Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ini Cara Selamatkan Hutan Kalimantan Versi Ilmuwan  

image-gnews
Foto udara tambang batubara yang berada di tengah hutan di sekitar Samarinda, Kalimantan Timur. ANTARA/Dedhez Anggara
Foto udara tambang batubara yang berada di tengah hutan di sekitar Samarinda, Kalimantan Timur. ANTARA/Dedhez Anggara
Iklan

TEMPO.CO, Canterbury – Sebagai pulau terbesar ketiga di dunia dan pulau terbesar di Asia, Kalimantan memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Namun, selama ini tak ada yang mempersoalkan keberadaan spesies langka di Pulau Borneo ini. “Padahal satwa langka di Kalimantan sedang terancam,” kata Matthew Struebig, pakar biologi koservasi di University of Kent, Inggris, seperti dikutip dari Science Daily, Senin, 26 Januari 2015.

Untuk menyelamatkan satwa-satwa langka itu, Struebig yang telah lama melakukan penelitian di wilayah Kalimantan menyarankan agar empat persen dari luas pulau dijadikan lahan hutan tambahan. Berdasarkan hasil penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Current Biology edisi 22 Januari 2015, lahan sekitar 28 ribu kilometer persegi itu untuk menjaga spesies yang terancam deforestasi dan perubahan iklim.

Struebig dan sejumlah ilmuwan yang terlibat dalam penelitian tersebut menggunakan model deforestasi untuk memprediksi wilayah hutan mana saja di Kalimantan yang berpotensi hilang secara perlahan. “Dalam studi ini, kami mempertimbangkan dampak perubahan iklim dan perubahan tutupan lahan terhadap keanekaragaman hayati,” ujar Andreas Layu, salah seorang peneliti dari Zoo and Wildlife Research di Leibniz Institute, Jerman. 

Tim peneliti juga meminta jaringan global dan para ahli mamalia tropis untuk mengukur serta memetakan habitat yang cocok untuk masing-masing spesies. (Baca: Pemanasan Global Ancam Menenggelamkan Pulau)

Berdasarkan proyeksi iklim dan deforestasi, satu dari tiga spesies mamalia di Kalimantan diperkirakan akan kehilangan 30 persen lebih habitat mereka pada 2080. Dengan kerugian eksternal lainnya, seperti industri, hampir setengah habitat satwa di Borneo akan menyusut dalam dua-tiga dekade mendatang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hasil analisis tim peneliti juga menunjukkan bahwa deforestasi dan perubahan iklim paling cepat menyerang hutan dataran rendah di Kalimantan. Padahal, wilayah semacam ini, terutama lahan gambut, sangat penting untuk beberapa spesies yang terancam punah, seperti musang dan otter. (Baca: Kemar, Pohon Alternatif Menahan Laju Erosi Dieng)

Dengan bukti-bukti tersebut, Layu dan kawan-kawannya pun membuat proposal kepada pemerintah Indonesia, Malaysia, dan Brunei untuk menjaga hutan di Kalimantan. Proposal tersebut bernama Kalimantan Futures. “Untuk acuan pemerintah setempat dalam mengambil keputusan tentang hutan,” katanya.

SCIENCE DAILY | AMRI MAHBUB

Berita lainnya:

Keseriusan Indonesia Kurangi Emisi Karbon Ditagih
Kerusakan Lingkungan di Dieng Dinilai Parah
Indonesia Rumah bagi 1.666 Spesies Burung
Habitat Orangutan di Hutan Melnyie Terancam Sawit

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Rimbawan Muda: Debat Cawapres Gagal Elaborasi Partisipasi Masyarakat Adat

23 Januari 2024

Cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka (kanan) menyampaikan pandangannya dengan latar belakang rivalnya, Muhaimin Iskandar saat Debat Keempat Pilpres 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Minggu (21/1/2024). Debat Keempat Pilpres 2024 mengangkat tema terkait pembangunan berkelanjutan, sumber daya alam, lingkungan hidup, energi, pangan, agraria, masyarakat adat dan desa. ANTARA/M Risyal Hidayat
Rimbawan Muda: Debat Cawapres Gagal Elaborasi Partisipasi Masyarakat Adat

Debat cawapres 2024 kedua dinilai Rimbawan Muda Indonesia (RMI) gagal memahami aspek tata kelola kehutanan di Indonesia.


Targetkan 12 Juta Hektar Hutan Sosial, Ini Tantangan Jokowi

30 Oktober 2017

Presiden Joko Widodo (kanan) didampingi Menteri KLH Siti Nurbaya (kedua kanan) dan Mendagri Tjahjo Kumolo (kedua kiri) menyerahkan Surat Keputusan Pengakuan Hutan Adat kepada perwakilan Masyarakat Hukum Adat (MHA) Pandumaan Sipituhuta Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumut, James Sinambela (kiri) pada acara Pencanangan Pengakuan Hutan Adat Tahun 2016 di Istana Negara, Jakarta, 30 Desember 2016. ANTARA/Widodo S. Jusuf
Targetkan 12 Juta Hektar Hutan Sosial, Ini Tantangan Jokowi

Siti Nurbaya mengatakan ada berbagai alasan kenapa mengejar target 12,7 juta hektar hutan sosial sesuai Nawa Cita bukanlah kerja yang ringan.


