Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Harapan Baru Pekerja Tambang Cile

image-gnews
Tambang Batubara San Jose, Cile. AP /Aliosha Marquez
Tambang Batubara San Jose, Cile. AP /Aliosha Marquez
Iklan
TEMPO Interaktif, Santiago - Pupus harapan Ariel Tiscona untuk mendampingi istrinya, Elizabeth Segovia, yang akan melahirkan anak pertama mereka lewat operasi cesar pada Selasa. Sejak 5 Agustus lalu, pekerja tambang emas-tembaga Compania Minera San Esteban Primera di utara Cile tersebut terperangkap sekitar 700 meter di bawah permukaan tanah.

Tiscona berharap dapat membantu kelahiran putri pertamanya, yang rencananya akan dinamai Carolina. Namun kini dia meminta istrinya menamai putri mereka Esperanza, yang berarti harapan dalam bahasa Spanyol, dan meminta keluarganya merekam video proses kelahiran tersebut untuknya.

Tiscona juga harus menanti beberapa bulan lagi sebelum bisa menimang putrinya karena tak ada kepastian kapan dia dan 32 pekerja lain, yang juga terperangkap, bisa dievakuasi. Diperkirakan paling cepat mereka baru bisa keluar pada November nanti.

Ketidakpastian itu terjadi karena masalah yang dihadapi mesin bor yang digunakan untuk menggali jalan keluar bagi para korban. Senin lalu, hanya satu dari tiga mesin bor yang masih beroperasi. Strata 950, mesin bor yang digunakan dalam pengeboran Plan A, mencapai kedalaman 230 meter. Namun upaya pengeboran harus dihentikan pada kedalaman 250 meter untuk pemeliharaan.

Bor yang dikerahkan dalam Plan B, sebuah alat bor berkecepatan lebih tinggi yang akan memperlebar terowongan untuk membebaskan para pekerja, sudah sepekan mangkrak. Mata bor Schramm T130 itu pecah berkeping-keping ketika menumbuk besi tiang penyangga tambang.

Petugas penyelamat telah tiga kali mencoba menarik pecahan mata bor kedua yang hancur berikut palang besi penyangga keluar dari lubang dengan memakai magnet. Jika upaya keempat juga gagal, Menteri Pertambangan Cile Laurence Golborne menyatakan bor kedua harus dipindahkan dan mulai menggali lubang baru.

Satu-satunya harapan kini adalah pengebor ketiga, Plan C, yang akan beroperasi mulai 20 September mendatang. Meski bor ketiga itu diyakini bisa mengebor dengan kecepatan 20-40 meter per hari, para penambang diperkirakan baru bebas pada November mendatang, yang berarti lebih dari tiga bulan mereka terkurung di dalam tambang.

Kemunduran akibat patahnya bor Schramm T130 ini menyebabkan munculnya keraguan di antara para pria yang terperangkap dalam tambang sedalam 700 meter. Mereka terkurung ketika terowongan tempat mereka bekerja di bawah Gurun Atacama runtuh pada 5 Agustus. Selama ini harapan untuk kembali menghirup udara bebas dan berkumpul dengan sanak keluarga tumbuh bersamaan dengan suara dentuman yang konstan terdengar ketika bor kedua menembus batuan padat.

Dalam pembicaraan dengan keluarga lewat saluran serat optik yang dijatuhkan ke dalam lubang sempit, para pekerja tambang menuntut penjelasan kapan mereka bisa dibebaskan. "Kami mengatakan tentang kemungkinan menggelar aksi protes atau taktik tekanan lain bila tidak ada kemajuan," kata Maria Segovia, yang saudaranya ikut terperangkap.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bersamaan dengan berkembangnya rasa frustrasi di kalangan pekerja dan keluarga mereka, tumbuh pula tekanan untuk mengambil alternatif lain. Tetapi tim penyelamat langsung menampik "Plan D" yang disodorkan oleh Miguel Fort, insinyur pertambangan yang memimpin upaya penyelamatan langsung setelah atap tambang runtuh pada kedalaman 350 meter.

Fort mengirimkan sebuah surat elektronik kepada Golborne, Minggu malam lalu. Dia meminta izin untuk turun ke titik tempat terowongan utama runtuh dan menganalisis stabilitasnya. Jika kondisinya baik, dia mengusulkan penggunaan dinamit untuk meledakkan reruntuhan dan membuka jalan. "Sebagai seorang penyelamat, saya harus mencari pilihan yang paling cepat," ujarnya.

