TEMPO.CO , Jakarta: Ikan stickleback (Gasterosteus aculeatus) aslinya adalah spesies di habitat laut. Ikan dengan panjang tubuh sekitar lima sentimeter itu mengalami evolusi yang cepat ketika leluhur mereka bermigrasi dari laut ke habitat air tawar.
Sebagian spesies stickleback tetap hidup di laut namun bermigrasi ke habitat air tawar untuk bertelur. Adanya perubahan gen membuat ikan stickleback mampu beradaptasi dengan cepat di dua habitat yang kondisinya bertolak belakang itu. (Baca: Sepanjang 2011, Ditemukan 140 Spesies Baru)
Para peneliti Universitas California, Berkeley, menemukan perubahan gen itu mengendalikan pertumbuhan gigi dan tulang ikan stickleback. Saat berpindah habitat, ikan-ikan dengan ciri tiga duri di tubuhnya susunan kerangka ikan dengan ciri tiga duri di tubuhnya itu berubah sebagai bentuk adaptasi dengan lingkungan baru.
“Studi ini menunjukkan ada satu gen, dikenal sebagai Bmp6, yang berperan penting dalam regenerasi organ vertebrata itu,” kata pemimpin riset Craig Miller seperti ditulis laman universitas, 17 September 2014. (Baca: Beda Buaya Purba dan Buaya Masa Kini)
Seperti ikan salmon, stickleback adalah spesies anadromous. Mereka hidup di laut namun berenang ke lokasi air tawar dengan melawan arus untuk berkembang biak. Sejak akhir Zaman Es sekitar 12.000 tahun lalu, banyak stickleback yang mengkolonisasi perairan air tawar di danau dan sungai. Di tempat itu, tubuh mereka dengan cepat beradaptasi.
Ikan stickleback air tawar mempunyai gigi lebih banyak dan rahang yang kuat ketimbang kerabatnya yang tinggal di laut. Ini adalah cara mereka menyesuaikan diri dengan mangsa yang lebih besar di perairan air tawar. Unggul di gigi, stickleback air tawar justru kehilangan sisik yang melindungi tubuhnya.
Beberapa spesies lain mengembangkan semacam lempengan tulang sebagai pengganti sisik. Peneliti menduga hal itu terjadi karena predator stickleback di habitat air tawar berkurang. Pada populasi stickleback di Alaska, perubahan itu diketahui memakan waktu hanya 10 tahun.
PNAS | SCIENCE WORLD REPORT | BBC | GABRIEL WAHYU TITIYOGA