TEMPO.CO, London - Dugaan penyadapan oleh Amerika Serikat dan Australia menumbuhkan satu ceruk baru: bisnis alat-alat penyadap canggih. Kini, beberapa perusahaan swasta Barat, baik sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan, menjual alat mata-mata dan teknologi pengawasan massa ke negara-negara berkembang.
Janji yang ditawarkan sama, yaitu mampu mengintip jutaan e-mail, pesan teks, dan panggilan telepon, seperti yang dilakukan National Security Agency (NSA), Amerika Serikat.
Sebuah dokumen yang diperoleh Guardian menunjukkan bagaimana perusahaan, termasuk puluhan dari Inggris, kerap berpameran di Afrika, Asia, dan Timur Tengah. Target mereka adalah instansi pemerintah. Pameran bersifat umum, namun bagi pembeli potensial akan mendapatkan akses ke pameran pribadi.
Dokumen itu disusun oleh Privacy International. Mereka menghabiskan waktu empat tahun untuk mengumpulkan 1.203 brosur dan transaksi penjualan di Dubai, Praha, Brasilia, Washington, Kuala Lumpur, Paris, dan London.
Database, dilabel sebagai Surveillance Industry Index, menunjukkan bagaimana perusahaan-perusahaan, terutama dari Inggris, Israel, Jerman, Prancis, dan Amerika Serikat, menawarkan pemerintah berbagai sistem yang memungkinkan mereka untuk diam-diam meretas jaringan Internet untuk menggangsir e-mail dan menyadap percakapan telepon.