TEMPO.CO, Waterloo – Produsen BlackBerry dikabarkan memberhentikan 35 persen tenaga kerjanya pekan lalu. Informasi yang dilansir Mobilesyrup.com dari beberapa sumber menyebutkan penghentian hubungan kerja oleh BlackBerry dilakukan di markasnya di Kota Waterloo, Kanada.
Hampir sekitar seribu pekerja perusahaan telekomunikasi asal Kanada ini kehilangan pekerjaan. Pengurangan pegawai hingga 150 orang ini, seperti dilansir Engadget.com, Senin, 8 Februari 2016, berlaku di Divisi BB10 dan Divisi Perangkat.
Perusahaan tersebut juga memberhentikan sejumlah kecil pekerja dari kantor BlackBerry di Sunrise, Florida, Amerika Serikat. PHK karyawan bukan sesuatu yang mengejutkan bagi industri tersebut. Apalagi pasar BlackBerry sejak beberapa tahun belakangan turun drastis.
Bahkan, pada tahun lalu, perusahaan penyedia perangkat dan sistem ponsel ini mulai beralih menggunakan sistem OS Android untuk produk ponselnya. Penggunaan Android jelas menggeser sistem operasi BB10 yang dimiliki perusahaan.
BlackBerry sedikit membantah tentang informasi pemberhentian kerja pegawainya. BlackBerry mengaku hanya akan merumahkan sekitar 200 pekerjanya di Waterloo dan Sunrise. Bahkan di antara mereka yang dipecat tersebut ada Co-Founder BBM Gary Klassen.
Berikut ini pernyataan yang disampaikan BlackBerry;
Sebagaimana BlackBerry terus melanjutkan rencana bisnisnya, perusahaan memutuskan melakukan efisiensi tenaga kerja di seluruh tenaga kerja global BlackBerry. Keputusan yang diambil perusahaan ini bermakna perusahaan menemukan cara baru untuk memanfaatkan peluang pertumbuhan dan mengarahkan perusahaan ke arah keuntungan yang berkelanjutan di semua bagian dari bisnis Kami.
Akibat dari keputusan tersebut, sejumlah kecil karyawan di Waterloo dan Sunrise terkena dampak. Perusahaan menyatakan berterima kasih atas komitmen dan kontribusi pada pekerja yang terkena pengurangan karyawan. “Kami tahu mereka telah bekerja keras atas nama perusahaan kami,” ujar juru bicara BlackBerry.
ENGADGET | MAYA NAWANGWULAN