TEMPO.CO, Jakarta - Senyawa kalanon dari getah pohon bintagor batu (Calophyllum teysmannii), yang merupakan tumbuhan khas Kalimantan, bisa diolah menjadi obat antikanker. Adalah para peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), yang berhasil mensintesis senyawa itu.
Linar Zalinar Udin, peneliti yang bergabung dalam tim riset itu, mengatakan penelitian tentang senyawa kalanon merupakan usaha untuk mencari alternatif pembuatan obat antikanker yang dikenal mahal dan sebagian besar harus diimpor. "Bahannya kita punya di Indonesia, sudah disurvei dan banyak bahan hayati yang berpotensi untuk dikembangkan," kata Linar, yang bekerja di Pusat Penelitian Kimia LIPI, seperti dikutip dari laman situs LIPI.
Baca juga:
Sudirman Said Bantah Ada Perpanjangan Kontrak Freeport
Kasus Salim Kancil, Kepala Desa Akui Beri 'Sogokan' Polisi
Selain Linar, anggota tim riset obat antikanker ini adalah Muhammad Hanafi, Leonardus Broto Sugeng Kardono, dan Andrianopsyah Mas Jaya Putra. "Kami kerjakan risetnya di laboratorium Serpong dan Bandung," kata Linar.
Senyawa kalanon diketahui mampu menghambat pertumbuhan sel kanker usus. Aktivitas penghambatan itu bisa ditingkatkan dengan mengubahnya menjadi senyawa ester kalanon melalui proses reaksi kimia. Senyawa kalanon bekerja menghambat sel kanker pada konsentrasi lebih dari 20 mikrogram. Sementara senyawa ester kalanon punya efek yang sama dengan konsentrasi kurang dari 20 mikrogram. Artinya, senyawa ester kalanon lebih efektif dalam menghambat sel kanker usus.
Selanjutnya...