INFO TEKNO - Benjamin Franklin, salah satu founding fathers Amerika Serikat mengungkapkan satu pernyataan inspiratif. “Either write something worth reading or do something worth writing,” ungkap Ben Franklin. Pernyataan Ben Franklin yang juga ilmuwan ini bisa diartikan bahwa dalam menjalani hidup, manusia hendaknya mampu menulis sesuatu yang layak untuk dibaca atau melakukan sesuatu yang layak untuk ditulis.
Dengan kata lain, manusia bisa dikenal lewat apa yang ditulisnya ataupun apa yang orang lain tulis tentang dirinya. Lewat tulisan dan catatan sejarah, manusia bisa saling mengenal meski dipisahkan jarak, waktu, bahkan era sekalipun. Berbagai pemikiran dan disiplin ilmu dari berbagai era tersimpan dengan rapi dalam tulisan yang bisa kita jadikan acuan dan rujukan sampai saat ini.
Selain menjadi sarana mencatat, menulis juga bisa dipakai saat menggali ide yang mana kemudian bisa dikembangkan menjadi beragam kreativitas. Seperti yang sering dialami, berbagai ide datang dan pergi tanpa tak bisa diprediksi sehingga sering kita sulit menampung ide-ide yang bermunculan. Apalagi dengan terbatasnya daya ingat, potensi terlewatkannya sebuah ide lebih sering terjadi.
Daya ingat manusia ada batasnya. Untuk mengingat dalam jangka pendek (short-term memory) manusia rata-rata mampu mengingat selama 10-20 detik. Bila kita tidak segera mencatatnya, niscaya maka akan terlupakanlah informasi ataupun ide tersebut. Ada satu teknik untuk mengingat dengan rehearsal atau mengulang-ulang dalam pikiran sebuah informasi atau ide supaya short-term memory menjadi long-term memory. Namun, tetap saja, mencatat ide-ide yang muncul di atas kertas menjadi teknik paling manjur.
Kesembronoan dalam mencatatkan ide bisa menjadi duri dalam daging. Kadang, karena terbatasnya sumber daya, kertas usang menjadi tempat menuliskan ide-ide brilian yang muncul. Kualitas tempat mencatat harus dijaga.
Collins percaya pentingnya pengalaman menulis dan hadir memberikan peralatan bagi mereka yang mencintai dunia menulis dan menuangkan ide. Collins Notebook hadir sebagai teman menulis dan kualitas premiumnya jadi bagian gaya hidup.
Sejak abad 19, Collins menjadi pelopor dunia percetakan modern dan formatting paper. Collins dibangun pada 1819 oleh William Collins. Awalnya, Collins adalah perusahaan percetakan di kota kuno Candleriggs, Glasglow, Skotlandia kemudian menjadi desainer jurnal harian milik Ratu Inggris dan keluarga kerajaan.
Fenomena digitalisasi mempermudah penggunanya. Collins pun membawa kegiatan menulis manual ke masa depan lewat kolaborasinya dengan teknologi. Collins membuat pengalaman menulis tradisional menjadi lebih elegan dan modern. Catatan informasi dan ide cemerlang di atas kertas Collins Notebook bisa dipindahkan kesmartphone berbasis Android dalam sekejap dengan SMART TOUCH TECHNOLOGY. Maka semua data di Collins Notebook bisa ditransfer ke ponsel via NFC (Near Field Communication). Cukup scan atau foto tulisan maupun gambar lalu bisa dishare ke teman atau klien tanpa batasan jarak maupun waktu.
Collins menghadirkan tiga jenis premium notebook, yaitu Classic Series, Archipelago Series, dan Minion Series. Dengan pengalaman selama ratusan tahun, Collins membawa keunggulannya untuk memberi pengalaman menulis dalam #CelebrateWriting. Dengan fitur, tampilan, dan kualitasnya yang premium, Collins Notebook mampu membantu kita sebagai profesional untuk melahirkan sebuah karya sehingga kita mampu write something worth reading or do something worth writing. Klik di sini untuk mengenal lebih lanjut rangkaian premium notebook dari Collins. (*)