TEMPO.CO, Jakarta - Jejaring sosial Google Plus, yang relatif sepi pengguna, meluncurkan fitur baru bernama Collections.
Fitur ini memudahkan pengguna untuk membuat kumpulan posting dan bisa terus diperbarui. Fitur ini dinilai terinspirasi dari fitur serupa milik Pinterest.
Baca Juga:
"Fitur Collections ini bisa dibagi untuk orang tertentu, publik atau tertutup untuk si pengguna saja," demikian tertulis di situs Techcrunch, Selasa, 5 mei 2015.
Kepala Arsitek Google Plus, Yonatan Zunger, menyambut peluncuran fitur ini di akun Google Plus semalam.
"Ini merupakan fitur yang penting bagi Google Plus. Kami telah menggunakannya secara internal sejak lama dan menyukainya."
Fitur ini memungkinkan para pengguna untuk hanya mengikuti posting dengan tema tertentu yang dibuat oleh sebuah akun.
Saat ini, fitur Collections hanya terdapat di Web dan Android. Untuk iOS, Google menjanjikan akan segera meluncurkannya.
Pada 2012, Google meluncurkan fitur Communities, yang lebih mirip dengan online forum atau message boards.
Fitur Communities ini memungkinkan para anggotanya untuk membicarakan berbagai hal tertentu sesuai tema dari komunitas itu.
Collections merupakan upaya terbaru dari Google untuk mengaktifkan layanan jejaring sosial ini. Menurut sebuah riset, Google Plus memiliki akun sekitar 2,2 miliar. Namun hanya 9 persen yang mempublikasikan konten publik.
Dan hanya sekitar 6,6 juta pengguna atau 0,3 persen yang mem-posting untuk publik sejak awal tahun ini.
Tampaknya, aktivitas di Google Plus lebih banyak terkait pada aktivitas di layanan lain yang juga milik Google seperti komentar di YouTube, pengubahan profil Google Plus, atau integrasi dengan layanan Google lainnya.
Ini artinya, posting yang dibuat bukanlah langsung dilakukan di situs Google Plus itu sendiri.
TECHCRUNCH | BUDI RIZA