Pemuliaan buah-buahan tersebut dilakukan oleh Sobir, Willy Bayuardi, Endang Gunawan, Prof Sriani Sujiprihatini, Rahmat Suhartono, Darda Efendi, serta Prof Roedhy Poerwanto sejak 2001. Pemuliaan dilakukan mengingat ketahanan pangan mencakup semua bahan pangan yang membuat manusia hidup sehat dan aktif, sehingga tanaman buah-buahan termasuk dalam komoditas ketahanan pangan. "Data kami menunjukkan bahwa peningkatan konsumsi buah dapat menurunkan konsumsi beras,'' kata Sobir, peneliti dari Departemen Agronomi dan Hortikultura IPB.
Alumnus Life Sciences Okayama University itu beserta timnya memilih pemuliaan manggis karena peluang ekspor buah berkulit ungu itu terbuka lebar. Sedangkan pepaya merupakan komoditas rakyat yang bernilai tinggi yang tidak bergantung pada musim. Pemuliaan melon dilakukan untuk menjawab tantangan kurangnya persediaan benih di Tanah Air. "Sekitar 90 persen benih melon diperoleh dari impor," kata Sobir.
Sobir mengklaim kualitas varietas baru ini mampu menyaingi buah impor. Mereka mengembangkannya untuk memenuhi selera konsumen. Pepaya Carisya, misalnya, berukuran kecil namun manis. Pepaya Carisya memiliki panjang 14,5-16 sentimeter, diameter 8-9 cm, dan berat 417-583 gram, dengan tingkat kemanisan mencapai 9,5-11 brix. "Carisya juga memiliki daya simpan dan tahan kondisi lapang, tidak benyek, berwarna merah, dan tidak bau," kata Sobir.
Melon dibuat lebih tahan lama, lebih manis, tekstur daging buah renyah, dan dapat ditanam pada musim hujan. Melon Snow White Meta berbentuk bulat, warna dagingnya putih, ketebalan daging sekitar 4 cm, tinggi 14 cm, diameter 12 cm, dan beratnya hingga 1,5 kilogram.
Sobir dan timnya sengaja memberi nama varietas baru itu dengan nama yang menarik. Pepaya, misalnya, diberi nama Arum Bogor, Carisya, Carlia, Sukma, dan Calina. Sedangkan buah melon dinamai Equator Meta, Sunrise Meta, Bright Meta, Orange Meta, dan Snow White Meta. Manggis diberi nama Wanyasa, Puspahiang, dan Malinang. Varietas pisang diberi nama Unti Sayang, alpukat bernama Miki, serta nanas bernama Delika Subang dan Mahkota Bogor. ''Harapannya, varietas baru itu bisa lebih diterima sehingga dapat bersaing dengan produk impor," ujarnya.
Pemilihan nama varietas memiliki latar belakang tersendiri. Nama Wanyasa, Puspahiang, dan Malinang pada manggis merupakan nama-nama tempat para pemulia melakukan aktivitas eksperimental seperti saat mengeksplorasi genotip unggul.
DIKI SUDRAJAT