Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mencari DNA Harimau Jawa dari Bekas Cakaran dan Kotoran

image-gnews
Harimau jawa yang terlihat di Ujung Kulon. instagram.com
Harimau jawa yang terlihat di Ujung Kulon. instagram.com
Iklan

TEMPO.CO, Banten - Tim ekspedisi untuk mencari Harimau Jawa kini tengah menyisir kawasan Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) untuk menyelidiki kucing besar itu.

Baca: Heboh Temuan 3 Kucing Besar Mirip Harimau Jawa yang Sudah Punah

Tim bentukan Balai Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK ) itu bekerja sama World Wildlife Foundation (WWF) Indonesia itu terdiri dari delapan orang dan dibagi dua untuk menyisir dua wilayah berbeda.

Coordinator Species WWF Ujung Kulon Project, Ridwan Setiawan, mengatakan tim akan bergerak dalam radius empat kilometer dengan pola obat nyamuk. "Kami mulai dari titik ditemukannya lalu ke arah dia datang dan pergi," kata pria yang akrab disapa Iwan itu, Rabu 13 September 2017.

Pencarian juga akan dilakukan di Gunung Payung dan Perbukitan Talanca. Di kedua lokasi itu terdapat bebatuan dan gua yang menjadi habitat kucing besar.

Menurut Iwan, target utama pencarian berada di sekitar sungai. Pasalnya saat ini tengah terjadi musim kering. Tim akan bergerak dalam 10 hari.

Tim ekspedisi akan mencari jejak kucing besar. Baik berupa jejak, cakaran, rambut, serta kotoran. Air sungai pun akan diambil samplenya untuk diteliti. "Kami akan mencari DNA Harimau," kata dia.

Kemarin, tim ekspedisi telah menemukan bekas cakaran kucing besar di tanah. Tak jauh dari situ, ditemukan fecesnya. Tim ekspedisi kemudian mengambil sampel tersebut untuk ditelisik DNA-nya.

Tim ekspedisi juga berencana memasang video trap di sejumlah lokasi. Tingginya sekitar satu meter.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ketika Tempo bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) berkunjung ke TNUK kemarin, seorang petugas Seksi Dokumentasi KLHK, Winarsa, menangkap gambar seekor Banteng yang terluka di bagian leher. Banteng itu diduga diserang oleh kucing besar karena luka gigitan berada di leher Banteng.

Tim memperkirakan kucing besar itu akan kembali datang ke Padang Penggembalaan Cidaun untuk menyantap mangsanya.

Kepala Balai TNUK Ujang Mamat Rahmat mengatakan tim ekspedisi Harimau Jawa dibentuk setelah ada temuan kucing besar di Padang Penggembalaan Cidaun, TNUK, pada 25 Agustus lalu. "Pegawai kami melihat kucing besar itu memiliki corak berbeda dengan Macan Tutul Jawa yang banyak di TNUK," kata dia di TNUK, Rabu, 14 September 2017.

Seorang pegawai TNUK, Muhammad Ganda Saputra, 31 tahun, melihat dua kucing besar pada siang hari sekitar pukul 11.00 WIB dari arah belakang. Di bagian pantatnya nampak loreng seperti milik Harimau. Sementara Macan Tutul Jawa bermotif tutul bulat hitam.

Baca: Dianggap Punah, Harimau Jawa Terlihat di Ujung Kulon

Ganda kembali melihat kucing besar dengan ukuran yang lebih kecil lagi pada sore hari sekitar pukul 17.20 WIB. Kucing yang diduga Harimau Jawa itu tengah memakan Banteng di Padang Penggembalaan Cidaun sebelum berlalu.

VINDRY FLORENTIN

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Cara BRIN Meneliti Jejak Harimau Jawa di Sukabumi, Spesies yang Dikategorikan Punah Selama 40 Tahun

3 hari lalu

Harimau Sumatera (Panthera Tigris Sumatrae) beraktivitas di kandangnya di Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) atau Solo Zoo, Solo, Jawa Tengah, Rabu, 3 Juni 2020. Kredit: ANTARA FOTO/Maulana Surya
Cara BRIN Meneliti Jejak Harimau Jawa di Sukabumi, Spesies yang Dikategorikan Punah Selama 40 Tahun

Peneliti BRIN menelisik DNA pada temuan rambut yang diduga milik Harimau Jawa, hewan yang dkategorikan punah sejak puluha tahun lalu.


Tanda Kehidupan Harimau Jawa, Ditemukan Sehelai Rambut di Sukabumi

4 hari lalu

Petugas BKSDA saat memasang kamera cctv bersensor gerakan atau camera trap di batang pohon pinggiran hutan pinus di lereng Gunung Wilis, Desa Nyawangan, Tulungagung. Pemasangan menindaklanjuti laporan penampakan harimau loreng. (Ist/foto dok)
Tanda Kehidupan Harimau Jawa, Ditemukan Sehelai Rambut di Sukabumi

Empat peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) baru-baru ini berhasil membuktikan adanya tanda-tanda jejak kehidupan harimau jawa.


