"Masih ada waktu untuk menghindari dampak terburuk perubahan iklim jika kita mengambil tindakan tegas sejak sekarang," begitu salah satu rekomendasi Kajian Stern setebal 579 halaman. Dia mengusulkan adanya kebijakan perdagangan karbon, perjanjian internasional, dan penerapan teknologi baru.
Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) jadi salah satu solusi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. European Telecoms Network Operations dan World Wildlife Fund pada 2007 membuat kajian berjudul "ICT for CO2 Reductions". Laporan ini menjelaskan penggunaan TIK dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap efisiensi energi, pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan penciptaan lapangan kerja.
TIK juga dapat mengurangi kebutuhan dalam perjalanan dan transportasi barang. Hal ini dapat meningkatkan efisiensi dan inovasi dengan membiarkan orang bekerja lebih fleksibel dan digitalisasi, yang mampu menurunkan emisi karbon. Laporan itu menjabarkan peta jalan sektor TIK hingga 2010 dan 2020. Target 2010 adalah penggunaan TIK mengurangi emisi CO2 sebanyak 50 juta ton. Berikut ini sejumlah fakta tentang TIK dan perubahan iklim.
1. Video conferencing: jika 20 persen dari perjalanan bisnis di Uni Eropa digantikan oleh video conferencing, ini akan menghemat 22,3 juta ton CO2.
2. Audio conferencing: jika 50 persen dari pekerja Uni Eropa mengganti satu pertemuan dengan satu konferensi audio setahun, akan menyelamatkan 2,2 juta ton CO2.
3. Flexi-work: jika 10 persen dari workforce Uni Eropa menjadi pekerjaan yang fleksibel, dapat menyelamatkan 22,17 juta ton CO2 per tahun.
4. Online penagihan: jika 100 juta pelanggan menerima tagihan telepon secara online, akan menghemat 109.100 ton CO2.
5. Pajak berbasis web: 193 juta pajak berbasis web akan menghemat 195 ribu ton CO2.
UNTUNG WIDIYANTO