TEMPO.CO, Texas - Melakukan olahraga lari selama sejam per hari mungkin bisa jadi salah satu cara untuk hidup tujuh jam lebih lama. Tak percaya? Dalam jurnal Progress in Cardiovascular Diseases, sekelompok ilmuwan Amerika Serikat membuktikan hal tersebut.
Temuan ini merupakan tindak lanjut dari studi tiga tahun sebelumnya. Dalam studi kala itu, tim ilmuwan dari Cooper Institute di Dallas melakukan serangkaian tes lima menit berlari. Hasilnya, rentang hidup seseorang menjadi lebih lama, tapi saat itu belum diketahui berapa lama.
Pada studi kali ini, Duck-chul Lee, pakar kinesiologi dari Iowa State University, dan tim mencoba melihat lebih lanjut efek olahraga lari terhadap pengurangan risiko kematian.
"Banyak pelari yang bertanya kepada kami soal studi Cooper Institute itu. Karena itulah kami membuat studi lanjutan dan mendalaminya," kata dia, seperti dikutip dari laman berita The New York Times.
Baca: Berenang Vs Lari, Mana yang Lebih Oke
Lee dan tim memulai dengan mengumpulkan kembali data dari Cooper Institute untuk melihat manfaat berlari dalam skala yang lebih besar. Mereka menganalisis data tersebut menggunakan perhitungan khusus. Secara akumulatif, data menunjukkan bahwa lari, berapa pun kecepatan atau jarak tempuh seseorang, mampu menurunkan risiko kematian dini sebesar 40 persen.
Lalu, peneliti membandingkan angka tersebut dengan data bukan pelari. Hasilnya, bukan pelari memiliki 6 persen risiko kematian dini yang berasal dari segala jenis penyakit dan 25 persen risiko kematian yang diakibatkan serangan jantung.
Namun perlu digarisbawahi di sini bahwa peserta penelitian adalah orang berkulit putih dan berasal dari kelas menengah. Artinya, menurut tim, faktor anatomi tubuh dan gaya hidup mungkin memiliki peran lain.
Baca: Susan Bachtiar, Lari hingga ke Jerman
Selanjutnya: Hal yang menarik adalah...
Lepas dari itu, yang menarik adalah ketika para peneliti mengkonversi persentase tersebut ke dalam hitungan jam. Hasilnya, secara statistik, berlari selama satu jam bisa memperpanjang harapan hidup selama tujuh jam tiap harinya.
"Tapi tentu saja olahraga lari tidak akan bisa membuat Anda abadi," kata Lee sambil terkekeh. Penambahan harapan hidup, kata dia, hanya terbatas sekitar tiga tahun. Kabar baik lainnya, Lee menjelaskan, harapan hidup tidak mengalami penurunan meski Anda sudah tidak berlari lagi.
Dalam jurnal, tim menulis, ada olahraga lain yang kadar manfaatnya mendekati lari, di antaranya berjalan, bersepeda, dan aktivitas lain yang membutuhkan tenaga seperti berlari. Hanya, tim menjelaskan, penambahan harapan hidup tidak sebanyak olahraga lari. Beberapa olahraga tersebut rata-rata menurunkan risiko kematian dini sebesar 12 persen.
Baca: Pelari Ambon Matheos Berhitu Bersiap Ikuti Lomba Lari Lintas Alam
Mengapa olahraga lari memiliki potensi besar untuk melawan kematian dini? Lee dan tim belum memiliki jawabannya. Namun mereka memiliki hipotesis karena berlari membantu melawan banyak faktor risiko umum kematian dini, seperti tekanan darah tinggi dan lemak berlebih.
"Berlari juga meningkatkan kebugaran aerobik," kata Paul Thompson, anggota peneliti dari Department of Cardiology, Hartford Hospital. Kebugaran aerobik, menurut dia, merupakan salah satu indikator kesehatan individu jangka panjang.
Baca: Menjelang Idul Fitri, Sandiaga Lari 10 Kilometer sebelum Iktikaf
Simak berita menarik lainnya tentang kesehatan dan olahraga lari hanya di kanal Tekno Tempo.co.
PROGRESS IN CARDIOVASCULAR DISEASES | THE NEW YORK TIMES | AMRI MAHBUB