TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi menyatakan cara termudah mengatasi kekeringan yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia adalah dengan membuat sumur air tanah.
Meski pasokan air tanah terus berkurang, Deputi Sumber Daya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kementerian Riset, Muhammad Dimyati, menilai cara itu lebih baik dibanding membuat hujan buatan. "Pengeboran sumur air tanah jadi alternatif karena tak mungkin membuat hujan karena tak ada bibit hujan pada awan di wilayah itu," kata Dimyati di sela pameran riset dan teknologi di Senayan, Jakarta, Jumat, 7 Agustus 2015.
Kementerian telah bekerjasama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk menyiapkan solusi hujan buatan di beberapa wilayah yang dilanda kekeringan. Namun BPPT masih fokus membuat hujan buatan untuk memadamkan api kebakaran hutan di Jambi dan mengembalikan kualitas udara di sana.
Sementara itu, BPPT enggan membuat hujan buatan di wilayah kekeringan seperti di sebagian Jawa, Lampung, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. "Karena mereka yakin di sana tak ada bibit hujan sehingga harus mengebor sumur air tanah untuk mengisi danau," kata Dimyati. "Sedangkan untuk menyalurkan air pun harus membangun macam-macam. Ini tidak hanya terjadi di Indonesia."
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sedikitnya 102 kabupaten di Indonesia mengalami kekeringan karena ketersediaan air yang tidak mencukupi serta akibat musim kemarau. Wilayah tersebut berada di 16 provinsi, yaitu Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Bengkulu, Papua, dan Nusa Tenggara Timur.
Juga Nusa Tenggara Barat, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan, Lampung, Riau, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, serta Bali. Kebutuhan air di wilayah tersebut mengalami defisit sekitar 20 miliar meter kubik untuk waktu yang lama. Kekeringan juga berdampak pada 111 ribu hektare lahan pertanian dan diperkirakan kondisi tersebut semakin meluas.
Belakangan, Presiden Joko Widodo memanggil sejumlah menteri terkait untuk mengatasi masalah ini. Jokowi mengundang Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Menteri Agraria Ferry Mursida Baldan, serta Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya Bakar dalam rapat terbatas mengenai dampak El Nino di Indonesia.
Terakhir, Menteri Pertanian Arman Sulaiman berkeliling Indonesia membagikan pompa air gratis guna mengatasi kekeringan akibat kemarau panjang. Jokowi menyebut pembagian tersebut merupakan solusi jangka pendek paling tepat. "Saya kira tahapan paling cepat itu. Tapi dalam jangka panjang kita akan bangun waduk dan embung," ujar Jokowi di Asrama Haji Pondok Gede, Jumat, 31 Juli 2015.
PUTRI ADITYOWATI | TIKA PRIMANDARI