TEMPO.CO, Bandung - Lomba tahunan Indigo Fellowship bagi para digitalpreneur di Indonesia kembali digelar mulai Mei hingga 24 September 2012.
Tahun ini, ada empat kategori karya digital yang akan dinilai, yaitu aplikasi untuk pariwisata, kesehatan, dan pendidikan, serta kategori komik, animasi, dan game. Selain itu, ada kategori video klip dan film pendek, serta kategori digital radio.
Indigo Fellowship rutin digelar tahunan sejak 2009 oleh Telkom Group dan Masyarakat Industri Kreatif Teknologi, Informasi, Komunikasi, Indonesia (MIKTI).
Ketua dewan juri, Hari S. Sungkari, mengatakan penjurian lomba tahun ini agak berbeda dengan tahun lalu. "Tujuannya menumbuhkan digitalpreneur, jadi tidak untuk yang iseng-iseng," katanya di gedung Research and Development Center Telkom, Bandung, Jumat, 4 Mei 2012.
Syarat lomba di antaranya, sudah ada produk karya, orisinal, dan siap masuk pasar. Karya juga berpotensi meraih keuntungan dan punya prospek untuk bekerja sama dengan PT Telkom. "Total nanti dipilih 12 pemenang atau tiga juara dari tiap kategori," ujarnya.
Salah seorang calon peserta lomba, Faturrahman, mengatakan timnya akan mengirim aplikasi pencarian minat dan bakat bagi pelajar yang akan melanjutkan kuliah. "Untuk membantu mereka memilih jurusan yang cocok sesuai minat dan bakat," ujarnya. Aplikasi itu kerja sama mahasiswa Jurusan Sistem Informasi ITS dengan mahasiswa Psikologi Universitas Airlangga, Surabaya.
Aplikasi itu, kata Faturrahman, sudah meraih beasiswa dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi sebesar Rp 5 juta setelah lolos ajang PKM 2012 di tingkat kampus. Sementara ini, aplikasi tersebut sudah diuji coba ke siswa dari tiga SMA di Surabaya. Aplikasi itu juga dilengkapi bank soal SNMPTN untuk latihan para siswa sebelum ujian.
General Manager Multimedia PT Telkom Jodie Hernadi mengatakan lomba dibuat untuk mendorong berkembangnya industri digital kreatif di Indonesia. Meskipun begitu, kata dia, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi para kreator, seperti masalah broadband, pembajakan karya, dan kurangnya sumber daya manusia. Untuk pengembangan karya para pemenang agar siap komersial, kata Jodie, disiapkan dana Rp 5 miliar per tahun.
ANWAR SISWADI