Hipotesis tim Stoddard tentang berbagai bentuk telur semata untuk menjaga tubuh tetap licin dan ramping untuk terbang. Hasilnya, burung-burung tampaknya membuat telur lebih asimetris atau lonjong. Dengan bentuk telur seperti ini, kata dia, burung dapat memaksimalkan volume telur tanpa meningkatkan lebar telur.
"Ia adalah keuntungan di dalam tuba fallopi yang sempit," ujar dia.
Evolusi telur oleh hewan bertelur, yang dilengkapi membran atau selaput dan cangkang, adalah kunci vertebrata meninggalkan laut dan menduduki daratan dan udara. Tapi bagaimana telur burung mengalami evolusi menjadi begitu banyak bentuk dan ukuran merupakan satu misteri lama yang belum terpecahkan. Ini juga menjawab bagaimana burung berevolusi.
L. Mahadevan, peneliti biologi evolusi dan organisme dan fisika Universitas Harvard, yang terlibat dalam riset unik ini, mengatakan sebenarnya mereka mengajukan tiga pertanyaan penting untuk memahami bentuk telur.
Pertanyaan itu: bagaimana menguantifikasi bentuk telur dan menyediakan satu basis untuk perbandingan bentuk telur semua spesies? Lalu mekanisme biofisika apa yang menentukan bentuk, dan apa implikasinya pada evolusi dan kondisi ekologi?
Baca: Ternyata Begini Kehidupan Unik di dalam Sarang Lebah Madu
Dari riset unik puluhan ribu bentuk telur itu, mereka berkesimpulan bentuk telur berubah secara perlahan pada seluruh spesies. Perubahan itu lebih ditentukan oleh sifat membran daripada cangkang. Ada korelasi kuat yang menghubungkan bentuk telur elips dan asimetrisnya terkait dengan kemampuan terbang yang kuat.
"Temuan terakhir ini sungguh mengejutkan," kata Mahadevan yang juga aktif di Wyss Institute of Bioinspired Engineering di Harvard.
Peneliti menemukan bahwa bentuk telur di masa lalu adalah satu rangkaian kesatuan dengan banyak spesies tumpang-tindih. Bentuknya membentang dari telur bola yang hampir sempurna sampai telur berbentuk kerucut.
Baca: Sungguh Unik, Kerang Ini Berganti Kelamin di Antartika
Selanjutnya: Peneliti sudah lama...