TEMPO.CO, Semarang - Sekretaris Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Jawa Tengah, Iskandar Simorangkir mengklaim lembaganya mampu mengendalikan inflasi dengan menggunakan aplikasi teknologi informasi mobil phone berbasis android.
Aplikasi yang diluncurkan pada Jumat 8 Januari 2016 yang diberi nama SiHati itu sebagai sistem aplikasi yang menginformasikan harga produk komoditi di provinsi Jawa Tengah.
Selain itu juga memudahkan tim pengendali mengeluarkan kebijakan secara langsung melalui virtual meeting. “Kami sudah mengunakan aplikasi sejak Desember 2015, sebelum diluncurkan secara resmi pada hari ini,” kata Iskandar Simorangkir, saat acara grand launching SiHati mobile phone berbasis android, Jumat 8 Agustus 2015.
Menurut dia, aplikasi SiHati generasi pertama diluncurkan pada tahun 2013, sedangkan SiHati generasi kedua yang dilengkapi virtual meeting berbasis android mulai digunakan pada akhir tahun lalu. Aplikasi SiHati menjadi acuan bagi tim pengendali inflasi daerah di Jateng. “Sekali ada info kenaikan komoditas yang rawan menganggu langsung gubernur keluarkan kebijakan lewat virtual meeting,” Iskandar menambahkan.
Iskandar menyatakan bukti kerja cepat pengendalian inflasi dengan aplikasi berbasis andorid itu dibuktikan dengan angka inflasi bulan Desember 2015 hanya sebesar 0,99 persen dan lebih rendah dibandingkan akhir tahun 2014.
Optimalisasi pemantauan harga melalui Sistem Informasi Harga dan Produksi Komoditi (SiHaTi) dinilai turut andil dalam meminimalisir harga komoditas pangan strategis. Bank Indonesia perwakilan Jawa Tengah meluncurkan kembali SiHati generasi kedua sebagai penyempurnaan sebagai aplikasi SiHati pertama yang dilunching pada tahun 2013.
“Keunggulanya sebagai learning indicator terhadap lonjakan harga dan indikator makro lain dibawah perkiraan serta fasilitas virtual meeting bagi anggota TPID bisa bereaksi cepat,” kata Iskandar.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menyatakan kebijakan pengendalian inflasi mengunakan aplikasi baru SiHati memudahkan kebijakan yang cepat tanpa harus menunggu pertemuan tim. Ia mengaku aplikasi semacam itu merupakan mimpi dia yang sebelumnya menggagas CCTV pemantau harga komoditas ekonomi di Jateng.
“Dengan kelengkapan virtual meeting itu menjadikan aplikasi arena cerewet yang membuktikan kami kerja,” kata Ganjar Pranowo.
Ia menyatakan pola pengendalian inflasi dengan virtual meeting itu tidak lagi dilakukan dengan rapat fisik. “Di virtual meeting tak ada demokratis lagi, saya tinggal bilang tolong harga beras Banyumas naik bulog seribu, tolong cek pasar ada apa?” kata Ganjar menjelaskan bagaimana ia mengeluarkan intruksi dengan virtual meeting di aplikasi yang baru dilounching itu.
Ia berharap aplikasi SiHati berperan bagi kepala daerah di kabupten kota di Jateng dan benar-benar menjadi informasi yang simetris bagi kebijakan daerah. “Yang diperlukan sekarang melatih inputer profesional ditempatkan dititik-titik pasar strategis di daerah,” katanya.
Keberadaan para penginput itu, menurut Ganjar dinilai sangat penting untuk mengirimkan data yang akurat sesuai di pasaran.
EDI FAISOL