Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pengurangan Emisi Karbon Bidik Penduduk Sekitar Hutan

image-gnews
ANTARA/Fanny Octavianus
ANTARA/Fanny Octavianus
Iklan

TEMPO Interaktif, New Jersey - Skema membayar penduduk negara berkembang agar menahan laju emisi karbon akibat penggundulan hutan dinilai rentan mengalami kebocoran. Pelestarian kayu di satu lokasi akan diikuti dengan penebangan di tempat lain karena penduduk tetap membutuhkan bahan baku kayu untuk kehidupan sehari-hari.

Penelitian oleh tim ilmuwan internasional menghasilkan satu solusi yang dianggap mampu mencegah kebocoran tersebut. Sebagian uang konservasi disisihkan untuk penduduk yang membutuhkan makanan dan kayu dari hutan.

"Negara maju harus lebih pintar dalam menahan penambahan karbon. Kirimkan uangnya langsung kepada penduduk," ujar ahli ekonomi lingkungan dari Princeton University, Brendan Fisher.

Fisher bersama tim melakukan analisis mendalam pada lokasi sekitar Busur Timur Pegunungan Tanzania yang merupakan sumber keanekaragaman hayati. Mereka mencari tahu perkembangan program Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation (REDD+). REDD+ merupakan program pembayaran negara maju atas upaya pengurangan emisi karbon negara berkembang melalui penghentian penebangan hutan. Tercatat sebanyak 13 negara mendapat pembayaran atas pengurangan karbon ini, seperti Zambia, Republik Demokratik Kongo, Tanzania, termasuk Indonesia.

Temuan Fisher memperlihatkan penghentian penebangan hutan justru menimbulkan kerugian bagi masyarakat yang selama ini menggantungkan pemenuhan kebutuhan hidup dari hasil hutan. Kebanyakan analis REDD+ tidak memperhitungkan permasalahan ini.

"Mengkonversi sepetak tanah tak diikuti dengan mengalirnya hasil bumi dari dari tempat lain," tambah dia. "Ini akan jadi ancaman serius bagi kesejahteraan dan mata pencarian."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Oleh karena itu, Fisher mengusulkan program REDD-Pintar yang memberikan bantuan kepada penduduk bisa memanfaatkan sumber daya yang telah mereka miliki. Uang pembayaran karbon disisihkan untuk pembelian pupuk, bibit, dan penyuluhan pertanian sehingga penduduk dapat meningkatkan hasil panen. Program ini juga mengusulkan pembagian kompor hemat energi sehingga mengurangi ketergantungan terhadap energi batubara.

Skema REDD-Pintar dengan tambahan biaya pengawasan hutan akan lebih mahal ketimbang membayar penduduk agar tidak menggunakan lahan hutan. Skema baru ini membutuhkan tambahan biaya US$ 6,5 per ton karbon dioksida, sementara penghentian emisi karbon butuh US$ 3,9 per ton. Namun, REDD-Pintar dipercaya dapat mencegah kebocoran yang sering terjadi pada skema sebelumnya. Di sisi lain, ketahanan pangan penduduk juga meningkat. Bahkan, jika hasil panen meningkat dua kali lipat, biaya pembayaran karbon hanya sebesar US$ 12 per ton atau setengah dari harga karbon yang ditetapkan sebelumnya sebesar US$ 24 per ton.

"Biayanya masih sangat kompetitif," ujar Direktur Penelitian dan Analisis Iklim, Union of Concerned Scientist, Washington.

Meski demikian, Fisher mengingatkan bisa terdapat perbedaan faktor pendorong penebangan hutan pada tiap negara. Namun, gagasan utama tetap sama, pendanaan REDD+ harus membidik pemicu dorongan tersebut.

NATURE | ANTON WILLIAM

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Polemik Pemutihan Lahan Sawit Ilegal di Kawasan Hutan, Ini Penjelasan Menteri Airlangga

22 hari lalu

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, saat ditemui di kantornya, Jakarta Pusat, Selasa malam, 27 Februari 2024. TEMPO/Amelia Rahima Sari
Polemik Pemutihan Lahan Sawit Ilegal di Kawasan Hutan, Ini Penjelasan Menteri Airlangga

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan alasan pemerintah memutihkan lahan sawit ilegal di kawasan hutan.


365 Perusahaan Ajukan Pemutihan Lahan Sawit Ilegal di Kawasan Hutan

22 hari lalu

Sawit 2
365 Perusahaan Ajukan Pemutihan Lahan Sawit Ilegal di Kawasan Hutan

Ratusan perusahaan pemilik lahan sawit ilegal di kawasan hutan mengajukan pemutihan.


