TEMPO.CO, Jakarta - Norton oleh Symantec melakukan survei kejahatan online di Indonesia. Director Asia Consumer Business Norton oleh Symantec Chee Choon Hong mengatakan dalam data riset yang dihasilkan perusahaannya sebanyak 25,45 juta warga Indonesia pernah menjadi korban kejahatan online dalam beberapa tahun terakhir.
“Sebanyak 55 persen penduduk takut data kartu kredit mereka dicuri setelah berbelanja online,” kata Chee di Penang Bistro, Jakarta, Selasa 8 Maret 2016. Dari hasil survei Norton Cybersecurity Insight Report selama satu tahun, ditemukan bahwa sebagian besar penduduk Indonesia merasa yakin dirinya akan mengalami kejahatan online.
Survei dilakukan kepada 1074 pengguna perangkat mobile di Indonesia berusia diatas 18 tahun yang memiliki ciri setidaknya memegang satu unit perangkat mobile. Survei Norton menunjukkan bahwa 8 dari 10 orang Indonesia meyakini bahwa informasi kartu kredit mereka lebih mungkin untuk dicuri saat belanja online dibadingkan dengan dicuri dari dompet mereka.
Menurutnya, data ini menunjukkan bahwa mayoritas penduduk Indonesia tidak merasa aman beraktifitas keuangan melalui sistem online atau melalui dunia maya. Riset juga menunjukkan bahwa kejahatan online berpengaruh besar pada kepercayaan pengguna kepada dunia maya.
Data survei menunjukkan 42 persen pengguna internet pernah mengalami sendiri kejahatan online dalam satu tahun terakhir. Bahkan dalam temuan survei didapati 59 persen atau setara 6 dari 10 orang Indonesia percaya bahwa penggunaan akses internet Wifi publik lebih beresiko dibandingkan menggunakan toilet umum.
Norton melakukan survei ini selama satu tahun terhitung sejak Februari 2015 hingga Januari 2016.
MAYA NAWANGWULAN