Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Gerhana Bulan Semerah Darah? Ini Tanggapan Lapan

Editor

Erwin prima

image-gnews
Bulan tampak berwarna kemerahan saat tertutup bayangan bumi pada gerhana bulan total di langit La Paz, Bolivia, 27 September 2015. Fenomena langka ini dapat disaksikan dari sejumlah negara di dunia. REUTERS/David Mercado
Bulan tampak berwarna kemerahan saat tertutup bayangan bumi pada gerhana bulan total di langit La Paz, Bolivia, 27 September 2015. Fenomena langka ini dapat disaksikan dari sejumlah negara di dunia. REUTERS/David Mercado
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin mengatakan fenomena bulan besar berwarna merah darah terjadi karena adanya momen langka ketika gerhana bulan total yang terjadi berada di jarak terdekat bulan dengan bumi.

"Kombinasi full moon dan red moon inilah yang langka, tapi semua tetap terjadi secara ilmiah," ujarnya saat ditemui dalam acara live streaming peluncuran Satelit LAPAN-A2/LAPAN ORARI di kantor pusat Lapan, Rawamangun, Jakarta Timur, Senin, 28 September 2015. (Lihat video Bulan Merah Pertanda Kiamat)

Thomas menjelaskan bahwa gerhana bulan total menyebabkan refleksi warna pada atmosfer dan membuat bulan terlihat merah seolah berlumur darah. Peristiwa itu terjadi pada pukul 08.07-11.27 WIB serta hanya bisa diamati di Amerika, Eropa, Afrika, dan sebagian wilayah Asia Barat. "Indonesia berada pada zona waktu siang, jadi kita tak bisa melihatnya," katanya.

Baca juga:
Penghasilan Miliaran Rupiah, Ini Investasi Nikita Willy
Astronom: Gerhana Bulan Darah Kali Ini Bisa Dinikmati 2 Jam

Uniknya, selama kurang-lebih satu jam, posisi bulan berada pada titik terdekat atau pada jarak terpendeknya dengan bumi. Hal ini menyebabkan ukuran bulan terlihat jauh lebih besar daripada biasanya, yang biasa disebut sebagai fenomena full moon. Walhasil, gerhana bulan utuh akan terlihat berwarna merah.

Fenomena bulan semerah darah ini terakhir muncul pada 1982 dan baru akan terjadi lagi pada 2033. Sebelumnya, fenomena ini sempat dikaitkan dengan datangnya petaka, seperti bencana alam, peperangan, bahkan kiamat, karena kepercayaan bagi kalangan tertentu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Julie Rowe, misalnya, seorang penulis yang merupakan pengikut Gereja Mormon, mencoba mengaitkan fenomena red-full moon ini dengan sejumlah bencana yang berujung pada kesimpulan subyektif bahwa kiamat akan datang. Dia menulis pernyataan gamblang tersebut di situs miliknya pada 10 September 2015. (Baca: Heboh Blood Moon 28 September, PGI Bicara Misteri Kiamat!)

YOHANES PASKALIS

Video Terkait:

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Kronologi Pencabutan Artikel Arkeologi Situs Gunung Padang, Gerhana Bulan, Gempa Bawean

23 hari lalu

Wisatawan mengunjungi teras bawah situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. Saat ini, wisatawan hanya diperkenankan mengunjungi teras punden berundak paling bawah. TEMPO/Prima Mulia
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Kronologi Pencabutan Artikel Arkeologi Situs Gunung Padang, Gerhana Bulan, Gempa Bawean

Topik tentang kronologi pencabutan artikel arkeologi situs Gunung Padang dari Jurnal Wiley menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.


Gerhana Bulan Penumbra 25 Maret di Indonesia Akan Singkat, Berikutnya 5 April 2042

24 hari lalu

Ilustrasi gerhana bulan penumbra. Kredit: Dok. Langitselatan.
Gerhana Bulan Penumbra 25 Maret di Indonesia Akan Singkat, Berikutnya 5 April 2042

Gerhana bulan penumbra akan terjadi 25 Maret 2024. Fenomena antariksa itu bisa dinikmati di Indonesia kurang dari satu jam.


