TEMPO.CO, Jakarta - Tiga mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Brawijaya mengembangkan prototipe teknologi alternatif untuk mengubah air keran menjadi energi listrik guna keperluan rumah tangga.
Muhammad Fatahila, Hasan, dan Rosihan Arby Harahap membuat alat bernama OASE yang bisa mengubah air keran menjadi energi listrik.
"Alat ini bisa menghasilkan tegangan dan daya listrik optimal di angka 5 volt dan 1 watt, sehingga dapat digunakan untuk memasok kebutuhan listrik lampu LED atau diintegrasikan dengan pembangkit lain melalui sistem grid," kata Muhammad Fatahila di Malang, Rabu, 27 Januari 2016.
Perangkat pembangkit listrik mini OASE, menurut dia, juga bisa untuk lampu neon, tapi masih butuh inverter dan prosesnya lebih lama.
Yang bisa dipasok energi listriknya adalah neon jenis LED karena lebih terang dan berdaya rendah.
Dia menjelaskan, perangkat yang dibuat dalam dua pekan itu bisa disambungkan dengan penyimpan berupa baterai polimer atau aki. Selain untuk menyimpan, baterai atau aki berfungsi menjaga tegangan dan arus keluaran tetap stabil.
Pada pengembangan selanjutnya, perangkat itu akan dilengkapi dengan kontroler. Jika sudah disempurnakan, OASE bisa dipadukan dengan produk keran untuk menghasilkan energi rumah tangga.
"Biaya produksi alat ini sangat murah, hanya Rp 120 ribu," ucapnya tentang alat yang masuk tiga besar di National Innovative Product Exhibition Contest (NAPEC) 2015 itu.
ANTARA