TEMPO.CO, New York - Bagaimana doa dan meditasi mempengaruhi aktivitas otak? Dr Andrew Newberg, Direktur Riset di Myrna Brind Center for Integrative Medicine di Thomson Jefferson University Hospital dan Medical College, mempelajarinya selama beberapa dekade.
Dalam sebuah video yang baru-baru ini ditayangkan, dengan narasi yang dibacakan oleh Morgan Freeman pada saluran TV Sains, Newberg menjelaskan bahwa untuk mempelajari pengaruh meditasi dan doa pada otak, ia menyuntikkan pewarna radioaktif berbahaya, sementara mereka tenggelam dalam doa/meditasi. Pewarna berpindah ke bagian otak di mana aliran darah menguat, yaitu ke bagian paling aktif dari otak.
Atas hasil penelitian ini, Dr Newberg percaya bahwa untuk otak, berdoa kepada Tuhan dalam tradisi Yahudi-Kristen mirip berbicara dengan orang. "Ketika kita mempelajari meditasi Buddha, di mana mereka memvisualisasikan sesuatu, kita mungkin berharap melihat perubahan atau peningkatan aktivitas di bagian visual dari otak," kata dia.
Ketika mengamati cara bermeditasi kaum atheis, kata Dr Newberg, ia tidak menemukan aktivitas otak pada lobus frontal seperti yang dia diamati pada mereka yang beragama.
Dr Newberg menyimpulkan bahwa semua agama menciptakan pengalaman neurologis, dan sementara Tuhan adalah tak terbayangkan bagi atheis, tapi bagi umat beragama. Tuhan adalah nyata seperti dunia fisik. "Jadi membantu kita untuk memahami bahwa setidaknya ketika mereka [orang-orang beragama] yang menjelaskan kepada kita, mereka benar-benar memiliki pengalaman seperti ini setidaknya pengalaman neurologis yang nyata," katanya.
HUFFINGTON POST | TRIP B