TEMPO.CO, Jakarta - Sebagian besar orang memiliki berbagai pertimbangan sebelum membeli perangkat bergerak. Model, popularitas sebuah merek, kapasitas memori, resolusi kamera, dan harga menjadi pertimbangan utama. Pernahkah Anda mempertimbangkan produk berdasarkan prosesor yang menjalankannya?
Ada kemungkinan hanya konsumen yang memahami teknologi informasi dengan lebih detail yang melakukan hal ini. Meski menjadi bagian kecil secara fisik dari seluruh komponen perangkat bergerak, prosesor merupakan faktor utama yang menunjang performa dan menentukan tingkat kecerdasan sebuah peranti.
Setidaknya, inilah yang dilakukan oleh Erwansyah Anoem, 27 tahun, karyawan di sebuah perusahaan media. Dia mantap memilih ponsel cerdas Nokia Lumia 920 sejak akhir 2012. Ponsel berbasis Windows ini dibekali prosesor Qualcomm Snapdragon Krait dua inti berkecepatan 1,5 gigahertz.
“Windows Phone dengan dua inti sudah cukup banget, enggak perlu empat inti, apalagi delapan inti segala,” kata dia. Selama menggunakan ponsel itu, Erwan belum pernah mendapati kinerja ponselnya lambat atau macet (hang).
Pria yang gemar mengutak-atik perangkat ini mengatakan, sebelum membeli perangkat bergerak, ada pertimbangan yang saling berkorelasi antara sistem pengoperasian dan prosesor. “Banyak yang bilang Windows Phone ketinggalan zaman, nyatanya ponsel berbasis Windows tergolong ringan, sehingga tidak membutuhkan banyak inti.”
Dua tahun lalu, Erwan sempat menjajal Nokia N9 yang dijalankan prosesor ARM 1 gigahertz. “Dengan kemampuan prosesor seperti itu, kemampuannya sudah sangat baik,” kata dia, yang merupakan penggemar merek ini.
Lain lagi dengan Prita Hersty, 25 tahun, seorang karyawati di perusahaan agen periklanan. Dia memilih gadget berdasarkan kebutuhan, yaitu fitur kamera dan grafis. Soal prosesor, Prita tak terlalu ambil pusing. “Yang saya tahu, sih, kalau core banyak biasanya bagus,” kata dia.
Sampai kini dia masih merasa puas dengan ponsel cerdas Samsung Galaxy SII, yang dibelinya dua tahun lalu. Dia meyakini ponsel berbasis sistem Android, yang dibekali prosesor ARM Cortex A9 dua inti ini, tidak kalah cerdas dibanding ponsel cerdas lainnya.
Untuk menyajikan ponsel dengan kemampuan prima, perusahaan manufaktur cip bersaing ketat dalam menyediakan cip terbaik untuk peranti bergerak. Ada lima penyedia prosesor ternama yang saat ini bersaing, yaitu Qualcomm, Intel, NVIDIA, Samsung, dan Apple. Persaingan ketat terjadi antara Qualcomm dan Intel, yang sebelumnya mendominasi pasar cip untuk komputer dan laptop. NVIDIA membuat cip untuk konsol game-nya, Nvidia Shield.
Namun Samsung memasang cip besutannya pada produknya sendiri, seperti Samsung Galaxy S III dan Samsung Galaxy Note II. Begitu pula Apple yang membuat prosesor seri A untuk ponsel iPhone dan tablet iPad buatannya.
Menurut President Qualcomm, Steve Mollenkopf, cip buatan perusahaannya memiliki kemampuan lebih dibanding prosesor lain. "Kami punya kemampuan untuk memasukkan berbagai kemampuan cip ke dalam mekanisme system-on-chip.”
SATWIKA MOVEMENTI
Topik Terhangat:
Rupiah Loyo | Konser Metallica | Suap SKK Migas | Konvensi Partai Demokrat | Pilkada Jatim
Berita Terpopuler:
Konvoi Jeep Mewah FPI Menuai Kritik di Twitter
Lurah Susan : Saya Hanya Menjalankan SK Gubernur
15 Menit Sebelum Menhan AS Tiba, Merah Putih Jatuh
Pelat Jeep B 1 LPI Rizieq Tercatat di Polisi
Roy Suryo: Foto Instagram Ani SBY Asli