TEMPO.CO, Otawa - Blackberry tampaknya tengah dirundung masalah. Setelah ditinggal salah satu petingginya belum lama ini, produsen smartphone asal Kanada itu dikabarkan memecat 250 karyawannya.
Pihak Blackberry yang diwakili Lisette Kwong membenarkan berita tersebut. Ia mengungkapkan kalau 250 karyawan yang dirumahkan tepat Selasa, 23 Juli 2013 itu merupakan bagian dari New Product Testing Facility, yakni departemen yang mendukung produksi Blackberry dan usaha R&D. Tujuan pemecatan karyawan tersebut katanya, "Merupakan bagian dari rencana perusahaan untuk meningkatkan efisiensi dan dana sebesar US$ 1 miliar sekaligus mempersiapkan BlackBerry 10 OS dan handset terbaru."
CEO BlackBerry Thorsten Heins mengatakan kepada para pemegang saham pada 9 Juli 2013 kalau Blackberry tengah berada dalam masa transisi yang kompleks.
Langkah pemecatan karyawan yang baru ini menyusul setelah berita pengunduran diri David J. Smith, Wakil Presiden Blackberry sekaligus penanggung jawab tablet PlayBook beredar luas. Heins, mengumumkan bahwa PlayBook tidak akan mendapatkan pembaruan ke sistem operasi BlackBerry 10.
Pemecatan karyawan Blackberry sebanyak 250 orang tahun 2013 belum seberapa dibandingkan dengan tahun 2012 dimana Blackberry merumahkan sebanyak 5 ribu karyawannnya.
Blackberry Ltd, produsen ponsel pintar bernama sama santer dikabarkan akan memangkas pekerja sebagai bagian restrukturisasi perusahaan berberapa bulan terakhir. Pemutusan hubungan kerja ini menyusul pemangkasan 5.000 karyawan pada tahun fiskal yang lalu.
THENEXTWEB | CTVNEWS | HOSPITA
Terhangat:
Bentrok FPI | Bisnis Yusuf Mansyur | Aksi Liverpool di GBK
Berita Terkait
Blackberry Terganggu, Menkominfo Akan Beri Sanksi
Kominfo Belum Tahu Penyebab Gangguan Blackberry
BlackBerry Selidiki Penyebab Gangguan BBM