TEMPO.CO, Maryland - Biasanya, obyek yang melayang di luar angkasa dan memiliki ekor hanyalah komet. Akan tetapi ilmuwan berhasil mendeteksi obyek di luar angkasa yang memiliki orbit mirip asteroid namun memiliki ekor. Berbeda dengan komet yang biasanya punya ekor debu kosmis tunggal, obyek yang terdeteksi dengan teleskop Hubble ini memiliki enam ekor.
"Saya sudah mengamati banyak komet sebelumnya dan belum pernah melihat benda yang seaneh ini," kata Harold Weaver, ilmuwan dari Johns Hopkins Applied Physics Laboratory di Laurel, Maryland, Amerika Serikat.
Obyek yang terdeteksi itu diperkirakan berasal dari sabuk asteroid P/2013 P5. Weaver dan koleganya menduga kecepatan rotasi P/2013 P5 meningkat akibat penyerapan dan pemancaran ulang cahaya matahari di dalam tubuh sabuk berputar yang asimetris.
Kekuatan putaran yang cukup cepat membuat daya gravitasi yang lemah tidak mampu lagi menahan massa sabuk sehingga permukaan asteroid akhirnya pecah. Kondisi inilah yang menyebabkan adanya semburan gelombang debu mirip ekor di sekitar asteroid.
Enam ekor asteroid itu tampaknya terbentuk dalam enam semburan debu yang berbeda. Semburan pertama, menurut Weaver, kemungkinan sudah terjadi akhir musim semi lalu. Benturan dengan batuan luar angkasa disebut tidak menyebabkan kemunculan ekor asteroid. Sebab, benturan semacam itu justru bakal memuntahkan seluruh debu dalam satu waktu.
Obyek tak terduga ini pertama kali dideteksi teleskop Hubble pada 10 September. Hasil penelitiannya kemudian dimasukkan dalam jurnal arXiv pada 7 November lalu. Penemuan ini juga dimuat dalam Astrophysical Journal Letters.
Komet pada umumnya mengandung air dan es dalam jumlah besar. Ekor mereka terbentuk saat panas dari cahaya matahari menguapkan air dan gas lainnya yang juga mengangkut debu bersama mereka. Namun peneliti mengatakan, lokasi obyek di P/2013 P5 termasuk dalam golongan asteroid yang miskin unsur air. Weaver menyebut perpecahan akibat putaran itu bisa jadi sebuah mekanisme kematian bagi asteroid.
William Bottke, peneliti planet dari Southwest Research Institute, Colorado, Amerika Serikat mengatakan, skenario perpecahan itu masuk akal namun sulit dibuktikan. Para peneliti harus mencari fakta lain jika obyek P/2013 P5 punya angka rotasi terukur. Bottke mengatakan semburan ekor itu bisa terjadi karena asteroid punya deposit es di permukaannya. Inilah yang menjadi sumber ekor debu saat terkena panas sinar matahari.
NATURE | GABRIEL TITIYOGA
Terpopuler
Para Petinggi Demokrat Keroyok Jokowi
Kebencian Demokrat ke Jokowi Dinilai Menjadi-jadi
Mengundang Jokowi Harus Bayar?
Kata Hakim Vica soal Isu Selingkuh dan Foto Syur
Hakim Vica: 15 Tahun Tak Dinafkahi Suami