TEMPO.CO, Jakarta -Probolinggo - Tim Forensik Veteriner telah melakukan observasi post mortem hiu paus yang ditemukan mati pada Selasa 10 Februari 2015 di kanal PLTU Paiton. Observasi ini dilakukan tim forensik veteriner yang berjumlah tiga orang yakni relawan WWF Indonesia, dokter hewan Dewa Ayu Putu Ari; Marine Species Conservation Coordinator WWF Indonesia, dokter hewan Dwi Suprapti, serta asisten forensik dari FKH Universitas Airlangga, M Hadi Sutrisno.
Dwi Suprapti mengatakan, tim menemukan luka sayatan berukuran 4 sentimeter dan memanjang ke dalam 27 sentimeter pada bagian atas tubuhnya dekat insang. Luka akibat benda tajam cukup dalam hingga menembus tulang. "Benda tajamnya apa kami tidak mengetahui," kata Dwi di Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Rabu sore, 11 Februari 2015.
Ditemukan juga luka sayatan pada bagian perutnya tetapi tidak sedalam yang terjadi pada luka yang pertama. "Diduga kejadiannya berbeda antara luka sayatan pertama dan kedua ini," katanya. Temuan yang ketiga adalah ada luka seperti benjolan di dekat mulutnya. "Tidak tahu benjolan apa. Kami akan lakukan nekropsi untuk mengetahui penyebab dari abses ini," kata Dwi.
Temuan kempat adalah terdapat jamur pada bagian dekat luka. "Apakah jamur yang memperparah luka atau sesuatu yang lain, kami sudah mengambil sampelnya untuk dilihat di laboratorium," ujarnya. Dwi juga mengatakan ada aroma menyengat akibat telah melewati fase rigor mortis.
Dari observasi itu, tim forensik berkesimpulan kalau satwa telah mati lebih dari 8 jam. Terjebak dalam waktu lama sejak 31 Januari 2015, kata Dwi, menyebabkan tingkat stres yang tinggi yang mempengaruhi imunitas. Selain itu, luka diakibatkan benda tajam, kata Dwi, mendukung terjadinya infeksi yang mempengaruhi penurunan imunitas.
"Untuk meneguhkan kesimpulan, kami melakukan nekropsi dan uji histopatologi untuk memperoleh diagnosis lebih lanjut," katanya.
Hiu Paus dengan nama latin Rhincodon typus itu terjebak sekitar 10 hari kanal intake PLTU Paiton dan mati pada 10 Februari 2015 berjenis kelamin jantan. Pada warna kulit ada pigmentasi keabuan berbintik putih pada bagian atas dan pigmentasi merah muda di sebagian tubuh bawah. Ekor atau fin tegak vertikal dan terdapat cacat bekas luka di ujungnya. Usia juvenil dengan panjang 6,3 meter. Lingkar tubuh atas 173 sentimeter, lingkar tubuh tengah 107,5 sentimeter dan lingkar tubuh bawah 67 sentimeter. Bobot hiu paus ini sekitar 6 ton.
DAVID PRIYASIDHARTA