TEMPO.CO, Jakarta - Kematian Wayan Mirna Salihin diduga lantaran keracunan sianida. Zat kimia ini adalah zat beracun yang sangat mematikan dan sudah digunakan sejak ribuan tahun lalu. Zat tersebut bisa membunuh manusia hanya dalam hitungan menit.
Menurut Tjandra Yoga Aditama, mantan Kepala Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan, kandungan ini kerap digunakan dalam sektor industri. "Kimia dan plastik," ujarnya kepada Tempo melalui pesan pendek, Senin, 11 Januari 2016.
Tjandra mengatakan, selain itu, sianida sering ditemukan dalam sektor pertambangan, yakni untuk mengekstraksi emas dan perak. Tentunya akan mengancam keselamatan para penambang jika ada kebocoran gas.
Salah satu bentuknya adalah potassium sianida. Sianida jenis ini dijual di pasaran. Biasanya para nelayan menggunakannya untuk menangkap ikan. Karena itu, penggunaan zat kimia ini memang diawasi. "Termasuk senyawa yang digolongkan limbah berbahaya," kata Tjandra, yang juga guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Wayan Mirna Salihin, 27 tahun, meninggal setelah minum kopi di kafe Olivier, mal Grand Indonesia, Rabu, 6 Januari 2016. Berdasarkan keterangan saksi, setelah minum, Mirna langsung kejang-kejang dan mulutnya mengeluarkan busa. Perempuan itu sempat dibawa ke klinik kemudian ke Rumah Sakit Abdi Waluyo, dan mengembuskan napas terakhir di rumah sakit itu.
Sejauh ini belum diketahui pasti apakah benar Mirna tewas akibat sianida. Polisi masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium yang menguji kopi yang diminum Mirna.
AMRI MAHBUB