Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bukan Tulang Joan of Arc

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Paris:Sisa belulang yang selama ini disebut sebagai milik pahlawan perempuan Prancis, Joan of Arc, ternyata adalah belulang mumi seorang Mesir dan seekor kucing. Sebuah tes forensik yang dilakukan Dr Philippe Charlier dan dirilis oleh jurnal Nature pekan ini menyatakan belulang itu berasal dari masa antara abad ketiga dan ketujuh Sebelum Masehi—ratusan tahun sebelum Joan lahir. "Saya tak pernah menduga bahwa itu berasal dari mumi,” kata Charlier. Joan yang mengaku sebagai pembawa pesan dari Tuhan, adalah pejuang Prancis pada abad XV. Namun pada 1431 gadis 19 tahun itu dibakar hidup-hidup lantaran dituduh sebagai penyihir. Pada 1920 dia diangkat sebagai salah satu orang suci sebelum dinyatakan sebagai pahlawan nasional Prancis.Pada 1867 sisa-sisa belulang—yang dianggap sebagai milik Joan—ditemukan dalam sebuah stoples di lantai atas sebuah toko obat di Paris. Pada stoples ada label bahwa itu adalah belulang dari tubuh Joan. Disebutkan pula bahwa sisa belulang itu ditemukan di Kota Rouen di Normandia, tempat Joan dibakar. Belulang itu terdiri dari sisa tulang iga, sepotong tulang yang lebih mirip kayu yang menghitam, 15 sentimeter perca linen, dan sebuah tulang paha kucing.Pada abad pertengahan di Eropa, adalah praktek yang biasa melemparkan seekor kucing hitam ke onggokan kayu pembakaran seseorang yang diduga sebagai penyihir. Lantaran disebut asli dan disucikan oleh gereja, sisa tulang itu ditempatkan di sebuah museum di Chinon.Dr Charlier, yang berasal dari Rumah Sakit Raymond Poincare di Garches, kota dekat Paris, lalu meminta ijin Gereja Katolik Prancis untuk meneliti belulang itu pada tahun lalu. Dia lalu menggunakan tes seperti spektrometri, mikroskop elektron, dan analisa polen (serbuk sari). Tes itu membuktikan bahwa tulang itu berasal dari abad ketujuh sampai ketiga Sebelum Masehi. Tulang kucing juga berasal dari masa yang sama dan mengalami mumifikasi. Peneliti juga menemukan serbuk sari pohon cemara, kemungkinan dari damar yang digunakan dalam membalsam mayat seorang Mesir. Cemara tak tumbuh di Normandia selama abad XV. Dr Charlier juga merekrut ahli penghidu, Sylvaine Delacourte dan Jean-Michel Duriez, dari industri parfum. Mereka membaui belulang itu dan sembilan sampel tulang dan rambut yang ada di laboratorium Dr Charlier, tanpa diberitahu itu apa. Keduanya menyebut “Plester yang terbakar” dan “Vanila” dari sampel-sampel itu. Bau plester mendukung klaim bahwa Joan dibakar di tiang plester, agar pertunjukan berlangsung lama. Tapi bau vanila tak cocok untuk sebuah peristiwa kremasi. Bau itu datang dari senyawa vanilin, yang dilepaskan pada saat pembusukan mayat.Adapun analisa pada lapisan kulit menghitam yang membungkus tulang iga dan tulang kucing, menyatakan bahwa itu akibat proses pembalsaman dengan getah kayu, batubara, dan bahan kimia seperti malasit.Charlier dan timnya menduga adanya tulang gadungan itu didalangi apoteker pada abad XIX. Tujuannya masih menjadi misteri. Mereka menduga itu hanya dilakukan demi tujuan keagamaan, bukan uang.AP | BBC | DEDDY SINAGA
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Tugas Puslabfor Polri, Jenis Investigasi dan Fungsi yang Dilakukannya

1 hari lalu

Petugas sedang memadamkan api yang membakar sebuah ruko di Jalan Mampang Prapatan, Jakarta, Jumat, 19 April 2024. Foto: ANTARA/Khaerul Izan
Mengenal Tugas Puslabfor Polri, Jenis Investigasi dan Fungsi yang Dilakukannya

Puslabfor Polri melakukan investigasi kebakaran di Mampang, Jakarta yang mengakibatkan 7 lorban meninggal. Apa saja tugas Puslabfor?


Korban Kekerasan Seksual Diduga Dilakukan Rektor Universitas Pancasila Jalani Tes Psikologi Forensik Hari Ini

57 hari lalu

Universitas Pancasila. univpancasila.ac.id
Korban Kekerasan Seksual Diduga Dilakukan Rektor Universitas Pancasila Jalani Tes Psikologi Forensik Hari Ini

RZ dan D korban kekerasan seksual yang diduga oleh Rektor Universitas Pancasila ETH akan menjalani tes psikologi forensik di RS Polri Kramat Jati.


