TEMPO.CO, Jakarta - Monumen batu Avebury, yang terletak di Wiltshire, Inggris, dianggap masih menyimpan banyak misteri, terutama soal pendirian dan penggunaannya. Kini, misteri situs itu bertambah dengan penemuan monumen megalitikum rahasia berbentuk persegi di bawah situs batuan prasejarah itu. Situs baru itu diyakini lebih tua dibandingkan dengan situs di atasnya.
Penemuan itu diungkapkan Mark Gillings, direktur akademik arkeologi di School of Archaeology and Ancient History di Universitas Leicester. "Kami mendeteksi dan memetakan seri bebatuan berdiri dan bersejarah yang sebelumnya terkubur dan tersembunyi dalam keadaan tidak sempurna, yang diperkirakan rusak pada abad 17 dan 18," kata dia.
Gillings menjelaskan, penemuan monumen megalitikum persegi yang sangat mencolok dan unik di dalam situs Avenury ini memiliki potensi untuk menjadi salah satu dari struktur kuno pertama pada situs menakjubkan ini.
Penemuan baru ini mengejutkan untuk sebuah situs lama yang telah dipelajari secara serius oleh arkeolog sejak tahun 1600-an. Situs Avebury di bagian barat daya Inggris, merupakan satu dari berbagai monumen kuno paling misterius di negara tersebut. Monumen Neolitikum diperkirakan dibangun antara 4.850-4200 tahun yang lalu, mengutip dari English Heritage.
Bersama dengan Stonehenge, Bukit Silbury, dan Bukit Windmill, monumen yang baru ditemukan ini bisa jadi merupakan lokasi keramat yang digunakan oleh orang-orang jaman dulu untuk melakukan ritual dan berkumpul, yang tujuannya masih diselimuti misteri.
Situs Avebury terdiri atas henge (sebuah wilayah periode nelotik, biasanya terdiri dari benteng berbentuk oval untuk melindungi wilayah tertentu di dalamnya) dengan luas tersisa 3.270 kaki. Di sana ada parit dan tanggul. Situs ini juga terdiri dari sebuah lingkaran batu, yang disusun oleh hampir 100 lingkaran batu-batu raksasa, dengan dua lingkaran batu yang lebih kecil.
Pada 1939, Alexander Keiller, seorang keturunan arkeolog amatir, menyadari jika beberapa batu dalam lingkaran dalam, tampak membentuk sudut siku-siku pada jajarannya. Ia yakin bahwa petunjuk kecil dari persegi tersebut bisa jadi merupakan sisa-sisa peninggalan jaman pertengahan. Sayangnya perang dunia kedua akan segera meletus, sehingga Keiller saat itu tidak dapat melanjutkan survei arkeologinya.
Dalam penelitian terbaru, Gillings menggunakan ground-penetrating radar, yang memetakan resistensi tanah melalui gelombang suara. Ia menemukan beberapa hal menarik: tingkat objek resistensi tinggi (diasumsikan sebagai batu yang terkubur), area petak tanah resisten lebih rendah (kemungkinan adalah batu yang terkubur dalam atau sisa-sisa bangunan), serta area resistensi rendah (kemungkinan adalah lubang-lubang yang telah hancur).
Orientasi dari batu yang tertanam ini membentuk sebuah persegi. Gilling melaporkan hal itu dalam studinya, namun belum disampaikan pada jurnal untuk diperiksa.
Ternyata, pengaturan siku-siku dari batu yang Keiller temukan membentuk sebuah batu persegi yang mengelilingi daerah berbentuk lingkaran yang dikenal sebagai Obelisk. Kala monumen lingkaran dari periode Neolitikum akhir sudah sering diketahui, monumen persegi merupakan sebuah hal yang aneh saat itu, catat peneliti.
Penemuan baru di situs ini dapat membuka tabir mengapa monumen Avebury dibangun. Peneliti antara lain berspekulasi bahwa salah satu kemungkinannya adalah bahwa persegi tersebut menentukan batas penghalang dari bangunan pertama, atau tempat tinggal dalam area tersebut, yang dahulu digunakan sebagai pusat dari lingkaran dalam.
"Penyelesaian kerja yang dimulai pertama kali oleh Keiller pada tahun 1930 menemukan monumen yang benar-benar baru dalam jantung lingkaran batu bersejarah tertua di dunia, menggunakan teknik yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya. Selanjutnya, masih akan ada banyak hal yang akan dipecahkan di Avebury jika kita memiliki pertanyaan yang tepat," Kata Nick Snashall, National Trust Archaeologist di Avebury dalam pernyataannya.
LIVESCIENCE | BIANCA ADRIENNAWATI | NS