TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah daerah di 12 provinsi di Indonesia akan dilewati gerhana matahari total pada 9 Maret 2016. Penduduk di daerah Palembang, Bangka, Belitung, Sampit, Palangkaraya, Balikpapan, Palu, Poso, Luwuk, Ternate, dan Halmahera bisa melihat gerhana matahari total.
Walau gerhana total itu hanya akan berlangsung 1,5 sampai 3 menit, peristiwa ini penting karena kejadian alam serupa diperkirakan baru akan terjadi lagi pada 2023. Lalu apakah mungkin gerhana matahari total melewati daerah yang sama?
Peneliti Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Rhorom Priyatikanto mengatakan kemungkinan matahari total melewati daerah yang sama itu ada. “Tapi jenis dan karakter gerhana matahari totalnya berbeda,” kata Rhorom saat diskusi di Tempo pekan lalu.
Setiap gerhana, kata dia, memiliki tipe dan pola tertentu, yang berbeda dengan tipe gerhana di waktu lainnya. Cara bulan menutupi matahari itu ada polanya, misalnya lamanya bulan menutupi matahari dan bentuk lintasan. Dalam ilmu astronomi dikenal Siklus Saros, yakni periode 18 tahun 11 bulan 8 jam. Siklus ini untuk memprediksi terjadinya gerhana matahari dan gerhana bulan.
Siklus ini menggambarkan satu siklus setelah gerhana, matahari, bumi, dan bulan kembali ke bidang geometri yang relatif sama. Bagaimana bulan menutupi matahari seperti bentuk lintasannya, durasinya, ukuran bulan menutupi matahari, dan geometri yang sama.
Menurut Rhorom, sejak dulu sudah ada yang mencatat adanya pola perulangan gerhana matahari itu terjadi pada satu Siklus Saros. Tapi pola itu dibagi rata. Misalnya, pada Maret 2016 sejumlah daerah Indonesia akan dilewati gerhana matahari total dengan pola atau tipe tertentu. Berikutnya, 18 tahun 11 bulan 8 jam tahun lagi, sepertiga belahan bumi juga akan mengalami gerhana dengan tipe yang mirip.
Lalu 18 tahun 11 bulan 8 jam lagi sepertiga bumi lainnya juga akan mengalami hal yang sama. Sekitar 55 tahun kemudian setelah 2016, gerhana yang tipenya sama akan melewati Indonesia tapi lintasannya bergeser. “Saya tidak hafal berapa jauh gesernya,” kata dia. Bisa jadi tipe gerhana matahari totalnya sama, tapi daerah yang dilintasi berbeda. Ada pula daerah yang dilintasi sama, tapi tipe gerhananya berbeda.
Saat gerhana total pada 1983, yang sangat terkenal itu, melewati Pulau Jawa. Hanya penduduk di Pulau Jawa yang bisa menyaksikannya. Gerhana matahari total pada 9 Maret nanti, tipenya berbeda dengan yang terjadi pada 1983. Gerhana matahari total dengan tipe tertentu yang melintasi wilayah Indonesia pernah terjadi juga pada 1988 dan 1995.
Gerhana total terjadi saat piringan matahari ditutup oleh piringan bulan. Kala itu, piringan bulan lebih besar atau sama besar dari piringan matahari. Ukuran piringan bulan dan matahari berubah-ubah, tergantung jarak bumi-matahari dan bumi-bulan. Sehingga pada 9 Maret nanti, sebagian daerah, seperti Padang, Jakarta, Bandung, Surabaya, dan beberapa daerah lainnya akan dilewati gerhana matahari sebagian.
Dosen Astronomi Institut Teknologi Bandung Premana W. Premadi mengatakan gerhana matahari total bisa saja melintasi satu daerah tapi tidak pada lokasi yang sama persis. “Jadi akan selalu bergeser lokasinya yang dilewati gerhana matahari,” kata dia.
Sebab, bumi berotasi dan bulan mengelilingi bumi dengan kecepatan yang berbeda. Bumi yang mengelilingi matahari yang memiliki kecepatan sendiri. “Sehingga sulit untuk terjadinya gerhana matahari total pada lokasi yang sama persis,” kata dia.
AHMAD NURHASIM