Kepala RS Polri Kramat Jati Sebut Korelasi Mayat Tak Dikenal dan Kamtibmas

21 Desember 2023

Ilustrasi mayat. AFP/CHARLES ONIANS
Kepala RS Polri Kramat Jati Sebut Korelasi Mayat Tak Dikenal dan Kamtibmas

Kasus sulit seperti yang diaku terjadi pada penemuan mayat yang sudah tinggal tulang dan tengkorak di selokan di Duren Sawit, Jakarta Timur.


Biji Kurma di Tangan Mahasiswa UNY Jadi Bahan Dasar Identifikasi Forensik Sidik Jari

17 November 2023

Tim mahasiswa UNY memanfaatkan biji kurma untuk identifikasi forensik. Dok. UNY
Biji Kurma di Tangan Mahasiswa UNY Jadi Bahan Dasar Identifikasi Forensik Sidik Jari

Tim PKM UNY mengubah biji kurma menjadi bahan dasar untuk mengindentifikasi forensik sidik jari. Dalam dunia forensik, sidik jari memiliki tingkat akurasi paling tinggi dibandingkan metode lainnya


Mayat Bapak-Anak Membusuk di Rumahnya di Koja, RS Polri Tunggu Hasil Pemeriksaan Ini

31 Oktober 2023

Foto posisi satu mayat di antara mayat bapak-anak yang ditemukan membusuk di dalam rumahnya di Koja, Jakarta Utara,  pada Sabtu 28 Oktober 2023. ISTIMEWA
Mayat Bapak-Anak Membusuk di Rumahnya di Koja, RS Polri Tunggu Hasil Pemeriksaan Ini

RS Polri telah mengambil sampel dari kedua mayat bapak-anak pada bagian organ hati, lambung, jaringan kulit, dan otot.


Temuan Tengkorak Manusia di Duren Sawit Disimpan di Lemari Pendingin Maksimal 90 Hari

30 Oktober 2023

Petugas Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) dari Polres Jakarta Timur mengindentifikasi penemuan tengkorak manusia di selokan di Jalan Radin Inten II Kelurahan/Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur, Senin, 23 Oktober 2023. Foto: ANTARA/Syaiful Hakim
Temuan Tengkorak Manusia di Duren Sawit Disimpan di Lemari Pendingin Maksimal 90 Hari

Tengkorak manusia yang ditemukan di selokan kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur masih didalami tim forensik RS Polri.


Penemuan Tengkorak di Duren Sawit, Polisi Tunggu Hasil Forensik

24 Oktober 2023

Petugas Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) dari Polres Jakarta Timur mengindentifikasi penemuan tengkorak manusia di selokan di Jalan Radin Inten II Kelurahan/Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur, Senin, 23 Oktober 2023. Foto: ANTARA/Syaiful Hakim
Penemuan Tengkorak di Duren Sawit, Polisi Tunggu Hasil Forensik

Temuan tengkorak dan tulang manusia di Duren Sawit, polisi imbau warga yang kehilangan anggota keluarganya segera lapor polisi.


Profil Prof I Made Gelgel Ahli Toksikologi dalam Kasus Kematian Mirna dan Pembunuhan Munir

18 Oktober 2023

I Made Agus Gelgel Wirasuta. Dok. Universitas Udayana
Profil Prof I Made Gelgel Ahli Toksikologi dalam Kasus Kematian Mirna dan Pembunuhan Munir

Profil I Made Gelgel serta perjalanan karier dan kontribusi pentingnya dalam pengungkapan kasus kematian Mirna dan pembunuhan Munir.


5 Rekomendasi Drama Korea Bertema Forensik

4 Oktober 2023

Tim forensik menurunkan jenazah dari trailer traktor berpendingin, yang digunakan untuk menyimpan jenazah korban kerusuhan penjara mematikan di penjara wanita Centro Femenino de Adaptacion Social (CEFAS), di kamar mayat di Tegucigalpa, Honduras 21 Juni 2023. REUTERS /Fredy Rodriguez
5 Rekomendasi Drama Korea Bertema Forensik

Drama Korea yang menyangkut tentang kedokteran selalu menarik perhatian penonton, terutama forensik.


Kisah Guru Besar Unair Jadi Dokter Forensik 18 Tahun, Tangani Kasus Mutilasi Kenjeran Hingga Brigadir J

25 September 2023

Guru besar Ilmu Forensik Unair Ahmad Yudianto. Dok. Unair
Kisah Guru Besar Unair Jadi Dokter Forensik 18 Tahun, Tangani Kasus Mutilasi Kenjeran Hingga Brigadir J

Menurut Guru Besar Unair itu, seorang dokter forensik tidak hanya mampu mengidentifikasi sosok manusia yang telah kehilangan nyawa.