TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan layanan streaming musik, SoundCloud, mengumumkan telah memecat 173 karyawannya, atau sekitar 40 persen dari total angkatan kerja perusahaan asal Jerman tersebut. Mereka juga menutup kantor di London, Britania Raya, dan San Francisco, Amerika Serikat, untuk memfokuskan operasi di kantor di Berlin, Jerman, dan New York, Amerika Serikat.
The New York Times menulis, pengumuman pemecatan itu dilakukan SoundCloud pada Kamis, 6 Juli 2017. “Dengan mengurangi pengeluaran dan melanjutkan peningkatan pendapatan, kami berada di jalur yang nantinya akan membawa laba and kontrol penuh pada masa depan SoundCloud yang independen,” kata Alexander Ljung, eksekutif utama dan salah satu dari pendiri SoundCloud.
Baca Juga:
Pemecatan ini dilakukan di saat SoundCloud diterpa spekulasi bahwa perusahaan tersebut akan dijual. SoundCloud memiliki 175 juta pengguna reguler di tahun 2014. Namun, belakangan perusahan ini mulai tergeser oleh Spotify, Apple Music, Amazon Prime, dan Pandora.
SoundCloud Go yang rilis awal tahun lalu menuai ulasan yang beragam. SoundCloud belum memperbaharui jumlah penggunanya hampir 3 tahun terakhir, namun analis yakin bahwa hal itu jauh lebih rendah dari 175 juta.
Spotify memiliki 140 juta pengguna, 50 juta di antaranya membayar langganan, dan Apple Music memiliki 27 juta pengguna berbayar. Amazon tidak melaporkan berapa banyak orang yang menggunakan layanan "Prime Music"-nya, namun beberapa perkiraan merupakan pesaing dekat Apple dan Spotify.
Jim Griffin, konsultan media digital mengatakan bahwa SoundCloud pernah menduduki "tempat yang baik untuk berdiri bagi mereka yang memiliki kebutuhan audio untuk mencapai dunia." Namun, kini prusahaan itu tergerus perkembangan cepat media. "Ini cari sebuah kursi dalam tahap akhir kebiadaban musikal atau media."
NEW YORK TIMES | MEIDIKA SRI WARDIANA | STANLEY WIDIANTO | NS