TEMPO.CO, Malang - Mahasiswa Universitas Brawijaya mengembangkan prototipe generator mini untuk rumah tangga. Generator yang diproduksi tiga mahasiswa ini menghabiskan biaya Rp 120 ribu. Ketiga mahasiswa itu adalah Muhammad Fatahila dari Jurusan Teknik Mesin, Hasan dari Jurusan Visual dan Desain, serta Rosihan Arby Harahap dari Jurusan Teknik Elektro.
"Sumber energi dari air keran," ujar Fatah, Selasa, 12 Januari 2015. Generator mini yang diberi nama Oase ini menghasilkan tegangan 5 volt dan daya 1 watt. Energi listrik yang dihasilkan bisa digunakan untuk menghidupkan lampu. Terutama lampu jenis LED, yang hemat energi.
"Lampu LED lebih terang dan daya yang dibutuhkan rendah," ujarnya. Sedangkan, jika menggunakan lampu neon atau lampu pijar, dibutuhkan inverter untuk mengubah listrik arus searah atau DC menjadi arus bolak-balik AC. Generator tersebut dirangkai selama dua pekan.
Listrik yang dihasilkan bisa dihubungkan ke storage berupa baterai polymer. Selain berfungsi menyimpan energi, baterai ini berguna menjaga tegangan arus listrik yang keluar tetap stabil.
Fatah tengah mengembangkan sistem pengontrol untuk menyempurnakan generator tersebut. Dia mengklaim generator itu bisa mendukung home made energy. Serta bisa dikombinasikan dengan energi terbarukan, seperti sel surya dan kincir angin, sebagai diversifikasi energi terbarukan di skala rumah tangga.
Baca Juga:
Generator ini juga bisa dikembangkan dalam sistem smart grid, yakni sistem teknologi informasi, telekomunikasi, dan tenaga listrik. Jadi transfer energi listrik tak hanya dari perusahaan listrik, tapi juga bisa digabungkan dengan sumber listrik lain.
Karya para mahasiswa ini menyabet peringkat ketiga National Innovative Product Exhibition Contest (NAPEC) 2015, yang digelar Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang.
EKO WIDIANTO