TEMPO.CO, Malang - Mobil prototipe berbahan bakar batu kapur buatan Universitas Brawijaya Malang menjadi juara dua dalam Chemical Engineering Car Competition (Chem E Car) di Perth, Australia, 28 September 2014. Adapun juara pertama diraih Universiti Teknologi Petronas Malaysia dan juara ketiga ditempati Universitas Gadjah Mada. Peserta kompetisi ini berbagai perguruan tinggi dari kawasan Asia dan Australia.
"Kompetisi ini melombakan prototipe mobil dari sumber energi alternatif melalui reaksi kimia," kata Ketua Tim Exotric II Dobita Amanda F., Kamis, 9 Oktober 2014. Tim ini terdiri dari Dobita; Rizka Dwi Octaria; Dwi C. Pujayanti; Afida Khofsoh, mahasiswa Teknik Kimia; dan Sidiq Darmawan, jurusan Teknik Mesin Universitas Brawijaya. (Baca berita sebelumnya: Mobil Mini ITS Juara di Australia)
Sebelum mengikuti kompetisi, tim melakukan riset selama dua bulan. Mereka menyiapkan secara optimal sehingga menghasilkan yang terbaik. Mereka juga memperbaiki berbagai sistem Exotric sehingga menjadi Exotric II.
Perbaikan meliputi sistem transfer energi, pemberhentian, reaksi kimia, dan chasis. Para mahasiswa teknik ini memanfaatkan reaksi kimia batu kapur dengan asam klorida atau Hcl sehingga menghasilkan reaksi eksotermis. Reaksi kimia tersebut menghasilkan energi panas yang diubah menjadi listrik.
Reaksi tersebut menggunakan susunan bahan semikonduktor tipe-P (pembawa muatan hole) dan tipe-N (pembawa muatan elektron) yang disusun sedemikian rupa. Listrik yang dihasilkan digunakan untuk menggerakkan motor listrik yang ditransmisikan ke roda mobil.
Mereka belajar dari nol secara otodidak untuk menciptakan mobil prototipe tersebut. Sebelumnya, mereka juara tiga dalam Chem-E-Car Indonesia Competition 2014 di Institut Teknologi Sepuluh Nopember pada 12 April 2014 lalu. (Baca juga: Mahasiswa ITS Luncurkan Mobil Cepat 'Sapu Angin')
Menurut dia, mobil prototipe tersebut berpeluang dikembangkan menjadi kendaraan yang diproduksi massal. Apalagi bahan bakar minyak terus menyusut. Bahkan negara harus menghabiskan anggaran besar untuk subsidi BBM. Sedangkan bahan baku batu kapur cukup melimpah, terutama di Malang selatan. Kekayaan alam tersebut bisa dikelola dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat.
EKO WIDIANTO
Terpopuler
Nazaruddin: Ibas Terima Duit Korupsi Wisma Atlet
Ketua MPR Mangkir, Jokowi Tetap Bisa Dilantik
Jokowi: Nama Menteri Hampir Final
Fadli Zon: Kami Ingin Pemilihan Presiden Langsung