TEMPO.CO, Amerika Serikat – Kenikmatan alkohol dan manis gula ternyata tak hanya milik penghuni planet Bumi semata. Para peneliti NASA menemukan komet yang melepaskan kedua bahan tersebut di luar angkasa.
“Kami menemukan Komet Lovejoy melepaskan alkohol yang sedikitnya setara dengan 500 botol wine setiap detik. Ini terjadi saat aktivitas puncaknya,” kata Nicolas Biver dari Observatorium Paris, Perancis, seperti dilansir dari situs resmi NASA. Tim yang dipimpinnya menemukan 21 kandungan molekul organik yang berbeda dalam gas komet tersebut, termasuk etanol –yang juga banyak terkandung dalam minuman beralkohol –dan glycolaldehyde, atau gula.
Lovejoy merupakan salah satu komet paling terang, dan paling aktif. Saat melintas dekat Bumi pada akhir Januari lalu, peneliti menemukan komet ini melepaskan air sebanyak 20 ton per detik. Sekarang , kandungan tersebut telah bertambah lagi dengan alkohol dan gula.
Temuan ini sekaligus mengukuhkan ide peneliti tentang peran komet terhadap asal usul kehidupan di bumi. Temuan molekul organik hidup di Komet Lovejoy dan lainnya membuat mereka optimistis. 3,8 milyar tahun lalu, hujan komet dan asteroid pertama melanda Bumi, dan menciptakan samudera. Dari situ, organisme pertama muncul, dan berkembang hingga menjadi seperti saat ini.
Bagi Stefanie William, salah satu peneliti dari Goddard Space Flight Center NASA, kehidupan tak muncul dari molekul sederhana seperti air, karbon monoksida, dan nitrogen. “Unsur kimia kompleks yang dibawa oleh komet tentu memiliki peran penting juga. Karena, hidup sendiri memiliki level kimia yang lebih rumit. Seperti untuk membentuk protein, atau DNA. Tak hanya sekedar dari dua atau tiga atom saja,” kata dia.
Sebelumnya, Kantor Antariksa Eropa juga melaporkan temuan mereka di orbit komet 67P/Churyumov-Gerasimenko. Dalam orbit tersebut, ada 16 unsur organik yang berseliweran di permukaan komet. Beberapa dari unsur ini memegang peran kunci dalam pembentukan asam amino dan gula.
Tak hanya makhluk hidup, sistem tata surya pun diperkirakan berasal dari komet-komet ini. Para ahli astronomi mengatakan, ledakan bintang, atau supernova, menghasilkan bentangan awan gas dan debu yang sangat luas. Dibantu dengan angin dari bintang merah, bentangan awan ini ditekan dan dikonsentraikan sedemikian rupa, hingga akhirnya mengeluarkan pecahan padat dari awan tersebut memisahkan diri. Dengan gravitasi mereka sendiri, membentuk generasi baru dari planet dan bintang-bintang.
Awan-awan ini mengandung partikel debu yang tak terhitung jumlahnya, dan diselimuti awan karbon dioksida, air dan gas lain. Selimut inilah yang kemudian bersinggungan dengan komet-komet, menghantarkan molekul organik yang terkandung di komet ke permukaan planet baru. “Kami hanya perlu melihat apakah matero organik di komet berasal dari awan primordial yang membentuk sistem tata surya. Atau unsur ini muncul belakangan,” kata Dominique Bockelee-Morvan, dari Observatorium Paris.
NASA | URSULA FLORENE