Gagasan itu langsung ditolak mengingat sebagian besar area tambang diperkirakan tidak stabil sehingga bisa runtuh lagi setiap saat. Insinyur Rene Aguilar, yang kini memimpin upaya penyelamatan, menyebutnya sebagai opsi yang tak bisa direalisasi karena batu yang runtuh begitu besar sehingga tak ada lagi cara untuk mencapai daerah yang harus diledakkan.

"Alternatif penyelamatan tambang itu tak bisa dilakukan," kata Aguilar. "Di sana terdapat 700 ribu ton batu besar yang sangat tidak stabil, sehingga memasuki tambang lewat jalan utama amat berisiko bagi orang yang melakukan operasi penyelamatan."

Hingga sejauh ini, tim penyelamat menggunakan terowongan kecil berdiameter 10 sentimeter untuk memasok makanan, air, dan bahan kebutuhan pokok lainnya, sekaligus untuk berkomunikasi dengan pekerja tambang. Kini mereka memiliki telepon, listrik, dan saluran televisi melalui kanal tersebut.

Begitu lubang yang lebih besar selesai dibor, dengan diameter 60-70 sentimeter, para penambang akan diangkat ke permukaan satu demi satu menggunakan sebuah modul berisi oksigen, air, makanan, dan sistem interkom. Modul itu memerlukan setengah jam hingga satu jam untuk mencapai permukaan kembali. Dalam proses itu, mata penambang harus ditutup untuk mencegah kerusakan mata ketika kembali ke permukaan.

L TJANDRA DEWI | AP | LIVESCIENCE

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Evaluasi Korban Bencana Banjir Bandang Gorontalo Terkendala Arus Deras dan Gelapnya Malam

12 hari lalu

Tangkapan layar dari video kiriman Kepala Desa Tolite Jaya menampilkan sebuah rumah di desanya yang terendam banjir di Kecamatan Tolinggula, Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, pada Ahad, 7 April 2024. ANTARA/Susanti Sako
Evaluasi Korban Bencana Banjir Bandang Gorontalo Terkendala Arus Deras dan Gelapnya Malam

Tim Tagana Kabupaten Gorontalo Utara, Gorontalo, kesulitan melakukan evakuasi korban bencana banjir yang menerjang enam desa tadi malam.


UAV Cina Dikerahkan dalam Penyelamatan Korban Gempa Gansu

20 Desember 2023

Mobil-mobil yang rusak terlihat di tengah puing-puing di samping bangunan yang rusak di kota Dahejia pasca gempa bumi di daerah Jishishan, provinsi Gansu, Cina 19 Desember 2023. cnsphoto via REUTERS
UAV Cina Dikerahkan dalam Penyelamatan Korban Gempa Gansu

UAV Wing Loong-2H yang dikembangkan secara independen oleh Cina, dikerahkan untuk mendukung pekerjaan penyelamatan darurat pasca-gempa bumi di Gansu


Bangunan Evakuasi Korban Bencana di Sumbar Terbengkalai

27 April 2023

Sejumlah cerita miris pasca gempa di Sumbar. Tempat evakuasi sementara di Padang rusak. Di Kepulauan Mentawai, warga kelimpungan mencari tempat pengungsian.
Bangunan Evakuasi Korban Bencana di Sumbar Terbengkalai

Tempat evakuasi korban bencana sementara di Padang, Sumbar, rusak. Di Kepulauan Mentawai, warga kelimpungan mencari tempat pengungsian.


Jasad Sopir Ojek Online yang 3 Hari Tertimpa Bangunan di Cianjur Berhasil Dievakuasi

23 November 2022

Warga mencari tiang bambu untuk bahan tenda darurat ddari reruntuhan rumahnya di Desa Gasol, Kecamatan Cugenang, Cianjur, Jawa Barat, 23 November 2022. Pasca gempa bumi Cianjur, warga dihadapkan dengan sulitnya akses air bersih dan belum meratanya pembagian logistik dan tenda darurat. TEMPO/Prima Mulia
Jasad Sopir Ojek Online yang 3 Hari Tertimpa Bangunan di Cianjur Berhasil Dievakuasi

Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Cianjur Atep Hermawan Permana menjelaskan jasad korban dikeluarkan dari lubang beton dan langsung dibawa ke RSUD Sayang.