KLHK Akan Mengelola Hutan dengan Wirausaha

23 Agustus 2017

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya (kedua kanan) berjalan bersama Dirut Tidar Kerinci Agung Hashim Djojohadikusumo (kanan) saat peresmian Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya (PR-HSD) di Dharmasraya, Sumatera Barat, 29 Juli 2017. Dalam acara tersebut, Tidar Kerinci Agung melepas Harimau Sumatera bernama Leony ke enklosur PR-HSD. ANTARA FOTO
KLHK Akan Mengelola Hutan dengan Wirausaha

Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar upaya itu tetap mengacu pada prinsip pembangunan dan kelestarian.


Walhi: Tak Heran Harimau Sering Masuk Kampung, Sebabnya...

16 Agustus 2017

Alat berat membersihkan puing bangunan rumah semi permanen para penambang yang terbakar di daerah aliran sungai Anahoni kawasan pertambangan emas ilegal Gunung Botak, Pulau Buru, Maluku, 18 November 2015. Setelah tambang emas ilegal di gunung Botak ditutup pada hari Sabtu (14/11), pemerintah daerah setempat berencana membangun tambang emas legal di kawasan tersebut. ANTARA/Jimmy Ayal
Walhi: Tak Heran Harimau Sering Masuk Kampung, Sebabnya...

WALHI menyoroti tumpang tindih kebijakan kawasan hutan dan aktivitas pertambangan berikut dampaknya bagi masyarakat.


Jokowi Tegur KLHK: Pengelolaan Hutan Jangan Berorientasi Proyek  

2 Agustus 2017

Presiden Jokowi bersiap memimpin rapat terbatas tentang perkembangan implementasi program pengentasan kemiskinan di Kantor Presiden, Jakarta, 25 Juli 2017. ANTARA/Puspa Perwitasari
Jokowi Tegur KLHK: Pengelolaan Hutan Jangan Berorientasi Proyek  

Jokowi ingin pengelolaan hutan dilakukan dengan menerapkan terobosan sehingga bisa mendukung perekonomian warga sekitar dan ekonomi nasional.


Menteri Sofyan Akan Surati KLHK Soal Izin Pinjam Pakai Hutan  

9 Juli 2017

Sofyan Djalil, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional. TEMPO/Tony Hartawan
Menteri Sofyan Akan Surati KLHK Soal Izin Pinjam Pakai Hutan  

Pembangunan jalan tol Pekanbaru-Dumai di Riau terhambat kawasan hutan.


Menebang Pohon di Hutan, Petani di Cilacap Ditangkap Polisi

26 Maret 2017

Matahari bersinar melalui pohon-pohon di kawasan hutan lindung Bialowieza, di dekat desa Bialowieza, Polandia 30 Mei 2016. Hutan purba terakhir di daratan Eropa ini memiliki luas 580 mil persegi. REUTERS
Menebang Pohon di Hutan, Petani di Cilacap Ditangkap Polisi

Sudjana berkukuh penebangan yang ia lakukan legal.


Pemerintah Serahkan Konsesi PT LUM untuk Warga Kepulauan Meranti

25 Maret 2017

Presiden Joko Widodo mendapat penjelasan mengenai proses pengolahan sagu saat meninjau kilang sagu tradisional milik warga Sungai Tohor, Tebing Tinggi Timur, Kepulauan Meranti, Riau, 27 November 2014. ANTARA FOTO
Pemerintah Serahkan Konsesi PT LUM untuk Warga Kepulauan Meranti

Kementrian LHK menyerahkan konsesi PT Lestari Unggul Makmur seluas 10.390 ha ke warga Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau.


Tolak Konsep Hutan Adat, Kalimantan Selatan Terapkan Hutan Desa

25 Maret 2017

Ilustrasi - Hutan (Mengapa Kita Butuh Hutan?). dok. KOMUNIKA ONLINE
Tolak Konsep Hutan Adat, Kalimantan Selatan Terapkan Hutan Desa

Konsep ini diyakini bisa menekan konflik lahan di daerah itu.


Beda Kebiasaan, Kalimantan Selatan Kesulitan Tetapkan Hutan Adat  

25 Maret 2017

Ilustrasi - Hutan (Mengapa Kita Butuh Hutan?). dok. KOMUNIKA ONLINE
Beda Kebiasaan, Kalimantan Selatan Kesulitan Tetapkan Hutan Adat  

Menurut Hanif, warga adat Kalimantan Selatan biasa berladang berpindah secara pribadi.