Gerhana Bulan Penumbra 25 Maret 2024, Ini Bedanya dengan Gerhana Bulan Total

24 hari lalu

Penampakan Gerhana Bulan Penumbra dari Kota Gorontalo, Gorontalo, 23 Maret 2016. Saat gerhana terjadi cahaya bulan penumbra, cahaya bulan hanya akan sedikit meredup. ANTARA/Adiwinata Solihin
Gerhana Bulan Penumbra 25 Maret 2024, Ini Bedanya dengan Gerhana Bulan Total

Fenomena gerhana bulan penumbra akan terjadi pada sebagian langit Indonesia pada 25 Maret 2024. Apa bedanya dengan gerhana bulan total?


Proses Warna Bulan Jadi Merah Saat Terjadi Gerhana, Berikut Penjelasannya

28 hari lalu

Fase awal gerhana bulan sebagian (U1) di Bekasi, Jawa Barat, Minggu, 29 Oktober 2023 dinihari. Fase U1 ini terjadi saat sebagian piringan bulan masuk ke umbra Bumi. ANTARA. FOTO/Paramayuda
Proses Warna Bulan Jadi Merah Saat Terjadi Gerhana, Berikut Penjelasannya

Bulan tampak berwarna merah selama Gerhana Bulan Total terjadi. Hal ini disebabkan karena proses yang disebut hamburan Rayleigh.


Ada Dua Gerhana Saat Ramadan 2024, Pertanda Apa?

28 hari lalu

Ilustrasi gerhana matahari (Pixabay.com)
Ada Dua Gerhana Saat Ramadan 2024, Pertanda Apa?

BRIN mengungkapkan akan terjadi dua jenis gerhana di bulan Ramadan kali ini, pertanda apa?


4 Peristiwa Gerhana yang Akan Terjadi di 2024, Gerhana Matahari dan Gerhana Bulan

32 hari lalu

Penampakan Gerhana Matahari Total yang diamati dari Pantai Airleu, Com, Distrik Lautem, Timor Leste, Kamis 20 April 2023. FOTO : Observatorium Astronomi ITERA Lampung  atau OAIL
4 Peristiwa Gerhana yang Akan Terjadi di 2024, Gerhana Matahari dan Gerhana Bulan

Gerhana matahari selalu menjadi fenomena menarik karena jarang terjadi. Pada 2024, ada 4 gerhana yang akan terjadi.


Fenomena Astronomi 2024, 5 Gerhana Bulan dan Matahari Tidak Melintasi Indonesia

6 Januari 2024

Fase awal gerhana bulan sebagian (U1) di Bekasi, Jawa Barat, Minggu, 29 Oktober 2023 dinihari. Fase U1 ini terjadi saat sebagian piringan bulan masuk ke umbra Bumi. ANTARA. FOTO/Paramayuda
Fenomena Astronomi 2024, 5 Gerhana Bulan dan Matahari Tidak Melintasi Indonesia

Ada lima gerhana bulan dan matahari yang akan terjadi pada tahun 2024.


Sebagian Bumi Kena Gerhana Matahari Cincin Api Besok, Ini yang Perlu Diketahui

14 Oktober 2023

Foto kombo fenomena alam gerhana matahari sebagian yang diabadikan di Banda Aceh, Aceh, Ahad, 21 Juni 2020. Awal kontak gerhana matahari cincin di wilayah Aceh terjadi pukul 13.18 WIB, puncaknya pukul 14.35. WIB serta berakhir pada pukul 14.42. WIB. ANTARA/Irwansyah Putra
Sebagian Bumi Kena Gerhana Matahari Cincin Api Besok, Ini yang Perlu Diketahui

Apa yang perlu diketahui tentang gerhana matahari cincin api hari Minggu besok?


Fenomena Langit Oktober Diwarnai Gerhana Bulan dan Tiga Hujan Meteor

4 Oktober 2023

Gerhana Bulan terlihat di Bangkok, Thailand, 8 November 2022. REUTERS/Athit Perawongmetha
Fenomena Langit Oktober Diwarnai Gerhana Bulan dan Tiga Hujan Meteor

Gerhana bulan akan terjadi pada Ahad dini hari, 29 Oktober 2023.


Siswa SD Ini Rela Tunggu Gerhana Bulan Penumbra hingga Dini Hari

6 Mei 2023

Clavino Alfatih Firda Putra, 9 Tahun. (Tempo/Maria Fransisca Lahur)
Siswa SD Ini Rela Tunggu Gerhana Bulan Penumbra hingga Dini Hari

Clavino Alfatih Firda Putra, 9 tahun, menyatakan ia sangat ingin melihat gerhana bulan penumbra ini.