Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Perubahan Iklim Pengaruhi Sebaran Penyakit Menular  

image-gnews
Dokter Florian Steiner, teliti gejala Ebola lewat mikroskop di pusat karantina penderita penyakit menular di RS Charite, Berlin, Jerman, 11 Agustus 2014. Gejala Ebola seperti demam, muntah dan diare. Pengawasan diperlukan untuk cegah penyebarannya dengan standar kebersihan yang tinggi. REUTERS/Thomas Peter
Dokter Florian Steiner, teliti gejala Ebola lewat mikroskop di pusat karantina penderita penyakit menular di RS Charite, Berlin, Jerman, 11 Agustus 2014. Gejala Ebola seperti demam, muntah dan diare. Pengawasan diperlukan untuk cegah penyebarannya dengan standar kebersihan yang tinggi. REUTERS/Thomas Peter
Iklan

TEMPO.CO, Le Sextant - Perubahan iklim diduga dapat mempengaruhi kesehatan manusia secara langsung maupun tidak langsung. Selain ancaman badai, banjir, kekeringan, dan gelombang panas, risiko kesehatan lainnya sedang diteliti oleh para ilmuwan.

Dugaan awal para ilmuwan, penyakit baru akibat virus, bakteri, dan parasit menyebar karena pengaruh perubahan iklim. Di antaranya, leishmaniasis dan demam West Nil. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), penyakit-penyakit itu menyebabkan sepertiga kematian di seluruh dunia dan negara-negara berkembang.

Studi yang dilakukan Institute de Recherche pour le Developpment (IRD) mengungkap beberapa kemungkinan di balik penyebaran patogen dan penyaluran penyakit. "Salah satunya perubahan iklim dan kelembapan ekstrem," tulis para peneliti seperti dikutip dari laman web institut, Jumat, 7 November 2014.

Perubahan iklim, tulis peneliti, mengubah dinamika transisi agen penyebar penyakit. Selain itu juga mempengaruhi rentang, perilaku, siklus biologis, sejarah hidup patogen dan vektor spesies penyakit. Tim peneliti, yang menerbitkan temuan ini dalam jurnal Nature, beranggapan kondisi ini akan berlangsung lama. (Baca: Fakta-fakta Seputar Penyakit Ebola)

Hanya, para peneliti menambahkan, dampak tersebut belum dapat dijelaskan lebih rinci. "Dibutuhkan data tentang perubahan spesial jangka panjang," tulis mereka. Itu sebabnya, para peneliti masih kesulitan mencari hubungan langsung antara perubahan iklim dan evolusi patogen penyakit.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam studi, tim peneliti IRD juga melihat hubungan antara perubahan iklim dan mewabahnya buruli ulcer, penyakit menular yang muncul di Amerika Latin 40 tahun lalu. Hasil penelitian saat itu menemukan hubungan antara penyakit tersebut dengan frekuensi meningkatnya badai el nino di Amerika Tengah dan Selatan. (Baca: PBB: Bencana Global, Perubahan Iklim Semakin Parah)

Saat ini, peneliti melihat menurunnya curah hujan menyebabkan Mycobacterium ulcerans, bakteri penyebab buruli ulcer, berkembang biak dengan subur. Bakteri yang menyebabkan kulit luka-luka ini hidup di lingkungan berair, seperti sungai dan rawa. Mengingat kondisi curah hujan dalam beberapa waktu terakhir, para peneliti berpendapat wabah baru epidemi buruli akan berkembang luas.

AMRI MAHBUB

Berita Lainnya:
3 Jagoan Intel Ini Calon Kuat Kepala BIN
Raden Nuh Sempat Melawan Saat Ditangkap
Cara Menteri Susi Berantas Pencurian Ikan 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

1 hari lalu

Ilustrasi ginjal. Shutterstock
3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

Wamenkes mengatakan perlunya fokus dalam tiga langkah penanganan penyakit ginjal kronis. Apa saja?


BMKG Prediksi Musim Kemarau Dimulai pada April

1 hari lalu

Petani beraktivitas di sawah kawasan Majalengka, Jawa Barat, Senin, 20 November 2023. Kesulitan air di daerah tersebut mulai dirasakan sejak Juni 2023 hingga saat ini. Akibat musim kemarau, petani mengaliri sawahnya menggunakan pompa dari sumur yang airnya terbatas. TEMPO/ Febri Angga Palguna
BMKG Prediksi Musim Kemarau Dimulai pada April

Pantura bakal menjadi daerah pertama di Jawa yang memulai musim kemarau pada April mendatang.


Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

2 hari lalu

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

Banyak rumah sakit penuh sehingga pasien tidak tertampung. Masyarakat miskin kesulitan akses pelayanan kesehatan.


Jakarta dan Banten Masuki Puncak Kemarau pada Agustus 2024, Mundur Akibat Gejolak Iklim

2 hari lalu

Ilustrasi kekeringan: Warga berjalan di sawah yang kering akibat kemarau di Rajeg, Kabupaten Tangerang, Banten. ANTARA FOTO/Fauzan/ama.
Jakarta dan Banten Masuki Puncak Kemarau pada Agustus 2024, Mundur Akibat Gejolak Iklim

Jakarta dan Banten diperkirakan memasuki musim kemarau mulai Juni mendatang, dan puncaknya pada Agustus. Sedikit mundur karena anomali iklim.


Perubahan Cuaca Ekstrem Berkaitan dengan Meningkatkan Kasus DBD

3 hari lalu

Ilustrasi vaksin DBD (demam berdarah). Shutterstock
Perubahan Cuaca Ekstrem Berkaitan dengan Meningkatkan Kasus DBD

Praktisi Kesehatan mengatakan perubahan cuaca ekstrem mempengaruhi semakin meningkatnya kasus demam berdarah dengue alias DBD.


Blak-blakan Sri Mulyani soal Dana Bansos Melonjak Rp 22,5 Triliun dan Program Makan Siang Gratis di DPR

8 hari lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani saat menghadiri rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 27 Maret 2023. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan bahwa dari transaksi mencurigakam senilai Rp 349 triliun, hanya Rp 3,3 triliun saja yang berkaitan dengan pegawai Kemenkeu.  TEMPO/M Taufan Rengganis
Blak-blakan Sri Mulyani soal Dana Bansos Melonjak Rp 22,5 Triliun dan Program Makan Siang Gratis di DPR

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati blak-blakan mengenai anggaran program makan siang gratis dan bantuan sosial alias Bansos di DPR kemarin.


Kemarau Mundur, Kapan Musim Hujan di Indonesia Selesai?

9 hari lalu

Umat muslim menggunakan perahu untuk berangkat melaksanakan salat Tarawih di Masjid Riyadhul Abidin, Ulu Gedong, Jambi, Jumat, 15 Maret 2024. Banjir yang telah merendam kawasan itu sejak tiga bulan terakhir dan melumpuhkan akses jalan darat tidak menyurutkan umat muslim setempat untuk melaksanakan ibadah salat Tarawih berjamaah di masjid. ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan
Kemarau Mundur, Kapan Musim Hujan di Indonesia Selesai?

Musim hujan di Indonesia masih akan terus berlangsung selama Maret 2024


Dalih-dalih Jokowi Soal Harga Beras Tinggi, Lazimkah?

10 hari lalu

Warga membawa beras dan bantuan presiden pada acara Penyaluran Bantuan Pangan Cadangan Beras Pemerintah di Gudang Bulog, Telukan, Sukoharjo, Jawa Tengah, Kamis 1 Februari 2024. Presiden memastikan pemerintah akan menyalurkan bantuan 10 kilogram beras yang akan dibagikan hingga bulan Juni kepada 22 juta masyarakat Penerima Bantuan Pangan (PBP) di seluruh Indonesia. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
Dalih-dalih Jokowi Soal Harga Beras Tinggi, Lazimkah?

Sejak Januari 2024 dalih-dalih Presiden Jokowi terkait penyebab tingginya harga beras dan kelangkaan komoditas pangan tersebut terus bermunculan.


Jokowi Stop Bansos Beras Juni Tahun Ini, Apa Alasannya?

12 hari lalu

Puluhan massa yang tergabung dalam Gerakan Keadilan Rakyat (GKR) melakukan aksi demo dan longmarch dari Patung Kuda Monas menuju gedung Bawaslu, Jakarta, Selasa 27 Februari 2024. Dalam aksinya massa menyikapi beras Bansos dipakai untuk kampanye Pilpres 2024 dengan bergambar salah satu paslon pilpres. Hal ini mengakibatkan melambungnya harga beras dan kebutuhan pokok lainnya seperti harga minyak goreng telor, cabe, bawang, dan lainnya sehingga rakyat kecil merasakan dampak kesulitan hidup pasca pemilu 2024. TEMPO/Subekti.
Jokowi Stop Bansos Beras Juni Tahun Ini, Apa Alasannya?

Presiden Joko Widodo mengatakan bansos beras hanya akan sampai Juni 2024. Apa alasannya?


Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

13 hari lalu

Ilustrasi BMKG
Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

Menurut BMKG, El Nino akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli dan setelah triwulan ketiga berpotensi digantikan La Nina.