TEMPO.CO, Taipei - Google semakin dekat untuk membeli bisnis ponsel HTC, produsen elektronik konsumen bermasalah yang berbasis di Taiwan, sebagaimana dilaporkan Business Insider hari ini.
Baca: Google Bikin Aplikasi Berbasis Augmented Reality
Menurut sebuah laporan di sebuah publikasi Taiwan, kedua perusahaan tersebut berada dalam tahap akhir pembicaraan akuisisi. Laporan tersebut tidak mengatakan berapa biaya yang dikeluarkan Google untuk bisa membeli HTC.
Sebuah catatan dari UBS pada hari Kamis, mengutip artikel berita Commercial Times, mencatat bahwa kesepakatan tersebut hanya akan melibatkan tim R & D smartphone HTC.
Juru bicara Google menolak berkomentar, namun juga tidak menyangkal laporan tersebut. Seorang juru bicara HTC juga belum bersedia memberikan komentar.
Menurut laporan Bloomberg bulan lalu, HTC telah mengeksplorasi pilihan-pilihannya saat penjualan ponselnya menyusut dan bisnis headset VR-nya berjuang untuk lepas landas. Salah satu pilihan adalah untuk mengeluarkan divisi VR dan menjual bisnis ponsel, menurut laporan tersebut.
Ini akan menjadi langkah kedua bagi Google, dengan asumsi kesepakatan tersebut berhasil. Pada tahun 2011, Google membeli Motorola seharga US$ 12,5 miliar (Rp 165 triliun) untuk meraih ambisi perangkat kerasnya.
Motorola merilis beberapa perangkat saat beroperasi sebagai anak perusahaan Google, namun tidak satu pun dari perangkat itu yang sukses besar. Pada 2014, Google menjual Motorola ke Lenovo seharga US$ 2,9 miliar (Rp 38 triliun).
Namun Google memiliki minat baru terhadap perangkat keras, dan ini terlihat sebagai area pertumbuhan bagi perusahaan di luar bisnis iklan utamanya.
Baca: Penasaran Berapa Gaji Karyawan Google? Baca Ini
Tahun lalu, Google membentuk divisi perangkat keras baru di bawah mantan CEO Motorola Rick Osterloh. Tim Osterloh bertanggung jawab atas produk seperti ponsel Pixel yang diterima dengan baik, Google Home Speaker Google, dan headset Daydream View VR. Google juga bermitra dengan HTC untuk memproduksi ponsel Pixel.
BUSINESS INSIDER | ERWIN Z