Ratusan Ton Bantuan Logistik Dikirim ke Mamuju Lewat Jalur Laut

16 Januari 2021

Sejumlah warga mengungsi di dataran tinggi di Mamuju Sulawesi Barat, Kamis 15 Januari 2021. Untuk menghindari terjadinya gempa bumi susulan sebagian warga mencari tempat pengungsian tinggi dan aman. ANTARA FOTO/ Akbar Tado
Ratusan Ton Bantuan Logistik Dikirim ke Mamuju Lewat Jalur Laut

TNI AL telah mengirim ratusan ton bantuan logistik ke Mamuju, Sulawesi Barat menggunakan Kapal Perang KRI Teluk Ende - 517.


Cerita Evakuasi Korban Banjir Bekasi, Tanpa Bantuan 36 Jam

3 Januari 2020

Sejumlah warga berjalan di dekat mobil yang rusak pascabanjir di Perumahan Pondok Gede Permai Bekasi, Jawa Barat, Kamis 2 Januari 2020. Banjir yang telah menggenangi rumah warga selama dua hari tersebut terjadi akibat luapan Kali Bekasi. ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah
Cerita Evakuasi Korban Banjir Bekasi, Tanpa Bantuan 36 Jam

Korban Banjir di Jalan Juanda, Margahayu, Kota Bekasi tak mendapat bantuan 36 jam. Bertahan di tengah banjir yang mengepung kediaman mereka.


Tim Evakuasi Siapkan Anjing Pelacak Cari Korban Tsunami Banten

24 Desember 2018

Petugas K9 Shabara Polda Lampung melakukan pencarian korban tsunami menggunakan anjing pelacak di Desa Way Muli, Kalianda, Lampung Selatan, Lampung, Senin 24 Desember 2018. ANTARA FOTO/Ardiansyah
Tim Evakuasi Siapkan Anjing Pelacak Cari Korban Tsunami Banten

Tim evakuasi menerima informasi bahwa masih banyak korban tsunami Banten yang belum ditemukan.


Cerita Sopir Eskavator Saat Evakuasi Jenazah Korban Gempa Palu

12 Oktober 2018

Anggota Tim SAR melakukan pencarian korban di lokasi terdampak gempa dan pencairan tanah (likuifaksi) di Kelurahan Petobo di Palu, Sulawesi Tengah, Kamis, 11 Oktober 2018. Komando Tugas Gabungan Terpadu Sulawesi Tengah menginformasikan terdapat 2.065 jenazah yang berhasil dievakuasi. ANTARA/Mohamad Hamzah
Cerita Sopir Eskavator Saat Evakuasi Jenazah Korban Gempa Palu

Sarmin sudah datang ke Palu sejak H+4 gempa Palu untuk membantu proses evakuasi korban gempa dan membuka jalur evakuasi.


Hujan Iringi Proses Evakuasi Hari Terakhir Korban Hilang di Palu

11 Oktober 2018

Tim SAR melakukan pencarian korban dengan alat berat di lokasi terdampak pergerakan atau pencairan tanah (likuifaksi) akibat gempa Palu di Petobo, Sulawesi Tengah, Rabu, 10 Oktober 2018.  Penghentian pencarian korban meninggal akan berlaku untuk Kelurahan Petobo dan Balaroa di Palu serta Jono Oge di Sigi. ANTARA
Hujan Iringi Proses Evakuasi Hari Terakhir Korban Hilang di Palu

Proses evakuasi korban gempa Palu akan dihentikan sore ini seiring dengan berakhirnya masa tanggap darurat bencana.


Harapan Keluarga Korban di Hari Terakhir Tanggap Darurat Palu

11 Oktober 2018

Warga mencari barang layak pakai sisa runtuhan bangunan di kawasan terdampak likuifaksi di Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah, Selasa, 9 Oktober 2018. Masyarakat yang terkena musibah mulai berbenah pascagempa bermagnitudo 7,4 disusul gelombang tsunami. ANTARA
Harapan Keluarga Korban di Hari Terakhir Tanggap Darurat Palu

Evakuasi korban gempa Palu direncanakan dihentikan sore ini seiring berakhirnya masa tanggap darurat bencana.