Pemutihan Lahan Sawit Ilegal Dipercepat, Target Rampung 30 September 2024

22 hari lalu

Shutterstock.
Pemutihan Lahan Sawit Ilegal Dipercepat, Target Rampung 30 September 2024

Pemerintah mempercepat program pemutihan lahan sawit ilegal di kawasan hutan. Ditargetkan selesai 30 September 2024.


Pengelolaan Hutan Didominasi Negara, Peneliti BRIN Usul Cegah Deforestasi melalui Kearifan Lokal

22 hari lalu

Pemandangan udara terlihat dari kawasan hutan yang dibuka untuk perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia, 6 Juli 2010. REUTERS/Crack Palinggi/File Foto
Pengelolaan Hutan Didominasi Negara, Peneliti BRIN Usul Cegah Deforestasi melalui Kearifan Lokal

Masyarakat yang tinggal di sekitar hutan seringkali tidak mendapatkan hak akses yang cukup untuk memanfaatkan sumber daya di dalamnya.


Tingkat Deforestasi Tinggi, Kawasan Hutan IKN Baru 16 Persen dari Target 65 Persen

24 hari lalu

Massa buruh membawa poster saat menggelar aksi di depan Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa, 14 Maret 2023. Para buruh juga menuntut pemerintah untuk menghentikan obral tanah dan hutan untuk pembangunan Ibu Kota Negara (IKN). TEMPO/M Taufan Rengganis
Tingkat Deforestasi Tinggi, Kawasan Hutan IKN Baru 16 Persen dari Target 65 Persen

Kondisi hutan di IKN yang sudah ditetapkan sebagai kawasan lindung masih jauh dari kondisi ideal.


Hari Hutan Internasional: Laju Deforestasi Hutan Tiap Tahun Mengkhawatirkan

28 hari lalu

Penggundulan hutan di India. [www.nature.com]
Hari Hutan Internasional: Laju Deforestasi Hutan Tiap Tahun Mengkhawatirkan

Hari Hutan Internasional diperingati setiap 21 Maret. Sejarahnya dimulai 2012 yang diprakarsai oleh PBB untuk membantu dan mendukung konservasi hutan


Agar Dilirik Wisatawan, Taman Hutan Raya Bunder Gunungkidul Diusulkan Digarap Sistem Blok

29 hari lalu

Taman Hutan Raya Bunder di Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta. (Dok.istimewa)
Agar Dilirik Wisatawan, Taman Hutan Raya Bunder Gunungkidul Diusulkan Digarap Sistem Blok

Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyiapkan pengelolaan Taman Hutan Raya Bunder di Kabupaten Gunungkidul dengan sistem blok.


OIKN Klaim 65 Persen Kawasan IKN akan Menjadi Hutan Tropis

31 hari lalu

Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN), Bambang Susantono saat mengikuti rapat dengar pendapat dengan Komisi II DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 18 Maret 2024. Rapat tersebut beragendakan perkenalan Kepala Otorita IKN beserta jajarannya dan pemaparan progres pembangunan IKN. TEMPO/M Taufan Rengganis
OIKN Klaim 65 Persen Kawasan IKN akan Menjadi Hutan Tropis

Kepala Badan Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) Bambang Susantono mengatakan 65 persen kawasan IKN akan bisa dijadikan hutan tropis kembali.


Jangan Kabur, Ini 6 Tips Menyelamatkan Diri saat Bertemu Harimau

32 hari lalu

Seekor Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) mengamuk dan mengalami gigi taring patah karena mengigit kandang besi saat masuk perangkap di Nagari Binjai, Kecamatan Tigo Nagari, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, Minggu, 4 Februari 2024. Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat mengevakuasi seekor Harimau Sumatera berjenis kelamin betina, setelah masuk ke kandang jebak yang dipasang karena sebulan terakhir mendapatkan laporan hewan dilindungi itu memakan ternak warga. ANTARA/Iggoy el Fitra
Jangan Kabur, Ini 6 Tips Menyelamatkan Diri saat Bertemu Harimau

Saat sedang pergi ke hutan atau gunung dan bertemu harimau, sebaiknya jangan panik. Berikut beberapa tips menyelamatkan diri saat bertemu harimau.


Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

47 hari lalu

Petugas berupaya memadamkan kebakaran hutan dan lahan di wilayah Bintan Timur, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau, Sabtu 15 Januari 2022. ANTARA/HO-UPT Damkar Bintan Timur
Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

Kebakaran hutan kerap terjadi di beberapa daerah di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Bagaimana cara mengantisipasinya?