TEMPO.CO, Jakarta - Tren modus serangan dunia maya kini berkedok iklan. Serangan semacam ini muncul seperti iklan pada umumnya, baik lewat situs maupun pada aplikasi mobile. "Ketika iklan tersebut dibuka, orang tidak sadar bahwa data atau sistemnya telah dicuri," ujar Senior Manager Online Sales and Marketing Tren Micro untuk wilayah Asia-Pasifik, Carolina Lam, di Jakarta bulan lalu. (Baca: Siapa pun Bisa Bikin Virus.)
Dia melanjutkan, iklan dengan tampilan yang menarik justru harus diwaspadai. Selama ini orang kerap tergiur oleh penawaran potongan harga atau promosi tiket. Hal semacam ini bisa jadi merupakan jebakan. (Baca: Gameloft Yogya Tak Terpengaruh Penggerebekan.)
Adapun modus serangan dunia maya lainnya adalah game palsu. Carolina menyoroti kasus yang terjadi di Vietnam. Di negara tersebut, sebagian pengguna Internet sempat tertipu oleh kemunculan game Flappy Bird palsu. Setelah mengunduh permainan, orang tidak sadar perangkatnya terinfeksi virus dan malware.
Untuk menghindari hal tersebut, Carolina mengimbau pengguna Internet untuk menggunakan perlindungan, setidaknya antivirus. Terlebih, perkembangan ancaman dunia maya pun kini semakin meningkat sejalan dengan tren penggunaan perangkat bergerak. "Kami memprediksi ada lebih dari tiga juta jenis virus dan malware hingga akhir 2014," ucap Carolina.
Dia mengatakan Indonesia adalah negara yang sangat rentan terhadap serangan dunia maya. Ini karena tingginya pengguna gadget di Tanah Air. Riset Tren Micro menyebutkan Asia-Pasifik merupakan wilayah yang paling banyak mengalami serangan dunia maya dalam setahun terakhir.
Melihat hal tersebut, Tren Micro pun kini mengembangkan antivirus bagi perangkat bergerak. "Sistem kami akan otomatis memblokir serangan yang masuk ke telepon pintar dan sabak digital," katanya.
SATWIKA MOVEMENTI
Terpopuler:
Ekki Soekarno Mimpi Bikin Museum Perkusi
Menyatukan Rock di Marsh Kids
Taylor Swift Beri Kado Mercedes Mini untuk Fan
Pelawak Darussamin Tutup Usia
Alasan Nadine Chandrawinata Gemar Berwisata