TEMPO.CO, Seattle - Pengobatan kanker kerap menempuh proses ralat dan galat. Musababnya, kombinasi obat tidak melulu bekerja efektif di dalam tubuh pasien. Sementara itu, banyak waktu berharga hilang saat dokter mencari bahan kimia yang tepat untuk menyembuhkan kanker.
Namun sekarang kanker sudah tak perlu lagi ditakuti. Dua kelompok peneliti mengklaim menemukan dua cara perawatan kanker. Yakni dengan perangkat implan dan perangkat injeksi khusus.
Di Seattle, Amerika Serikat, para peneliti dari Fred Hutchinson Cancer Research Center dan Presage Biosciences merancang alat bernama CIVO yang memuat delapan jarum. Perangkat ini dapat menyuntikkan beberapa obat sekaligus ke lokasi kanker yang dekat dengan permukaan kulit seseorang.
"Cara ini dapat menanggulangi kanker yang sudah resisten dengan obat," kata James Olson, pakar onkologi pediatrik di Fred Hutchinson, yang juga menjadi penulis utama studi, seperti dikutip dari Live Science. Temuan ini diterbitkan dalam jurnal Science Transnasional Medicine edisi 22 April 2015.
Pertama, jarum yang sarat obat ditekan ke dalam kanker dan ditarik. Jarum itu meninggalkan jejak obat di dalam kanker. Kemudian, satu-tiga hari kemudian, peneliti dapat memotong kanker tersebut sambil memeriksa apakan ada sel kanker yang masih tersisa atau tidak. Analisis jarum ini dapat membantu para dokter mencari cara penyembuhan kanker yang tepat.
"Dengan CIVO, dokter dapat membandingkan obat A dan B," kata Olson. Perangkat ini juga bisa menguntungkan pengembangan obat karena tidak perlu menggunakan pasien kemoterapi eksperimental.
Sejauh ini, CIVO telah diujikan pada sekelompok tikus, 20 anjing, dan empat manusia yang memiliki kanker kelenjar getah bening. Para pasien mengaku hanya mendapatkan sedikit rasa sakit saat disuntik.
Di belahan Amerika lain, tepatnya Massachusetts, para peneliti dari Massachusetts Institute of Technology membuat sebuah perangkat berbentuk silinder seukuran butir beras dengan tabung mikroskopis di dalamnya. Setiap tabung berisi obat yang berbeda. "Satu perangkat dapat mengandung 30-an obat," tulis peneliti dalam jurnal yang sama.
Hanya, tidak seperti CIVO, tabung ini dirancang untuk ditanam ke dalam kanker agar obat dapat meluas ke jaringan kanker lain.
Meski cara pakainya berbeda, alat ini memiliki fungsi yang sama dengan CIVO: melihat obat atau metode apa yang efektif untuk menyembuhkan kanker. "Kami berbasiskan data langsung pasien," kata Robert Langer, profesor bioteknologi dan teknik kimia di MIT.
Sejauh ini, teknik implan ini telah berhasil diujikan kepada tikus, sehingga mungkin akan memakan waktu yang lebih lama dari CIVO untuk sampai kesimpulan klinis. Tapi teknik implan menawarkan cara yang lebih efektif untuk menyembuhkan kanker.
LIVE SCIENCE | AMRI MAHBUB