TEMPO.CO, Jakarta - Sepanjang 2017, sejumlah pyrosome — koloni dari organisme yang serupa dengan jeli dan memancarkan cahaya di sekujur tubuhnya — memenuhi perairan dari pesisir California Selatan sampai teluk Alaska, Amerika Serikat. Temuan karakteristik dan perilaku organisme mirip acar timun tersebut membingungkan peneliti dan membuat frustrasi para nelayan.
Pyrosome bergerak dalam koloni-koloni yang berisi ratusan sampai ribuan makhluk-makhluk, dikenal sebagai zooids. Makhluk-makhluk tersebut menempel seperti gelatin, seperti acar yang memiliki bercak-bercak timbul dan keruh di dalam air. Belum diketahui apakah pyrosome memiliki relasi dengan ubur-ubur, sebuah pyrosome hanya berukuran beberapa sentimeter saja, walau beberapa ada yang tumbuh sepanjang 30cm atau 60cm.
Mereka mendapat sumber makanan dengan menyaring ganggang mikroskopik, atau biasa dikenal sebagai phytoplankton, ketika makhluk tersebut mengambang bersama arus air. Pyrosoma — diambil dari kata dalam bahasa Yunani untuk “tubuh api” — adalah karakteristik biologis bioluminescent yang menyebabkan tubuh mereka terang dalam kegelapan.
Pesisir barat dari Amerika Serikat jarang melihat adanya pyrosome sampai 2012, ketika beberapa darinya terlihat di perairan California. Sejak saat itu, menurut ilmuwan-ilmuwan dari The National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), jumlah dari pyrosome berkembang biak dan menyebar ke arah Utara, lalu merebak pada musim semi tahun ini.
Pyrosome tidak memiliki dampak yang merugikan bagi manusia, tapi mereka adalah sumber masalah bagi penangkapan ikan komersil di negara bagian Oregon. Ribuan makhluk lengket ini menyumbat alat-alat pancing pada beberapa bulan belakangan. Beberapa di antaranya bahkan ditemukan kandas di pantai.
“(Masalah ini) sampai ke titik dimana, akibat merebaknya makhluk tersebut, sampai-sampai Anda bahkan tidak bisa memancing di sana, jadi Anda harus mengangkut alat-alat pancing dan pindah ke tempat lain,” kata Nancy Fitzpatrick, direktur eksekutif dari Oregon Salmon Commission.
Menurut NOAA, 60 ribu pyrosome berhasil dijaring oleh beberapa peneliti dalam pencarian yang memakan waktu selama lima menit di sungai California.
Aaron Baldwin mengatakan, ilmuwan biologi perikanan untuk Departemen Perikanan Alaska, nelayan-nelayan di bagian tenggara dari negara bagian Alaska juga mengalami dampak negatif dari pyrosome, dimana mereka harus menunda operasi ketika ketebalan pyrosome mencapai puncaknya pada awal tahun ini.
Karen Johnson, pemancing ikan halibut dari Sitka, Alaska, memantau pergerakan pyrosome dan menuliskannya di akun Facebook miliknya. Ia menyebutkan bahwa ia melihat sendiri pyrosome-pyrosome yang berbinar di dalam sebuah ember yang berisi spesimen-spesimen hidup, ditangkap oleh saudaranya.
“Saya taruh (pyrosome) di dalam ruangan yang gelap dan goyangkan air sedikit dan, tentu saja, mereka berbinar dengan sendirinya,” katanya kepada berita media Reuters.
Ilmuwan-ilmuwan memercayai bahwa fenomena pyrosome ini berhubungan dengan naiknya suhu laut sepanjang pesisir pasifik yang membawa perubahan pada kehidupan maritim beberapa tahun belakangan, termasuk diantaranya fenomena merebaknya singa laut yang kandas di California.
Salah satu temuan yang membingungkan adalah betapa jauhnya pyrosome menjauhi wilayah tropis. “Tentunya Alaska jauh dari jangakauannya,” kata Ric Brodeur, ilmuwan biologi dari NOAA.
Yang masih belum bisa dipastikan adalah periode dimana mereka akan menetap dan apakah periode tersebut akan cukup lama sampai bisa mengganggu rantai makanan di sana.
Pyrosome adalah penyaring phytoplankton yang sangat efisien. Phytoplankton adalah sumber makanan bagi binatang kecil krill (memiliki tubuh seperti udang) yang juga adalah sumber makanan bagi beberapa spesies ikan, paus dan burung-burung laut, menurut beberapa ilmuwan biologi.
Organisme-organisme seperti pyrosome biasanya berkembang biak secara cepat, walau angkanya bisa menurun ketika kualitas dari lingkungan memburuk, menurut Keith Sakuma, ilmuwan dari NOAA. Ia menambahkan, “kami tidak tahu apa area implikasi-implikasi jangka panjangnya.”
REUTERS | STANLEY WIDIANTO | NS