karya fotografi Alga menggunakan teknik pertama fotografi. Karya kini masih bertahan hingga sekarang.
Baca: Dua Abad Kebun Raya Bogor LIPI, Benteng Terakhir Flora Indonesia
Berikut beberapa karyanya:
Rhodomenia laciniata
(Foto: The New York Public Library)
Cyanotypes, teknik awal pencetakan foto, menggunakan bahan kimia dan sinar matahari untuk menciptakan citra negatif dari suatu objek yang siluet dengan latar belakang biru.
Fucus vesiculosus
(Foto: The New York Public Library)
Di tahun-tahun berikutnya, Anna Atkins berkolaborasi dengan Anne Dixon (1799-1864), seorang ahli botani wanita lainnya, untuk menghasilkan dua buku tambahan yang diilustrasikan dengan teknik cyanotype berjudul Cyanotypes of British and Foreign Fergn (1853) dan Cyanotypes of British and Foreign Flowering Plants and Ferns (1854).
Himanthalia lorea
(Foto: The New York Public Library)
Buku Photograph of British Algae ini berisi 307 gambar alga yang berasal dari perairan di dan sekitar Inggris Raya.
Cystoseira granulata
(Foto: The New York Public Library)
"Atkins menghasilkan ribuan foto dengan teknik cyanoype selama 10 tahun," menurut Dibbits.
Baca: Situs Lukisan Gua di Sangkulirang Diusulkan Jadi Geopark
Buku fotografi botani pertama yang berisi 307 halaman ini sedang dipamerkan di Rijkmuseum di Amsterdam, Belanda, pada 17 Juni - 17 September 2017.
LIVE SCIENCE | AMRI MAHBUB