TEMPO.CO, Malang - Bertepatan dengan Earth Hour pada Sabtu, 19 Maret 2016, komunitas Earth Hour Malang akan menggunakan listrik tenaga pedal power karya mahasiswa jurusan Teknik Elektro Universitas Brawijaya Malang. Listrik bersumber dari generator yang digerakkan dengan pedal yang dikayuh dari sepeda statis.
Listrik yang dihasilkan akan digunakan menghidupkan lampu LED berbentuk 60+. Pedal power digunakan untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat bahwa untuk menghidupkan listrik mereka membutuhkan daya besar. "Kita harus bersusah payah seperti menggowes pedal sepeda statis untuk memperoleh listrik," kata Koordinator Earth Hour Malang, Onil Laseta Islamic, Jumat 18 Maret 2016.
Kegiatan mereka dipusatkan di Balai Kota Malang. Mereka akan melakukan pemadaman listrik mulai pukul 20.30-21.30 waktu setempat. Seluruh lampu di Balai Kota, alun-alun tugu, dan sekitar lokasi akan dipadamkan. Termasuk sejumlah lembaga dan gedung perkantoran.
Selama pemadaman listrik akan digelar atraksi tarian api, tari saman, musik dan diskusi. Tujuannya untuk memberikan hiburan kepada masyarakat Malang serta memberikan pendidikan kesadaran terhadap lingkungan hidup dan dampak perubahan iklim. Sejumlah komunitas juga terlibat dalam kampanye ramah lingkungan dan mempromosikan teknologi ramah lingkungan.
Kampanye ini merupakan gerakan individu, komunitas, korporasi, dan pemerintah. Gerakan yang dimotori World Wildlife Fund (WWF) untuk mengurangi laju pemanasan global dilaksanakan lebih dari 2 ribu kota di 157 negara. Earth Hour bertema ‘Shine A Light on Climate Action’.
Baca Juga:
EKO WIDIANTO