TEMPO.CO, Jakarta -Teknologi yang semakin berkembang mempermudah masyarakat untuk mendapat peringatan akan bencana. Namun, peralatan konvensional juga masih dapat dipakai untuk salah satu bentuk peringatan.
“Terutama bagi masyarakat tradisional, cara ini lebih efektif,” kata Ashwin Sasongko Sastrosubroto, peneliti bidang Teknologi dan Informatika (TIK) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di Jakarta pada Selasa, 8 Desember 2015. Ia menjadi salah satu pembicara di workshop Komunikasi Sains, Kesehatan, Lingkungan, dan Resiko, yang diadakan oleh Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI).
Sasongko menjelaskan, Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak bahasa daerah. Bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional, masih belum dipahami oleh seluruh warga. Orang-orang yang tinggal di pedalaman masih banyak yang menggunakan bahasa adat mereka untuk percakapan sehari-hari.
Memberi petunjuk dalam bahasa Indonesia belum tentu dapat dimengerti semuanya. Sementara menerjemahkan peringatan ke dalam bahasa daerah masing-masing tentu akan merepotkan. Karena itu, sistem peringatan melalui bunyi –seperti menggunakan kentongan –dinilai lebih universal dan mudah dipahami semua orang.
“Jadi peringatannya efektif. Begitu dengar bunyi kentongan, orang-orang langsung mengungsi,” kata dia.
Selain sistem tradisional, pemerintah perlu memanfaatkan luasnya persebaran gadget di masyarakat saat ini. Statistik yang ditampilkan Sasongko menunjukkan, jumlah gawai dua kali lipat lebih banyak dari penduduk Indonesia. Belum lagi barang elektronik lain seperti radio dan televisi. Hampir seluruh keluarga memilikinya.
Peringatan akan ancaman bahaya dapat dengan mudah disampaikan lewat banyak media. Seperti penyebaran lewat media sosial, running text di televisi, ataupun siaran radio. Masyarakat dapat lebih awas sehingga meinimalisir angka korban jiwa ataupun kerusakan akibat bencana.
Salah satu yang terdekat adalah banjir akibat musim hujan. Media-media yang ada dapat terus mengabarkan kenaikan ketinggian di pintu-pintu air yang ada, ataupun sungai yang sudah mulai melimpah. Dengan demikian, masyarakat dapat lebih cepat mengungsi dan tak terjebak genangan tinggi.
URSULA FLORENE