TEMPO.CO, SAN DIEGO – Salah satu sisa macan tutul amur di bumi berusia 20 tahun, disuntik mati di Kebun Binatang Oregon, Amerika Serikat. Suntik mati terpaksa diberikan karena Kiara –nama macan tutul amur itu- menderita penyakit ginjal dan umurnya sudah sangat tua.
"Mengingat kurang dari 300 ekor yang tersisa di dunia, setiap kematian terasa sangat pedih," kata Amy Cutting, kurator kebun binatang, pada reuters, Rabu, 30 Maret 2016.
Sebelum kematiannya, Selasa lalu, Kia mungkin adalah macan tutul amur tertua di planet ini. Selama hidupnya, ia melahirkan sembilan anak. “Sembilan anaknya setara 3 persen dari populasi dunia macan tutul Amur,” kata Cutting.
Populasi kucing raksasa, yang hanya ditemukan di Cina utara dan timur jauh Rusia, telah hancur oleh perburuan, perkawinan sedarah dan kebakaran. Padahal jumlahnya kurang dari 70 hewan diyakini hidup di alam liar.
Kini anak-anak Kiara jadi bagian dari upaya untuk pengembang biakan dan melestarikan generasi baru macam tutul amur.
Menurut World Wide Fund for Nature, saat ini, macan tutul amur mendiami sekitar 5.000 Kilometer persegi. Yang terakhir tersisa hidup liar, diperkirakan 57 ekor, ditemukan di daerah kecil di Propinsi Rusia Primorsky Krai, antara Vladivostok dan perbatasan Cina.
Di dekat China, diperkirakan ada 7-12 ekor yang tersebar. Di Korea Selatan, catatan terakhir dari macan tutul Amur pada 1969, ketika seekor macan tutul ditangkap di lereng Odo Gunung, di Provinsi Gyeongsang Selatan.
TRI ARTINING PUTRI | REUTERS