TEMPO.CO, Jakarta - Facebook kembali mengaktifkan fitur Safety Check atau fitur memastikan keselamatan untuk kedua kalinya dalam sepekan terakhir. Pengaktifan kedua ini dilakukan Facebook atas insiden serangan terorisme yang dilakukan kelompok Boko Haram di Yola, Nigeria.
Fitur ini merupakan layanan cepat dan mudah yang dapat dipakai pengguna untuk mengabarkan keluarga atau teman mengenai status keselamatan dan keberadaannya ketika berada dalam sebuah bencana atau situasi krisis. Fasilitas ini juga bisa digunakan Facebook untuk memastikan penggunanya dalam keadaan aman.
Pengaktifan fasilitas Facebook ini diumumkan Mark Zuckerberg, pendiri sekaligus CEO Facebook, melalui halaman Facebook pribadinya. Hingga sebelum pekan ini, fitur Safety Check hanya pernah digunakan dan diaktifkan pada kondisi bencana alam, seperti yang dilansir melalui cnet.com, Kamis, 19 November 2015.
Pada Sabtu, 15 November 2015, Facebook memutuskan memperluas pemanfaaatan fasilitas ini. Penggunaan tidak lagi terbatas pada kejadian bencana alam, tapi juga bisa dimanfaatkan dalam keadaan krisis tertentu, seperti serangan terorisme.
Sebelumnya, pengaktifan fitur ini menuai kritik tajam dari banyak pihak karena dianggap melakukan ketidakadilan dan pemilihan kejadian atas insiden tertentu. Facebook mengaktifkan fitur ini pada kejadian serangan terorisme yang terjadi di Paris, Prancis, tapi tidak pada insiden pengeboman yang terjadi sebelumnya di Beirut, Libanon.
Zuckerberg menyebutkan saat ini The Menlo Park, sebuah perusahaan yang berlokasi di California, masih melakukan pengembangan mengenai kebijakan yang paling tepat untuk mengaktifkan fitur Safety Check tersebut.
CNET | MAYA NAWANGWULAN