TEMPO.CO, London - Tardigrada memang berukuran hanya sepersekian milimeter, bahkan lebih kecil daripada kutu kasur. Namun dia hewan mikrobiologis super, bahkan lebih kuat daripada dinosaurus. Hewan ini tak bisa dihancurkan. Berulang kali ia dibekukan, dikeringkan, terpapar radiasi, dikirim ke ruang angkasa, ia sempat mati tapi mampu hidup kembali saat bertemu dengan air.
Ilmuwan gabungan Inggris dan Jepang berhasil mengungkap misteri genetika di balik "kekuatan" super tersebut. Dalam jurnal Public Library of Science Biology edisi 27 Juli 2017, tim menyatakan tak mengherankan kalau ada alien yang memiliki kemampuan luar biasa seperti hewan yang juga dijuluki beruang air ini.
"Jika kehidupan di planet atau galaksi lain ada dan berbasis air, organisme yang hidup di luar air bisa saja berevolusi untuk melawan iklim ekstrem," demikian pernyataan tim dalam studi berjudul "Comparative Genomics of the Tardigrades Hypsibius dujardini and Ramazzottius varieornatus" itu.
Menurut tim, kemampuan untuk menjalani kehidupan anhidrobiosis, keadaan kering dan dorman, telah berevolusi beberapa kali di bumi, termasuk tardigrada. Tim yang dikepalai Yuki Yoshida, pakar sistem biologi dari Keio University di Kanagawa, Jepang, menggunakan metode perbandingan spesies untuk mengungkap rahasia balik kehidupan anhidrosis tardigrada.
Mulanya, tim mengurutkan ulang genom hewan bernama Latin Hypsibius dujardini ini. Kemudian, mereka membandingkannya dengan genus lain beruang air: Ramazzottius varieornatus, spesies yang juga dapat tinggal di iklim yang sangat kering.
Baca Juga:
Makhluk mini bertubuh gempal, berkaki delapan, dan punya sepasang tangan, masing-masing dilengkapi 4–8 cakar, ini memiliki garis keturunan yang sangat tua. Sejumlah mikrofosil menunjukkan bahwa tardigrada sudah beredar di bumi sejak 520 juta hingga 100 juta tahun lampau.
"Mereka ada sebelum kemunculan para dinosaurus," kata Ralph O. Schill, pakar tardigrada dari Universitas Stuttgart, Jerman.
Selanjutnya: Sejumlah spesies tardigrada