KLHK Soal Marak Monyet Ekor Panjang Masuk Permukiman: Harimau Jawa Sudah Punah

23 hari lalu

Monyet ekor panjang. (Dok kehati.jogjaprov.go.id)
KLHK Soal Marak Monyet Ekor Panjang Masuk Permukiman: Harimau Jawa Sudah Punah

KLHK sebut Ledakan populasi monyet ekor panjang di Pulau Jawa karena harimau jawa sudah punah dan macan tutul jawa langka.


Tinggal 7 Persen, Harimau Sumatera Sudah di Tubir Kepunahan

30 Juli 2023

Tim Medis BKSDA Aceh merawat Harimau Sumatera yang masuk perangkap di Kabupaten Aceh Selatan, Minggu 5 Februari 2023. Harimau yang dikenali pernah berkonflik dengan warga itu diperiksa memiliki empat luka di tubuhnya. ANTARA/Risky Hardian Saputra
Tinggal 7 Persen, Harimau Sumatera Sudah di Tubir Kepunahan

Dalam 40 tahun terakhir, angka populasi harimau Sumatera yang masih hidup sekitar 400-500 ekor.


Hari Harimau Sedunia Diperingati 29 Juli: Upaya Mengerem Ancaman Punah

29 Juli 2023

Dua ekor Harimau Sumatera tertangkap kamera perangkap BBKSDA Riau di hutan Desa Teluk Lanus, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak. Antara/HO-Humas BBKSDA Riau.
Hari Harimau Sedunia Diperingati 29 Juli: Upaya Mengerem Ancaman Punah

Hari Harimau Sedunia pertama kali diputuskan dalam International Tiger Summit atau KTT Harimau yang digelar di St Petersburg, Rusia, pada 2010.


Penelitian Penampakan Harimau Jawa di Sukabumi Dikirim ke Jurnal Ilmiah

24 Mei 2023

Petugas BKSDA saat memasang kamera cctv bersensor gerakan atau camera trap di batang pohon pinggiran hutan pinus di lereng Gunung Wilis, Desa Nyawangan, Tulungagung. Pemasangan menindaklanjuti laporan penampakan harimau loreng. (Ist/foto dok)
Penelitian Penampakan Harimau Jawa di Sukabumi Dikirim ke Jurnal Ilmiah

Penelitian menindaklanjuti laporan dari warga yang mengaku melihat maung, nama lokal harimau jawa, itu pada 2019.


Di Gunung Muria, Habitat Macan Tutul Berubah Jadi Kebun dan Ladang

27 September 2022

Seekor macan tutul yang diperangkap warga di kawasan kaki Gunung Sawal, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Kamis 25 Juni 2020. (ANTARA/Adeng Bustomi)
Di Gunung Muria, Habitat Macan Tutul Berubah Jadi Kebun dan Ladang

Macan tutul adalah jenis kucing besar yang masih tersisa di Pulau Jawa. Belakangan kerap ke luar hutan.


Yuk, Mengenal 3 Jenis harimau Asli Indonesia

8 Juli 2022

Harimau Sumatera terlihat di dalam kandangnya di Bandung Zoo, Ahad, 18 Agustus 2019. Hewan ini termasuk dalam satwa endemik Indonesia yang terancam punah. TEMPO/Prima Mulia
Yuk, Mengenal 3 Jenis harimau Asli Indonesia

Pada 1800-an terdapat pembukaan lahan hutan di Jawa untuk perkebunan sehingga mengusik habitat harimau.


Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Mencari Penampakan Harimau Jawa, Covid-19

9 April 2021

Petugas BKSDA saat memasang kamera cctv bersensor gerakan atau camera trap di batang pohon pinggiran hutan pinus di lereng Gunung Wilis, Desa Nyawangan, Tulungagung. Pemasangan menindaklanjuti laporan penampakan harimau loreng. (Ist/foto dok)
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Mencari Penampakan Harimau Jawa, Covid-19

Topik tentang BKSDA Blitar melepas tiga camera trap untuk mendeteksi Harimau Jawa menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.


Tengkorak Aneh Temuan di Malang Ternyata Kepala Macan Tutul Jawa?

8 September 2020

Seekor macan tutul tertangkap kamera sedang berjalan di antara rimbunnya hutan di Taman Nasional Halimun-Salak. Dibandingkan dengan macan tutul lainnya, macan tutul jawa berukuran paling kecil. CIFOR
Tengkorak Aneh Temuan di Malang Ternyata Kepala Macan Tutul Jawa?

Cek fisik oleh petugas BBKSDA menunjukkan tengkorak aneh temuan warga Malang, Jawa Timur, lebih mirip kepala macan tutul daripada Harimau Jawa.