TEMPO.CO, Banten - Balai Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) bekerja sama dengan World Wildlife Foundation (WWF) Indonesia membentuk tim ekspedisi untuk menyisir keberadaan harimau Jawa.
Baca: Heboh Temuan 3 Kucing Besar Mirip Harimau Jawa yang Sudah Punah
Kepala Balai TNUK Ujang Mamat Rahmat mengatakan tim ekspedisi dibentuk setelah ada temuan kucing besar di Padang Penggembalaan Cidaun, TNUK, pada 25 Agustus lalu.
"Pegawai kami melihat kucing besar itu memiliki corak berbeda dengan macan tutul Jawa, yang (jumlahnya) banyak di TNUK," katanya di TNUK, Rabu, 14 September 2017.
Seorang pegawai TNUK, Muhammad Ganda Saputra, 31 tahun, melihat dua kucing besar pada siang hari sekitar pukul 11.00 dari arah belakang. Di bagian pantatnya, tampak loreng seperti milik harimau. Sementara macan tutul Jawa bermotif tutul bulat hitam.
Ganda melihat kembali kucing besar dengan ukuran yang lebih kecil pada sore sekitar pukul 17.20. Kucing itu tengah memakan banteng di Padang Penggembalaan Cidaun sebelum berlalu.
Kedatangan kucing itu diawali dengan suara auman yang terdengar hingga ke base camp ranger, sekitar 500 meter dari padang. Ganda berhasil mengabadikannya melalui kamera. Dari hasil jepretannya, kucing besar itu tampak memiliki loreng.
Tim ekspedisi kini tengah menyisir kawasan TNUK untuk menyelidiki kucing besar itu. Tim terdiri atas delapan orang dan dibagi dalam dua kelompok untuk menyisir dua wilayah berbeda.
Coordinator Species WWF Ujung Kulon Project Ridwan Setiawan mengatakan tim akan bergerak dalam radius empat kilometer dengan pola obat nyamuk. "Kami mulai dari titik ditemukannya, lalu ke arah dia (kucing besar) datang dan pergi," ujar pria yang akrab disapa Iwan itu.
Pencarian juga akan dilakukan di Gunung Payung dan perbukitan Talanca. Di kedua lokasi itu, terdapat bebatuan dan gua yang menjadi habitat kucing besar.
Baca: Dianggap Punah, Harimau Jawa Terlihat di Ujung Kulon
Menurut Iwan, target utama pencarian harimau Jawa berada di sekitar sungai. Pasalnya, saat ini tengah terjadi musim kering. Tim akan bergerak dalam sepuluh hari.
VINDRY FLORENTIN