TEMPO.CO, London - Peningkatan temperatur memaksa kupu-kupu di Eropa mengungsi ke hutan untuk menaungi diri mereka dari dampak perubahan iklim. Namun, jumlah kupu-kupu yang pindah belum cukup untuk menyelamatkan populasi serangga bersayap cantik itu.
“Kami melihat banyak kupu-kupu mulai terancam oleh perubahan iklim,” kata Andrew Suggitt, mahasiswa pascasarjana di University of York di Inggris. “Suhu yang semakin hangat menjadi terlalu panas bagi sebagian besar dari mereka untuk bertahan hidup di Eropa selatan.”
Baca Juga:
Suggitt adalah peneliti pengaruh perubahan iklim terhadap kupu-kupu. Bersama timnya, Suggitt ingin mengetahui apakah kupu-kupu akan bergerak menuju daerah yang lebih hangat atau lebih dingin dari habitat mereka. Misalnya, kupu-kupu lebih memilih pindah ke daerah dengan banyak pohon dibandingkan ke sebuah area terbuka yang cerah.
"Kami berpikir kupu-kupu memilih habitat yang lebih dingin untuk melarikan diri dari suhu yang semakin hangat," kata Suggitt. "Jika mereka mulai melakukannya pada saat ini, mereka mungkin bisa menyelamatkan diri dari pengaruh perubahan iklim."
Para peneliti menganalisis data 36 spesies kupu-kupu yang dikumpulkan antara 1994 hingga 2009 dari program pemantauan di Inggris dan Spanyol. Mereka secara khusus mengamati jumlah spesies dan individu kupu-kupu yang memilih habitat tertutup dan teduh dibandingkan habitat yang terbuka dan lebih banyak disinari matahari. Mereka membandingkan informasi tersebut dengan suhu udara rata-rata untuk tiap musim.
Dari hasil analisis, Suggitt menemukan proporsi jumlah individu kupu-kupu yang berada di habitat tertutup dan teduh lebih tinggi pada tahun-tahun dengan suhu udara lebih panas. Di Spanyol, misalnya, sekitar 75 persen spesies kupu-kupu (25 dari 36 spesies) mampu memanfaatkan daerah yang lebih dingin dari habitatnya, tapi hanya dilakukan oleh sebagian kecil individu.
Sekitar 1,3 persen dari populasi kupu-kupu bergeser ke bagian habitat yang lebih dingin untuk setiap kenaikan suhu satu derajat Celcius. "Mereka menggunakan habitat yang dingin untuk melakukan apa yang harus mereka lakukan, seperti makan, kawin, dan menyelesaikan siklus hidup. Mereka tidak mungkin melakukan semua itu di habitat yang lebih hangat," kata Suggitt.
Para peneliti menyimpulkan, mayoritas spesies kupu-kupu bisa memanfaatkan daerah-daerah yang lebih dingin dari habitat mereka, meski jumlah individu yang melakukannya tidak cukup banyak untuk melindungi spesies dari dampak perubahan iklim. Kemungkinan penyebabnya adalah makanan dan sumber daya lain lebih banyak dijumpai di habitat terbuka, sehingga lebih banyak kupu-kupu memilih tetap berada di daerah yang lebih hangat meskipun mungkin terlalu panas bagi mereka untuk bertahan hidup.
Para peneliti melihat iklim mikro memainkan peran lebih penting bagi kupu-kupu di Spanyol daripada di Inggris. Di Spanyol, pemanasan cuaca berdampak pada keluarnya kupu-kupu dari rumah-rumah penduduk. Sedangkan di Inggris, kupu-kupu memperluas jangkauan migrasi ke utara untuk menghindari panas.
"Populasi kupu-kupu di Spanyol kemungkinan akan terus berpindah ke arah utara, ke tempat yang lebih tinggi guna menghindari udara panas," para peneliti mencatat.
LIVESCIENCE | MAHARDIKA SATRIA HADI
SAINS Lainnya
Kristal Liur Rafael Berupa Kaca
Bayi Makan Tak Teratur Lebih Cerdas
Anak Mendengkur Punya Kelainan Perilaku
Larangan Merokok Turunkan Kelahiran Bayi Prematur
Bayi Mendengkur Bakal Hiperaktif Ketika Besar?