TEMPO Interaktif, Blitar - Mendengar kata nuklir mungkin membuat beberapa orang ketakutan, namun para petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Lingkungan Cipoko, Kabupaten Blitar, justru sangat antusias. Bibit padi hasil iradiasi buatan Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), yang mereka tanam, menghasilkan panen berlimpah.
"Petani bahagia sekali dengan panen kali ini karena hasilnya melimpah," ujar Kepala Ketua Kelompok Tani Among Tani Lingkungan Cipoko, Kabupaten Blitar, Muhammad Sururi, saat ditemui, Rabu, 14 Desember 2011.
Pada musim panen ini, satu hektare lahan yang ditanami bibit padi unggul ini mampu menghasilkan 11,3 ton gabah kering giling. Padahal bibit padi biasa umumnya hanya menghasilkan 6-8 ton per hektare.
Bibit padi unggul Bestari itu dikembangkan oleh peneliti dari Batan bernama Mugiyono. Bibit ini telah mendapatkan sertifikat dari Kementerian Pertanian setelah diteliti selama beberapa tahun.
Di Kabupaten Blitar, padi Bestari ditanam di 50 hektare lahan sawah. Angka produktivitas padi Bestari sangat baik. Dilihat sepintas lalu, padi Bestari memiliki rumpun yang lebih gemuk, rata-rata memiliki 26 batang. Setiap batang ditumbuhi 180 bulir padi.
Padi jenis lain, yang banyak ditanam penduduk, umumnya kurang produktif dibandingkan Bestari. Padi biasa umumnya hanya memiliki belasan batang dalam satu rumpun.
Menurut pencipta benih Bestari, Mugiyono, hasil panen kali ini memang lebih baik dibandingkan panen untuk benih berbeda. Bahkan capaian kali ini melebihi spesifikasi Bestari yang semula diharapkan mampu menghasilkan hingga 20 batang setiap rumpun. Diperkirakan lonjakan produktivitas ini disebabkan pemberian pupuk yang sesuai kebutuhan.
Meski mengalami peningkatan produksi, Bestari harus menunda masa panen tahun ini. Semula, panen diharapkan bisa terjadi 115 hari setelah tanam. Namun, meningkatnya pasokan air selama musim hujan, membuat panen tertunda 20 hari.
Tak hanya tingkat produksi tinggi, bibit ini juga memiliki keunggulan seperti tahan hama wereng cokelat biotipe 1 dan 2 serta tahan bakteri hawar daun. Rendemen padi ini mencapai 73 persen.
Nasi yang dihasilkan dari padi ini juga memiliki rasa enak dan pulen. Padi ini optimal ditanam pada ketinggian hingga 600 meter di atas permukaan laut. Selain di Blitar, padi ini juga ditanam di 16 lokasi lain di Indonesia.
ANTON WILLIAM